Vote & Comment
(JAHAT)
Happy Reading All
••••••
"Gak mau ikut papa!" Lucas memeluk tiang istana dengan sangat erat. Dia dipaksa ikut untuk menyaksikan prosesi hukuman mati para sahabatnya.
Lucas menolak bukan karena apa, tapi dia merasa tidak akan kuat menyaksikan akhir hidup tragis para sahabat yang selalu menemani nya selama berapa tahun terakhir ini.
"Kamu harus ikut! Ini adalah bentuk hukuman untukmu," ucap Papa Leon dengan nafas memburu.
"Aaaa gak mau ikut! Abang tolongin Lulu hiks..." Kini gantian Lucas memeluk kaki abangnya David, hanya David yang tidak akan pergi karena dia tepat hari ini akan segera pergi ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis.
"Ayo Lucas!" bentak Felix sembari menarik-narik tubuh Lucas yang sudah seperti anak Gorila memeluk kaki induknya.
"Gak mau Abang bangs*t! Jangan paksa gue!" Lucas yang sudah terlalu kesal pun kelepasan mengeluarkan bahasa rimba nya.
"Lepas Lucas, kau berbicara kasar lagi? Kau harus ikut mereka," ucap David dengan nada dingin dia paling tidak suka dengan orang-orang yang suka berbicara kasar. Apalagi jika yang berbicara kasar adalah adiknya sendiri.
"Enggak mau! Mau ikut Abang aja!" Lucas tetap tidak ingin melepaskan Kungkungan nya pada kaki David.
"Aaa lepasin! Lepasin!" Lucas memberontak keras ketika Leon berhasil menggendong Lucas ke dekapannya. "Mama.. bunda tolong Lucas." Lucas meminta pertolongan pada dua wanita yang juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolak keinginan suami mereka masing-masing.
"Suami ku sebaiknya jangan membawa Lucas yah, perasaan ku tidak enak." Mama Emma benar-benar merasakan perasaan tidak enak sejak kemarin, dia merasa bahwa dirinya sebentar lagi akan kehilangan sesuatu yang benar-benar berharga. Begitu pun dengan sang Ratu Duvessa merasakan sebuah firasat buruk, dia merasa kejadian buruk akan segera menimpa keluarga kecilnya.
"Tenang saja, aku akan menjaga anak nakal ini dengan baik," jawab Leon dengan tenang, dia dan anak-anaknya kecuali David segera pergi ke lokasi pusat kota, tepatnya berada di alun-alun kerajaan.
Leon dan Jonathan beserta para istri mereka pergi menggunakan mobil khusus, dimana di dalam mobil itu penumpang nya tidak akan merasa bahwa mereka sedang menaiki mobil. Jadi, di dalamnya sudah didesain khusus dengan anti guncangan.
Harga dari mobil ini tentunya bukan kaleng-kaleng. Gak usah disebutkan karena takut entar kalian sakit perut.
Kalian tentunya masih ingat jika bocah Badung satu ini mabok darat.
Bisa keder dia entar kalau sampai naik ke mobil yang guncangannya terasa banget.
Lucas masih berada dikungkungan Leon dia masih menangis dengan sesegukan, matanya sudah bengkak gak karuan. Tubuh kecilnya terus bergetar, perasaannya kini campur aduk.
"Hiks.. papa Lucas gak mau pergi," ucap Lucas dengan suara lirihnya, dia benar-benar takut sebentar lagi dia akan menyaksikan para sahabat nya mati ditangan orang-orang yang mengangkat dirinya sebagai anak sekarang.
Lucas pasti nanti secara tidak sadar menyalahkan dirinya sendiri mengenai kematian para sahabatnya.
"Sutsss diamlah sebentar lagi kita sampai," ucap Jonathan mencoba menenangkan sang anak yang masih berada dipangkuan adik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS (End) - (OPEN PO)
Fanfiction[Brothership×Family×Fantasi] Hidupnya menjadi tak karuan setelah memilih untuk menerima sebuah beasiswa disebuah sekolah ternama. Tiba-tiba diangkat menjadi seorang anak jenderal, kemudian diperebutkan lagi oleh 2 keluarga berpengaruh hingga dia ha...