special valentine

8.5K 1.2K 191
                                    

maap kalo gak jelas, karena ini dibuat sebab gabut

Renjun duduk diam di depan rumahnya, rumah yang sebelumnya adalah kos kosan Jeno dan Jaemin. Tidak ada hal yang menarik lagi di hari valentine kali ini, tidak ada lagi papanya yang akan pulang bekerja dan membawakan coklat untuknya kemudian memeluknya.

Seharusnya ia berada di rumahnya, rumah miliknya bersama dua suaminya. Menunggu mereka pulang sambil membuatkan mereka dua cangkir teh hangat.

Usia pernikahan mereka hampir menginjak satu tahun dengan Renjun yang usia kandungannya sudah enam bulan. Perutnya sudah begitu besar meskipun baru saja mengandung selama enam bulan.

"Anak mama kenapa cemberut gitu??" Winwin muncul di belakangnya, ia duduk di sebelah Renjun kemudian mengelus perut Renjun. "Kamu kok masih di sini? mama kira udah pulang tadi, emang Jeno sama Jaemin gak nyariin kamu?"

"Aku dah bilang kok kalo aku di sini, nanti mas Jeno jemput..."

"Terus kenapa cemberut?"

Renjun menghela napasnya, "Aku kangen papa, dulu, kalo valentine gini pasti papa suka pulang kerja bawa coklat..."

Winwin hanya tersenyum tipis kemudian menggenggam tangan Renjun, "Mama beliin coklat yuk?"

Yang ditawari hanya menggeleng pelan kemudian mengelus perutnya sendiri.

"Papa kira kira lagi apa ya ma? papa tau gak ya kalo mau punya cucu?" Renjun hanya memperhatikan langit yang perlahan mulai menggelap.

"Papa seneng banget pasti," Winwin berdiri dari tempatnya ketika seseorang datang. "Tuh mas Jenomu udah jemput, sana pulang,"

"Iihhh mama ngusir aku ya?" Renjun mencebikkan bibirnya, ia merasa Winwin terus membicarakan kepulangannya sejak tadi.

"Mana ada, itu tuh beneran tuh Jeno dateng," ucap Winwin menahan tawanya, ia menunjuk Jeno yang baru saja turun dari mobilnya.

"Ma ijin jemput Renjun, hehe..." Jeno menyalami tangan Winwin, sudah lama ia tak mengunjungi tempat ini rasanya begitu berbeda.

"Huum, bawa pulang deh Renjunnya, cemberut mulu dari tadi," Winwin meraih tangan Jeno untuk menggenggam tangan Renjun.

"Ada ada aja deh... pamit dulu ya ma,"

○○○

Sepanjang perjalanan Renjun hanya terus diam menatap jalan raya yang cukup sepi, tangan kanannya digenggam oleh Jeno sedangkan tangan kirinya mengelus perutnya sendiri.

"Kenapa cemberut terus gitu hm?" Jeno bertanya tanpa menatap Renjun, ia fokus pada jalanannya.

"Mas Jeno ini kan valentine..."

"Ooh kamu mau coklat? mas beliin ya?" Jeno baru saja akan turun dari mobil setelah memberhentikan mobilnya di depan swalayan, namun Renjun menarik tangan Jeno.

"Aku enggak mau coklat..." ucap Renjun dengan suara seraknya, ia sudah hampir menangis, namun ia terus menahan tangisannya. "Aku kangen sama papa, dulu kalo valentine suka bawain coklat pulang kerja, huks.. aku kangen papa..."

Jeno sekarang bingung harus bagaimana, Renjun tampak begitu merindukan papanya sekarang. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain memeluk Renjun, meskipun sedikit sulit karena ruang yang terbatas, Jeno tetap berusaha menenangkan Renjun.

"Sayang, aku gak tau mau ngomong apa, kangen emang gak bisa dihalangin sih, kamu jangan sedih ya? kan ada aku..." ucap Jeno pelan, ia mengecup pipi Renjun gemas.

"Jangan tinggalin aku ya mas Jeno?"

"Iya sayang, jangan nangis ya? kasian nanti dede bayi ikut nangis," Jeno tersenyum, membuat bulan sabit terbentuk di matanya.

"Aku beliin es krim mau? atau kamu mau makan apa? kita cari dulu sebelum pulang?"

Renjun menggeleng, "Kita pulang aja mas, kasian mas Jaemin nanti nungguin."

"Oke... tapi kamu jangan nangis ya? janji senyum dulu?" Jeno melajukan kembali mobilnya menuju rumahnya setelah memastikan bahwa Renjun tidak merasa sedih lagi.

○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○

"Happy valentine, meskipun aku gak tau fungsinya apa, tapi happy valentine sayang, aku beliin kamu coklat nih." Jaemin merentangkan tangannya, meminta pelukan dari Renjun ketika Renjun baru saja datang bersama Jeno.

Coklat yang ada di genggaman Jaemin itu adalah coklat yang biasanya Yuta beli sepulangnya bekerja saat hari valentine.

Renjun memeluk Jaemin dengan lembut, aroma sabun mandi tercium di hidung Renjun ketika Renjun memeluknya. Jaemin mengecup kening Renjun kemudian menangkup pipi Renjun untuk menatap wajah istri cantiknya.

"Gemes banget hidungnya merah gitu, kamu kenapa? kaya abis nangis??" Jaemin melepas pelukan Renjun, ia menuntunnya untuk duduk. Renjun mengangguk pelan, namun tak mengatakan apapun.

"Istri kita gemes banget Na, bayi punya bayi aduh," Jeno datang sambil melepas kaosnya, ia duduk di sebelah Renjun membuat Renjun berada di tengah mereka.

Istri kita, sebuah panggilan yang sukses membuat Renjun selalu tersipu malu meskipun sering mendengarnya. Perutnya terasa berisi ribuan kupu kupu yang beterbangan.

"Mas Jeno mau mandi? aku masakin air ya?"

"Enggak, aku mandi air dingin aja, kamu istirahat ya?" Jeno bangkit dari tempat duduknya, ia mengelus rambut Renjun sebelum pergi ke kamar mandi.

Hanya ada Jaemin dan Renjun di sofa ruang tengah sekarang. Jaemin menggenggam tangan Renjun kemudian mengecup punggung tangannya.

"Pindah kamar yuk? biar kamu istirahat."

Jaemin membawa Renjun ke kamar setelah Renjun mengangguk menyetujui, keduanya duduk di kasur yang bisa dibilang luas karena kasur ini merupakan tempat mereka tidur bersama Jeno juga.

"Mas tau gak sih? dari tadi dede bayi gerak gerak, rame banget!" Renjun bercerita dengan antusias, ia menyingkap kaosnya untuk menunjukkan perut buncitnya pada Jaemin. "Nih, gerak lagi, coba deh pegang."

Tangan kasar milik Jaemin mendarat di perut Renjun, bergerak perlahan untuk merasakan gerakan dari dalam oerut Renjun.

"Mas... tau gak?"

"Tau apa?"

"Bayinya ternyata enggak cuma satu..." Renjun tersenyum tipis, ia menggenggam tangan Jaemin yang berada di atas perutnya.

"Serius?? berapa?"

"Tiga."

"Keren..."

oke selesaiii
btw yang mo bli pdf masi bisa yak, kalo bukunya gatau mo po kapan

BABY BOTTLES - NORENMIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang