Vote & Comment
(PENYESALAN)
Happy Reading
••••••
Rumah sakit yang awalnya nampak lenggang langsung menjadi ramai karena keluarga kerajaan atau lebih tepat sang jenderal dan istrinya yang lebih dulu sampai dibanding keluarga kerjaan yang lainnya.
Raut wajah panik tak bisa ditutupi lagi. Rasa sesak memenuhi dada mereka, bukan rasa sesak dada seperti yang Lucas rasakan namun ini lebih seperti rasa sakit melihat orang kesayangan terlihat begitu kesakitan.
"Dokter! Cepat tolong anakku!" Leon berteriak panik dengan suara khas bapack-bapacknya. Bekas air mata nampak terlihat dipipi tirusnya dan keadaan Emma yang tak kalah mirisnya, air mata masih mengalir tak bisa berhenti.
Beberapa dokter dan perawat segera datang sambil membawa berangkar pasien. "Letakkan disini Jenderal," ucap Dokter UGD memberikan instruksi pada Leon, dan langsung dituruti nya mereka pun segera memasangkan alat bantu nafas darurat pada Lucas.
Berangkar pun segera melaju ke Unit Gawat Darurat untuk segera menangani Lucas yang sudah terlihat benar-benar dalam bahaya.
Sesampai di depan UGD Emma mencekal tangan salah satu dokter. "Aku mohon tolong selamatkan anakku," ujar Emma dengan tangis tertahan tangannya gemetaran saat ini, dia sebagai seorang ibu benar-benar tidak tahan melihat anaknya terlihat begitu menderita. Ibu mana yang kuat melihat anak yang begitu dicintainya begitu terlihat kesakitan. Jawabannya tentu tidak ada.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin," jawab dokter pria itu dengan mantap.
Pintu itu pun tertutup dengan Lucas dan orang-orang yang berusaha menyelamatkan nyawa anak itu yang kini berada di dalam sana.
Leon menyenderkan tubuhnya ditembok rumah sakit itu, wajah nya terlihat frustasi begitu pun dengan sang istri.
Leon menghela nafas kasar, dia menyesali tindakan sembrono nya. Seharusnya dia terus mengawasi sang anak apapun yang terjadi. Bukan malah meninggalkan nya dan meninggalkan pesan untuk sementara tidak mempercayai perkataan anak itu dia saat itu hanya sedikit berharap bahwa dengan hukuman itu dapat sedikit membuat Lucas sadar dengan kesalahannya yang akan membuat dirinya juga bisa dalam bahaya.
Bughh
Leon meninju dinding rumah sakit, Emma terlonjak saat mendengar tulang bertemu tembok itu.
Emma segera menghampiri sang suami, dan mengusap lengannya berharap dapat sedikit menenangkan.
"Aku bersalah Emma." Air mata perlahan jatuh kembali dari pelupuk mata orang terkuat dimedan perang itu. Kini dia nampak seperti orang tua biasa yang sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCAS (End) - (OPEN PO)
Fanfiction[Brothership×Family×Fantasi] Hidupnya menjadi tak karuan setelah memilih untuk menerima sebuah beasiswa disebuah sekolah ternama. Tiba-tiba diangkat menjadi seorang anak jenderal, kemudian diperebutkan lagi oleh 2 keluarga berpengaruh hingga dia ha...