LUCAS-15✔️

13.4K 2K 870
                                    

Vote & Comment please

(Tired)

Happy Reading all

••••••

"Akhhh, sakit udahh huhu sakithhhh!" jeritan terus terdengar dari mulut Lucas yang sedang diobati, dia tidak mengindahkan bibirnya yang robek dan terus berteriak kesakitan. Tangan dan kakinya sedang ditahan oleh para Abang dan kakaknya agar tidak memberontak terus saat diobati oleh Dokter Armin.

Liquid bening terus mengalir dari mata bulat nya, wajahnya yang babak belur nampak menambah kadar menyedihkannya. "Papa tolong... Tolong...."

(Kurang lebih begitulah rengekan Lucas meminta tolong pada sang papa)

"Papa hiks papaaa." Lucas tambah menangis keras ketika Leon masih belum beranjak dari tempatnya. Tangannya berusaha menggapai tangan papa nya yang masih diam mematung menatap datar pada Lucas.

Leon masih emosi perkara Lucas yang kabur dari istana, dia akan memberikan pelajaran pada bungsunya ini dan keterdiamannya ini adalah salah satu contoh hukuman kecil untuknya.

Lucas sakit hati tak ada yang mau nolongin dia, tadi dia sudah meminta tolong pada ayah nya, ayahnya juga tidak ada niatan untuk beranjak dari tempat duduk nya.

"Jahat... Semuanya jahat..." Suaranya mulai melemah. Tenaganya juga sudah benar-benar melemah, nafasnya kini tersengal-sengal berusaha meraup nafas sebisa mungkin matanya membulat penuh dengan mulut mengap-mengap macam ikan nyari Aer bedanya Lucas nyari udara.

Chris terlihat nampak sangat panik melihat adiknya yang terlihat kesusahan bernafas. "Paman Armin ada apa dengan adikku?!" Chris mencerca Armin yang sedang berusaha menangani Lucas. Bukan hanya Chris yang terlihat panik tapi semua orang terlihat sangat panik sekarang.

Armin tak menjawab tapi tangannya dengan lincah memberikan penanganan pada Lucas, tangan profesional nya segera memasangkan alat bantu nafas untuk Lucas. Stetoskop juga dia tempelkan di tubuh Lucas, dan dia langsung mengetahui penyakit apa yang sedang menyerang Lucas.

"Tuan muda Lucas jangan bercanda," ucap Armin datar.

"Apa maksud mu Armin! Lihat anakku seperti ikan koki mengap-mengap seperti itu!" ucap Emma dengan keras seperti nada membentak.

Armin tak mengambil hati bentakan Emma padanya, dia bertindak dengan melepaskan alat bantu nafas pada Lucas.

"Apa yang kau lakukan Armin! Anakku membutuhkan nya!" Kini giliran Lisa yang berujar marah melihat tindakan yang dilakukan Armin, dokter kepercayaan kerajaan.

"Armin jika kau berani mempermainkan nyawa anakku bersiaplah nyawa mu dan seluruh keluarga mu tinggal kenangan." ujar Jonathan dengan nada sedingin kutub Selatan.

Leon tanpa berkata-kata langsung menempelkan ujung pedang kesayangan nya dileher Armin. Armin pun nampak woles saja menghadapi ketegangan itu.

"Tuan muda sebaiknya hentikan pura-pura anda." Armin masih terus berucap menghiraukan suhu yang semakin turun drastis.

Lucas masih mengap-mengap, dengan air mata yang masih mengalir dari pelupuk matanya.

"Kau ingin mati! Cepat selamatkan adikku!" Putra Mahkota yang selalu nampak tenang kini mengeluarkan revolver dari saku jasnya dan mengarahkan nya tepat ke kepala Armin.

LUCAS (End) - (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang