"Om! eh kak, tolong dong,"
Shotaro datang ke kos kosan dengan wajah cukup panik, ia menatap Jeno dan Jaemin yang sedang menikmati sarapan.
"Eh iya tolong apa?" Jaemin menatap Shotaro bingung, tumben sekali Shotaro kemari. Setahunya, semenjak ia dan Jeno berada di kos kosan ini, Shotaro tidak pernah kemari lagi.
"Gatau, dari tadi Renjun nangis, dia gak mau berangkat sekolah, boleh minta tolong beliin obat gak? dia kayanya demam, soalnya gue mau berangkat sekolah," Shotaro menjelaskan maksudnya membuat Jeno terkejut, Renjun tampak baik baik saja semalam.
"Lah Renjun sakit?"
"Iya kak, demam kayanya, tolong beliin ya!" Shotaro berteriak sambil berlari menjauh, takut ia terlambat dan tidak dibiarkan masuk oleh guru.
Jeno dan Jaemin saling bertatapan. Jeno menaikkan alis kanannya menatap Jaemin.
"Lo yang beli obat," Jeno memutuskan sepihak, ia berdiri setelah minum dari gelasnya.
"Gak, lo aja, gue nemenin Renjun,"
"Gak gak, lo yang beli, gue yang nemenin," Jeno mendorong tubuh Jaemin menggiringnya menuju motor.
"Lo yang bisa ngebut, Jen... sekalian itu lo anterin Shotaro, kasian dia pasti nungguin bus,"
"Hmm iyaya,"
○○○
Jaemin datang ke kamar Renjun di rumahnya, dan benar seperti yang dikatakan Shotaro. Renjun menangis di kasurnya sambil tertidur.
"Njun?"
Jaemin menarik kursi belajar Renjun untuk duduk di samping kasur. Ia mengelus rambut Renjun yang basah karena keringatnya. Ia membawa Renjun untuk duduk kemudian memeluknya erat, mengelus punggung Renjun untuk menenangkan Renjun.
"Kenapa? ada yang sakit? yang semalem lukanya masih sakit?" Jaemin berbicara dengan lembut seperti biasanya, dadanya berdenyut nyeri ketika melihat Renjun menangis.
Renjun mengangguki pertanyaan Jaemin, tangannya membalas pelukan Jaemin lebih erat seperti tak mau kehilangan. Wajahnya yang lebam karena pukulan ditambah ia sudah lama menangis pasti akan terlihat jelek di mata Jaemin.
"Kenapa gak berangkat sekolah?"
Renjun menggeleng, "T- takut yang kemaren mukulin aku lagi..."
"Gak, gak akan ada yang boleh mukul kamu lagi, jangan takut, kan ada aku sama Jeno," Jaemin mengecup pipi Renjun, mencoba untuk meyakinkan Renjun. "Jangan nangis, nanti imutnya ilang,"
Jaemin terkekeh menatap Renjun membuat Renjun menutup wajahnya dengan tangan.
"Nana jangan liat liat..."
"Kenapa?"
"Muka aku jelek, banyak bekas pukulannya, abis nangis, Nana pasti gak mau lagi jadi pacar aku..." Renjun menunduk untuk melepaskan tangan Jaemin yang memeluknya.
"Aku bukan cowo yang kaya gitu Njun, masih cantik kok,"
Jeno datang, ia menatap Jaemin dan Renjun aneh. Renjun duduk membelakangi Jaemin yang tersenyum.
"Udah ada obatnya?" Jaemin menatap plastik yang Jeno bawa.
"Udah, Njun nanti ob-"
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOTTLES - NORENMIN [✔]
FanfictionKisah ini dimulai ketika Renjun meninggalkan botol bayinya di kamar kos Nomin. Norenmin Nomin Top Renjun bottom jangan salah lapak