Mungkin Bagian ini agak menguras emosi dan tenaga untuk bacanya, soalnya narasinya panjang heheh
•••
flashback
Shana terbangun dengan pening yang menderanya. Mengedarkan pandangan merasa asing dengan ruangan.
"Shana udah bangun." Suara remaja laki-laki yang pertama masuk ke Indra pendengarannya. Membuat Shana mengalihkan pengalihan kearah samping dari posisi tidurnya.
"Kak Asha." Sapanya lemah ketika melihat sosok lelaki di sampingnya itu.
Asha menghembuskan nafas lega ketika melihat Shana terbangun. Apalagi ucapan yang keluar dari mulut Shana menjelaskan bahwa adiknya itu baik-baik saja untuk masalah ingatannya.
"Aku kenapa, kak?" Raut bingung Shana membuat Asha terdiam.
Apakah Shana tidak mengingat kejadian tersebut. Jika mendengar penjelasan dari Papanya tadi posisi Shana terlindungi oleh sang nenek sehingga benturan keras tidak mengenai area kepala Shana jadi potensi masalah besar untuk masalah otak aman. Yang Asha herankan mengapa Shana tidak mengingat akan kejadian tersebut. Bagaimana ia menjelaskan.
"Onyy. Onyyy!!" Teriak Shana mengejutkan Asha. "Kak Asha Ony dimana?" Panik Shana.
Sepertinya perempuan tersebut mengingat kejadian yang telah terjadi.
Asha kembali menghembuskan nafas lega. Berarti adiknya aman sepenuhnya. Hanya bagian tangannya yang menjadi masalah saat ini.
"Onyy aman." Asha berusaha menenangkan.
Padahal saat ini saja Asha tidak tahu keberadaan binatang itu. Semua orang terfokus kepada keselamatan dua manusia. Ntah siapa yang mengamankan Ony, ntah binatang tersebut masih hidup atau sudah mati. Asha tidak tahu.
"Nenekkkk." Teriak Shana kembali setelah terdiam cukup lama. Kepingan-kepingan kejadian mulai tersusun diingatannya. Kini Shana ingat sepenuhnya kejadian tersebut. Kesalahannya dan keegoisannya membuat masalah ini muncul.
"Kak Asha dimana nenek? Nenek kondisinya gimana, kak??" Tuntut Shana meminta jawaban. Asha masih terdiam. Tidak langsung menjawab atau menjelaskan keadaan sebenarnya.
"Nenek lagi istirahat. Kamu juga istirahat." Titah Asha akhirnya. Menuntun Shana kembali berbaring untuk mengistirahatkan tubuhnya.
"Nenekkkk." Lirih Shana.
Kini ia terdiam sepenuhnya. Memikirkan runtutan kejadian akibat ulahnya. Tubuhnya gemetar, rasa panik ketika mengingat kejadian tersebut membuat tubuhnya tidak terkontrol kondisinya.
"ARGHHHH!!" Teriak Shana mendadak. Shana meringis kesakitan, tangan sebelahnya yang bebas dari jarum infus bergerak ingin memegang kepalanya. Namun tertahan oleh sesuatu berat yang membungkus tangannya tersebut. Shana baru tersadar tangannya bermasalah. Melihat Hal tersebut tentu membuat Asha yang bertugas menjaganya terkejut.
"Kamu kenapa? Apa yang sakit? Kakak panggilin dokter." Panik Asha.
Dengan tergesa Asha memencet tombol pemanggil dokter di dekat tempat tidur.
•••
Semua menatap Shana yang masih terdiam sejak berlalunya dokter yang memeriksanya. Diruangan kini terdapat Mama, Papa, dan Asha kakaknya. Keluarga itu lengkap. Namun tidak ada yang mengeluarkan suara sepatah pun, seolah semuanya sedang larut dengan pikirannya masing-masing.
"Aku mau ketemu nenek." Ucapan tiba-tiba diantara hening tersebut membuat fokus semua kepada Shana yang sedang berbaring. Semua menegang mendengar ucapan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dishana
Novela JuvenilIni tentang Dishana, perempuan yang memiliki nama ambigu sehingga sering menimbulkan kesalahpahaman. Ini juga tentang di sana, dimana yang terlihat tertawa belum tentu bahagia, menangis belum tentu menderita. Dishana, di sana? Terdengar sama, namun...