Vote & Comment
(HIDUP)
Happy Reading all
•••••••
Terlihat algojo membawa 3 orang tersangka utama yaitu Ferdy, Thomas, dan terakhir terlihat Darren dengan tampang terbilang sangat mengenaskan dibanding dua orang lainnya yaitu Ferdy dan Thomas.
Jalannya nampak tertatih terlihat kakinya yang diperban dengan darah mengering bekas luka tembak dengan aksi penembakan atas perintah Leon saat Lucas yang tidak mau menuruti perintah Leon.
Lucas segera berlari ke pagar pembatas, diam-diam air mata yang sempat berhenti kembali turun dengan derasnya. Hatinya terasa sangat nyeri melihat keadaan para sahabatnya.
Terbesit pikiran nekat diotaknya untuk menghentikan hukuman mati para sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai keluarganya.
"Astaga Lucas!" Semua orang terdekat Lucas langsung berteriak kaget karena melihat Lucas yang nekat meloncati pagar pembatas.
Lantai yang mereka pijaki kini sangat tinggi dari dasar lapangan eksekusi. Tinggi lantai yang dipijakinya itu sekitar 15 meter.
Dia melompat dengan gerakan parkour yang terlihat telah ahli.
Lucas mendarat dengan mulus, segera dia berlari ke arah tiga sahabat nya yang telah babak belur hampir tidak dikenali. Tangannya ditahan oleh para prajurit bersenjata lengkap, tapi Lucas yang terlampau kalap berhasil menghabisi para prajurit yang menghalangi jalannya dia meninju dan menendang mereka dengan karate yang telah dia pelajari sejak sekolah dasar.
"Darren! Thomas! Ferdy! kenapa Lo semua harus berakhir gini sih!" Lucas membentak para sahabatnya dengan air mata bederai turun tak karuan. Dia terlihat histeris, ketiga sahabatnya pun masih nampak terkejut melihat sahabat mereka yang paling kecil ada di tempat yang seharusnya dia tidak datangi.
Orang-orang yang menghadiri eksekusi itu pun terdiam, perhatian mereka kini terpusat pada bocah lelaki yang kini nampak terlihat sangat kacau dengan air mata dan ingus yang meleber kemana-mana percis sekali seperti bocah 5 tahun yang menangis histeris minta mainan 10 rebuan ke emaknya bedanya disini Lucas menangis karena memang benar-benar sedih bukan karena minta dibeliin mainan.
"Ehh bayik g-ue gak b-boleh nangis gitu dong, a-ayo senyum." Thomas terlihat agak sulit berujar karena bibirnya yang pecah terlihat itu adalah bekas tabokan atau tinjuan.
"Kenapa?! Kenapa!? KENAPA SEMUANYA HARUS GINI!" Lucas berteriak sembari memeluk ketiga sahabatnya sekaligus dia terus menangis hebat, hatinya seperti tertikam tombak beracun melihat akhir teragis para sahabatnya.
"Lo gak boleh nangis Lucas, Lo harus terus ngejalanin hidup Lo dengan baik, oke?" Ferdy berucap dengan air mata menggenang dipelupuk matanya, dia paling tidak bisa melihat Lucas yang paling dia sayangi terlihat sangat kacau.
"J-jangan seperti kami. H-iduplah dengan baik tanpa k-ami." Daren menutup percakapan terakhir kalinya sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya ditiang gantung.
Tangannya mengusap-usap pelas punggung Lucas yang bergetar.
"Selamat tinggal Lucas, hiduplah dengan baik yah. Kami pamit dulu.. untuk selamanya." Kata-kata terakhir Thomas, Daren, dan Ferdy terdengar sangat lirih namun masih bisa terdengar dipendengaran Lucas yang cukup tajam. Akhirnya ketiga orang itu diseret paksa menuju tiang gantung.
Lucas ditahan pergerakannya oleh para personil prajurit, tangannya ditahan dengan kuat. Dia tidak sanggup melihat ini semua. "Darren, Thomas, Ferdy! Jangan pergi! Lo semua janji bakalan terus nemenin gue! Hiks... Jangan... Jangan! Jangan pergi!" Lucas benar-benar menangis histeris, air mata terus lolos keluar melewati pipinya yang sudah basah oleh air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS (End) - (OPEN PO)
Fanfiction[Brothership×Family×Fantasi] Hidupnya menjadi tak karuan setelah memilih untuk menerima sebuah beasiswa disebuah sekolah ternama. Tiba-tiba diangkat menjadi seorang anak jenderal, kemudian diperebutkan lagi oleh 2 keluarga berpengaruh hingga dia ha...