END

16.1K 1.9K 1K
                                    

MAAP LAMA WKWKWKWK


Di kamar Jeno mengatur napasnya, entah mengapa rasanya begitu gugup padahal ia hanya akan mengobrol dengan ayahnya. Ya meskipun obrolannya akan lebih serius sekarang, apalagi jika bukan meminta izin untuk melamar Renjun dalam waktu dekat.

Ia melangkahkan kakinya perlahan keluar dari kamar, menghampiri Jaehyun yang bersantai bersama Chenle yang belum tidur malam ini karena ingin menonton film di televisi bersama Jaehyun.

"Dah malem ini, gak bobo kamu? papimu aja dah bobo." Jaehyun mencubit pipi cucunya yang gembil, mengecupinya hingga sang pemilik pipi merasa risih.

"Ishh!! eyang jelek!"

Jaehyun sebenarnya agak tidak menyangka dirinya sekarang menjadi seorang kakek dengan dua cucu, tak terasa waktu berjalan begitu cepat, ia merasa kemarin masih menjadi anak sma yang baru menyatakan cintanya pada Doyoung yang menjadi istrinya sekarang.

"Yah," panggil Jeno pelan, ia duduk di sofa yang berbeda dengan yang Jaehyun duduki.

"Oi? kenapa Jen? tegang gitu mukanya, ada apa?"

"Itu... Jeno boleh gak ngelamar Renjun?" pertanyaan Jeno membuat senyum Jaehyun mengembang, pria tua itu meletakkan cucunya untuk duduk di sebelahnya.

"Kenapa mesti tanya gitu? soal boleh enggaknya ya pasti ayah bilang boleh lah, ayah gak bakal ngatur kamu harus sama si ini si itu, kalo kamu emang udah yakin sama Renjun, yaudah, itu semua sebenernya terserah kamu, ayah tau kok Renjun orangnya baik, ngapain ayah ngelarang," ucap Jaehyun menasihati, ia tipe orang tua yang tak mau ikut campur urusan pilihan anaknya soal pasangan, selama anaknya nyaman dan bahagia, ia akan menyetujui. "Mau ngelamar kapan emangnya?"

"Minggu depan sih... Jaemin juga sepakat gitu, lagi sama sama ijin sih... minta restu juga.."

"Oh yaudah gampang, besok minta temenin mas mu aja, siapin ini itu buat lamaran, udah pulang emang Renjunnya dari Jepang?"

"Udah kok beberapa hari yang lalu, tadi siang juga Jeno udah ketemu kok, sekarang anaknya lagi di tempat Jaemin."

○○○

Tidak ada lagi yang perlu Jaemin khawatirkan, ia tak akan cemas lagi karena orang tuanya sudah merestui hubungannya dengan Renjun. Mereka bahkan sempat mengancam akan memukul dirinya jika ia menyakiti Renjun kelak.

"Papanya Nana lucu banget," Renjun tersenyum di pelukan Jaemin, tidak ada lagi yang harus mereka lakukan sekarang karena semua sudah selesai, orang tua Jaemin sudah merestui hubungan mereka.

Orang tua Jaemin sudah pergi ke luar kota baru saja, rumah Jaemin kembali sepi seperti biasanya, tak seperti rumah Jeno yang ramai dengan teriakan anak kecil dan juga teriakan Jeno yang mengusili keponakannya.

Keduanya masih berpelukan di ruang tengah, membiarkan televisi menyala dan menonton mereka berpelukan. Mereka menggesekkan hidung satu sama lain kemudian tertawa pelan.

"Nanti malem... mau nginep?" Jaemin melepas pelukannya, ia bangkit dari sofa untuk pergi ke dapur, mencari sesuatu yang bisa ia makan sambil menonton televisi bersama Renjun.

"Boleh... ajak mas Jeno juga ya?"

"Iya, nanti dia ke sini kok."

Jaemin berjongkok di depan kulkasnya, menatap satu persatu bahan makanan yang ada. Ia sedikit bisa memasak, meskipun hasilnya pasti selalu aneh.

BABY BOTTLES - NORENMIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang