Shana yang masih syok mencerna keadaan, belum bisa mengendalikan diri. Tubuhnya seolah membeku belum bisa beranjak dari kasur. Mata yang semula mengiringi kepergian Nawwa kini penuh dengan tatapan kosong.
Bahkan keributan heboh di luar tidak bisa didengar oleh telinganya. Tubuhnya seolah membeku. Panik dan takut menguasai.
"SHANAAAA." Teriakan keras dari luar baru menyadarkan Shana. Namun tubuhnya masih belum ingin beranjak. Ketakutan menghantui dirinya.
"DISHANA." Panggilan namanya kembali terdengar, diiringi bising pembicaraan dari luar.
Dengan langkah gontai, berusaha mengendalikan diri Shana keluar dari kamar. Ketika pintu terbuka, dirinya berjalan ke ruang keluarga tempat semua orang berkumpul. Saat itu juga padangan semua orang menatap kearahnya penuh intimidasi. Hal tersebut tentu membuat Shana semakin sulit mengontrol dirinya yang mendadak gemetar. Namun bagaimanapun juga dirinya harus terlihat tegar dan biasa saja.
"Itu Kakak Shananya." Tunjuk Nawwa dengan semangat. Sangat kontras dengan raut orang dewasa yang berada di sana.
Shana hanya menyengir kaku dihadapan orang-orang.
"Bunda, kakak Shana punya binatang menggemaskan di kamarnya, iya kan, kak?" Nawwa menatap Shana penuh semangat. Mengharapkan konfirmasi dari perempuan dewasa di depannya.
Shana masih membungkam mulut, belum sanggup untuk mengeluarkan suara.
"Binatang?" Tante Ika yang pertama menyerukan rasa penasarannya. Sejak kapan di rumah ini diperbolehkan memelihara binatang.
"Binatang apa yang dimaksud Nawwa, Shana?" Tante Lia Bunda dari Nawwa pun ikut berkomentar.
"Binatang apa, Nawwa?" Shana ikutan bertanya seolah tidak mengerti. Menatap kearah Nawwa terlihat seperti manusia polos.
"Gimana sih, kamu!! Kok malah balik bertanya!" Tante Lia yang memang sejak awal kurang menyukai Shana semakin dibuat kesal mendengar ucapan Shana.
"Aku nggak ngerti Tante binatang apa yang di maksud Nawwa." Shana mengelak, semakin memainkan perannya dengan baik.
"Binatang apa, nak? Yang dimaksud Awwa kayak mana?" Tante Lia berbicara lembut kepada anaknya, berusaha meminta penjelasan akan maksud ucapan aank kecil tersebut.
"Binatang Bunda. Menggemaskan." Anak kecil tersebut terlihat kebingungan.
"Bentuknya kayak mana Awwa?" Kavin salah satu sepupu Shana yang lain ikut menanyakan, gemas dengan situasi ini.
"Kayak binatang kakak Avin!!" Awwa terlihat ngotot.
"Mungkin Nawwa abis liat Poto binatang di hp aku Tante." Shana berucap tiba-tiba. Masih berusaha menyembunyikan fakta sebenarnya.
"Nawwa liat Poto di handphone kakak Shana?" Tante Lia kembali bertanah kepada anaknya.
Namun Nawwa menggeleng keras merasa hal tersebut tidak benar. Pandangannya menatap Shana tidak terima dan kecewa akan respon Shana yang tidak tahu.
"Binatangnya hidup! Menggemaskan. Nawwa mau binatang kayak gitu!" Kini anak kecil tersebut semakin memberontak akibat keinginannya yang tidak dimengerti. Membuat semua orang frustasi dan Shana menjadi sasaran.
"Bentuknya kayak mana? Besar atau kecil?" Sang Bunda berusaha mengontrol anaknya. Masih berusaha memecahkan teka-teki binatang apa yang dimaksud.
"Besar? Tidak besar." Nawwa terlihat kebingungan.
"Kecil dong!" Teriak Sakwa Kakak Nawwa yang ikut frustasi akan maksud sang adik.
"Kecil? Nggak kecil!" Marah Nawwa kepada sang kakak. Suaranya meninggi menatap tidak terima kepada Sakwa karena ucapan kakaknya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dishana
Teen FictionIni tentang Dishana, perempuan yang memiliki nama ambigu sehingga sering menimbulkan kesalahpahaman. Ini juga tentang di sana, dimana yang terlihat tertawa belum tentu bahagia, menangis belum tentu menderita. Dishana, di sana? Terdengar sama, namun...