Liburan semester Renjun telah tiba, Renjun lebih bebas menghabiskan waktunya bersama Jeno dan Jaemin yang telah menjadi pacarnya satu minggu ini meskipun ia sendiri tak tahu pacaran itu seperti apa.
Ia bersantai di kamar Jeno dan Jaemin menunggu keduanya pulang dari bengkel sambil memainkan ponsel yang Yuta belikan untuknya beberapa hari yang lalu.
"Lama banget sih Nana sama om Jen..."
Ia hanya menggulir layar ponselnya entah mencari apa. Yang ia lakukan selama memiliki ponsel hanyalah berfoto sendiri atau memotret hal sekitarnya yang tak penting.
"Ish udahlah aku pulang aja!" Renjun kesal, dua orang yang ia tunggu itu tak kunjung datang padahal ia sudah menunggu cukup lama.
Renjun turun dari kursi yang biasa Jaemin gunakan untuk begadang membuka buka laptopnya di kamar. Ia menghela napasnya, memang salah jika ia menunggu mereka yang tak pernah tepat waktu, terlebih Jeno.
"Mau kemana?"
Suara itu tiba tiba saja terdengar seolah sudah mengintainya sejak tadi. Rupanya itu suara Jaemin yang baru saja keluar dari dapur dengan botol susu di tangannya.
"KOK UDAH PULANG???"
Renjun berbicara dengan nada keras, bukan terkejut karena Jaemin berada di dapur namun marah karena Jaemin tak mengabarinya jika sudah pulang.
"Udah dari tadi hehe... cuman tadi gara gara Jeno kakinya kena knalpot motor jadi ke belakang dulu," Jaemin menyodorkan botol tersebut pada Renjun kemudian tersenyum dan kembali ke dapur untuk meletakkan semula kardus susu Renjun dan berang barang lainnya ke tempatnya.
"Trus om Jen mana?" Renjun menatap Jaemin, pria itu tampak fokus menata barang barang.
"OI DISINI!! GUE MANDI!!"
Renjun mengangguk angguk, sementara Jaemin di dapur dan Jeno berada di kamar mandi yang letaknya tepat di samping dapur, ia tak tahu harus melakukan apa selain berjongkok di samping pintu kamar mandi sambil menyedot susunya.
"Om Jen ayo cepetan mandinyaa... ayo nonton film sama Nana..."
Renjun menghela napasnya sambil menggigit ujung dotnya pelan. Ia sudah mengatakan pada Jeno dan Jaemin semalam jika ia ingin menonton film bersama, oleh karena itu ia menunggu keduanya pulang dari bengkel.
Tak lama Renjun merasa seperti ada percikan air dari atasnya menuju rambut dan wajah, dan benar saja Jeno telah selesai dengan acara mandinya. Orang itu keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya dan rambut yang basah. Jeno mengangkat tubuh Renjun dari belakang dengan tangannya yang berada di lipatan lutut Renjun.
"Ih om Jen katanya kakinya sakit, kok bisa gendong aku?"
"Ya gue sakit kesenggol knalpot doang sayang, bukan kegiling roda truk," Jeno terkekeh gemas mendengar perkataan Renjun. Luka hanya terkena knalpot itu tak berarti apa apa untuk Jeno. Ia membawa Renjun ke kamarnya entah untuk apa.
"Badannya om Jen basah... kaos aku belakangnya jadi basah juga deh..."
Jeno baru menyadarinya setelah meletakkan Renjun ke kasur, kaos bagian punggung Renjun menempel langsung dengan perutnya yang masih sedikit basah.
"Eh iya, sori sori, yaudah lepas bajunya ntar masuk angin," Jeno berbicara santai, ia berjalan ke lemari untuk mengambil celana untuk dirinya sendiri pakai. Sedangkan Renjun terdiam di tempatnya, menatap tubuh Jeno dari atas ke bawah, pria yang lebih tua darinya 7 tahun itu tampak santai memakai celana seolah mengabaikan Renjun.
"Ini aku copot bajunya di sini om Jen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOTTLES - NORENMIN [✔]
FanfictionKisah ini dimulai ketika Renjun meninggalkan botol bayinya di kamar kos Nomin. Norenmin Nomin Top Renjun bottom jangan salah lapak