LUCAS-6✔️

16.4K 2.1K 130
                                    

Vote & Comment

Sebelumnya aku ucapin selamat hari raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin.

(MABOK)


Happy Reading
......

"LEPAS BORGOL-NYA!"

Lucas histeris sejak tadi, tangannya diborgol sama papa nya. Gara-gara kejadian tampolan beberapa menit lalu.

"Diam Lucas, atau mulut mu ingin papa sumpal dengan ini hm?" Leon terlihat mengeluarkan slayer penuh dengan bercak darah yang sudah mengering dari saku seragam jenderalnya.

Lucas mengeryit jijik melihat kain itu. "Ishh papa jorok banget, masa kain penuh darah disimpen," ujar Lucas sambil bergidik ngeri.

"Diamlah atau papa benar-benar akan menyumpal mulut mu dengan ini," ucap dingin Leon membalas perkataan Lucas.

Lucas kembali terdiam dan keadaan kembali hening, Leon kembali menyibukkan diri dengan tablet ditangan nya.

Lucas menatap dalam pada Leon. Leon yang ditatap, balik menatap ke arah mata bulat Lucas.

"Ada apa?" Leon bertanya pada anaknya yang telihat menatap penasaran padanya.

"Tuan jend- ehm maap, papa mau bawa saya ke mana saya harus ke asrama. Setau saya ini bukan jalan menuju Raghnall High School." Lucas mengungkapkan seluruh keluh kesahnya sejak tadi.

Leon tanpa ragu menjawab. "Kita akan pergi ke istana Kerajaan Duvessa, kamu juga tidak akan sekolah disana kamu akan home schooling papa akan memanggil guru terbaik untuk mengajarimu dan berhenti menyebut dirimu dengan saya sebut dengan nama," ujaran Leon sukses membuat Lucas membulatkan mata terkejut.

Lucas terlihat sangat tidak terima, enak saja orang dihadapannya ini tiba-tiba mengatur hidupnya, dia pikir dia siapa! Dia hanya orang asing yang tiba-tiba muncul dan langsung mengangkat nya sebagai seorang anak tanpa mempertimbakan pendapat nya. Pokoknya dia tidak akan setuju tapi baru saja ingin melayangkan protes-

"Ingin merasakan rasa cinta Charlie, hm? Jika membantah terus." Oke dia gak jadi melayangkan protes, papanya ini tiba-tiba mengeluarkan sebuah cambuk panjang entah dari mana datangnya yang dia beri nama Charlie itu.

"Haha P-papa gak usah main-main deh." Tawa takut itu terdengar dari mulut Lucas, jantungnya berasa mau copot. Matilah, dia gak akan bisa selamat jika begini.

"Papa tidak bercanda, nak." Senyum psyco terbit di bibir Leon, tambah saja Lucas rasanya seperti mau terkencing di celana.

"P-papa mata Lucas kelilipan." Mata bulat terlihat mengerjab-ngerjab dengan air mata yang keluar begitu saja dari area mata yang Lucas bilang kelilipan tadi. Di tidak bisa menggerakkan tangannya, ingat tangannya masih diborgol.

Leon dengan sigap mendekat ke arah Lucas, dia melihat jika mata anak itu memang memerah. "Sini nak biar papa lihat," ccap Leon dengan perhatian penuh.

Lucas sempat tertegun sesaat, hatinya merasa tersentuh karena belum pernah merasakan perhatian dari seorang lelaki dewasa yang biasa disebut para anak nya dengan sebutan ayah. Tapi itu hanya sebatas tersentuh bukan rasa hangat ataupun sebuah ikatan batin yang sering dirasakan oleh anak-anak kebanyakan.

Lucas mengadu kembali dengan suara yang dibuat lebih panik. "Papa cepat! Mata Lucas entar buta kalau kelamaan!" ujar Lucas dengan nada suara terdengar tinggi.

"Iya-iya makannya sini mendekat, wajah mu juga hadapkan ke papa sini!" Leon balik meninggikan suaranya karena panik, dia mencoba melakukan trik yang sering digunakan para orang tua pada umumnya jika mata anaknya kelilipan yaitu dengan meniup ke matanya langsung.

LUCAS (End) - (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang