20. Another Night

1.2K 142 5
                                    


Melangkahkan tungkai kaki dengan hati yang di racuni ketakutan, mungkin bukanlah hal bagus. Kendati ia sudah mengeratkan pegangan tangan pada geretan koper, berharap jika ia melampiaskan rasa takutnya pada pegangan, yang bahkan tak bersalah itu ia akan mendapat energi  untuk mengusir rasa takut yang datang berbarengan dengan raga yang gugup.

Membasahi kerongkongan yang kering kerontang dengan cairan saliva, barang kali hal itu bisa menetralkan kegugupan. Mengikuti langkah pribadi bertubuh indah didepannya, Eunji seakan tidak punya beban dalam mengambil setiap langkah, kakinya dengan khidmat mencumbui lantai marmer. Sedang Yuri disini, berusaha mati-matian mengambil langkah.

Yuri, kini sudah sampai di kediaman Eunji dan Jungkook. Belum apa-apa jantungnya bahkan sudah di cekoki ketakutan yang bercampur aduk. Mungkin ini berlebihan, Yuri seharusnya tidak perlu memungut perasaan seperti ini. Tapi ia takut pada Jungkook, mereka satu rumah, bagaimana jika pribadi yang mempunyai aura mendominasi itu datang untuk mengusik tidurnya di tengah malam? Oh Jungkook berserta aromanya selalu bisa membuat Yuri terbuai tak tau diri. Ia takut ia akan goyah, pasalnya pertahanannya sama saja dengan istana pasir di pinggir pantai. Akan hancur dan larut jika di senggol air ombak.

Sepertinya Yuri harus memukul kepalanya sendiri, barang kali dengan memberikan satu sampai dua pukulan bisa membuatnya sadar. Apa yang barusan ia pikirkan, ia terlalu jauh sampai-sampai isi otaknya berpikir sampai sana. Jungkook tidak akan mengganggunyakan?

"Kamarmu ada di lantai atas" Eunji menghentikan ketukan sepatunya, tubuh ramping itu memutar guna melihat presensi Yuri yang sudah berhenti menciptakan langkah.

"Terserah Eonnie saja, aku akan tidur dimanapun" Yuri mengelus tenguknya, matanya bergulir meneliti ruang tengah yang sedang ia pijaki lantainya.

Di sana, di salah satu sudut dinding, ia manangkap sebuah potret yang terpajang di dinding. Foto pernikahan Jungkook dan Eunji, potret itu terbingkai dengan indah, Seolah-olah mengutarakan isi hati kedua pasangan itu. Bahwa mereka adalah pasangan paling bahagia.

"Sini biar Eonnie bawakan kopermu" Eunji tiba-tiba mengambil alih pegangan koper. Membuat Yuri segera terkesiap.

Suara Eunji memecah fokusnya. Bukankah Yuri sudah tidak sopan? menatap foto pernikahan seseorang dan berharap ialah yang memakai gaun seindah milik Eunji. Tapi, itu hanya di pikirannya, ia tidak pantas untuk siapapun.

"Ah iya" Yuri menurut, dan kembali mengikuti langkah Eunji yang mulai menaiki anak tangga sembari membawa kopernya.

"Di Jam seperti ini, Jungkook biasanya belum pulang, aku bahkan tidak begitu tahu jam pulang Jungkook. Tenang saja, Jungkook itu jarang ada dirumah kau tidak usah secanggung itu Yu." Eunji kembali membuka topik obrolan. Yang sepertinya mengerti perasaan yang sedang melanda Yuri.

Itu jauh lebih baik, Yuri mengehembuskan napasnya lega, tidak bisa begitu lega juga sebenarnya. Baru beberapa menit ia melangkah di rumah Eunji rasanya seperti ia sedang menghirup gumpalan kapas. Sesak, apalagi setiap sudut rumah ini hiasi oleh potret mesra Jungkook dan Eunji. Semakin membuat Yuri mengigit bibir guna mengutarakan isi di hatinya.

Cemburukah? bahkan Yuri seharusnya tidak pantas cemburu.

"Apakah Eonnie akan kerja?"

"Iya, aku sudah mulai membaik mungkin aku akan kembali berkerja dalam waktu dekat."

"Ah ya... suruh Taehyung mengajarmu disini, mulai sekarang kau akan belajar di rumah ini. Dan selalu dalam pangawasanku" Eunji kembali berbicara, saat tangannya mulai memutar kunci pintu kamar.

"Eonnie tahu aku belajar dengan Taehyung?"

"Jungkook sudah menceritakan semuanya, aku tahu Yu. Nah sekarang nikmatilah kamarmu"

THE PAIN [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang