bagian tiga belas

1.3K 227 270
                                    


Suasana di lapangan Universitas Nusantara atau biasa dikenal oleh kebanyakan orang dengan Unnus itu terlihat ramai dengan orang-orang menggunakan baju putih dan bawahan hitam. Tidak hanya lelaki saja yang menggunakan dasi hitam namun untuk perempuan pun mengikuti. Peraturan yang tertera bagi mahasiswa baru untuk melengkapi atribut yang telah diperintahkan oleh panitia.

Begitu pula dengan Dishana yang sibuk dengan barang bawaan di tangannya. Setelah kesulitan mengeluarkan uang dari saku roknya untuk membayar Abang ojol yang sudah menunggu didepannya, ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan kedua temannya.

"Shana.." Suara cempreng itu membuat Dishana segera menoleh kearah gerbang utama kampus.

Didekat gapura yang menunjukkan bacaan berisi nama Universitas itu terlihat Jessa dan Bina yang melambai-lambaikan tangan memberi isyarat untuk menunjukkan keberadaan mereka. Tunggu! Dishana juga melihat dua orang lelaki disamping Bina. Shana mengamati kedua lelaki itu sambil jalan menuju mereka. Postur lelaki itu tinggi dengan kulit putih bersih membuat Shana iri dengan kemulusan wajah itu. Dan satunya pun tidak jauh berbeda hanya saja lebih terlihat sedikit gelap dibandingkan yang sebelumnya putih bersinar seperti lelaki Korea, ditambah lagi lelaki lainnya itu menggunakan kacamata.

"Ehh! elo Ben, Jo." Sapa Shana setelah sampai, ia baru bisa melihat dengan jelas wajah kedua lelaki itu.

Ia mengenali kedua lelaki itu, satu sekolah dengannya. Mereka juga memang cukup akrab untuk dikatakan teman, lebih tepatnya dua lelaki itu akrab dengan kedua temannya, dimana otomatis dirinya sebagai teman Bina dan Jessa ikut dikatakan dekat bukan?

Shana sebelumnya tidak mengetahui bahwa dua lelaki itu mengambil pilihan kampus yang sama dengan mereka. Dipikir-pikir memang tidak mengherankan, mengingat kemampuan dua lelaki itu yang sering menemani Bina dalam ajang debat bahkan tahun lalu mereka sampai tembus nasional tentu yang membuat heran adalah dirinya yang berada di sana. Terbukti dengan sapaan awal yang diberikan oleh Jojo.

"Iya nih. Gue kaget tadi waktu diajak Bina sama Jessa nunggu Lo dulu sebelum kumpul di dalem." Joan atau biasa mereka panggil dengan sebutan Jojo itu berkata dengan penuh keheranan, terlihat sekali wajah ketidakpercayaannya.

Shana menanggapi dengan senyuman kaku. Sudah diduganya orang-orang akan terkejut. Jangankan orang lain dirinya pun sama. "Hehehe. Iya lagi hoki gue."

"Hoki banget sih ini. Gue inget-inget Lo aja nggak ada pegangan piagam nasional, kan?" Ucapan Ben sedikit mengejutkan Shana.

Meskipun Ia sudah mempersiapkan diri dengan respon keterkejutan orang-orang namun dirinya tidak pernah menyangka akan dibahas segamblang ini. Oleh Ben yang notabenenya lumayan dekat dengan mereka lagi.

"Ia, piagam aja adanya menang lomba makan kerupuk waktu acara tujuh belasan." Kekeh Shana menanggapi berusaha menutupi perasaannya dengan candaan. 

"Nah itu! Itu yang gue heranin. Lo tau sendiri susahnya masuk ni kampus." Jojo masih terlihat tidak percaya dengan fakta bahwa Shana bisa tembus di kampus yang diidam-idamkan anak sekolahnya dahulu.

"EHH! Tapi gue ada sertifikat tau!!" Ucap Shana berusaha meyakinkan Ben.

"Emang lo pernah menang lomba?" Wajah Ben kentara sekali heran dan tidak yakin.

"Sertifikat Vaksin, ada 2 lagi" Cengir Shana lebar, yang di balas dengusan tak berminat Ben.

"Jalur langit gue kuat mungkin, makanya tembus." Canda Shana kembali melanjutkan. Wajahnya terlihat kelewat santai dengan ekspresi yang ditujukan Ben.

DishanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang