[ WARNING! PART INI MENGANDUNG KEKERASAN ! ]Seekor anjing bahkan mungkin di perlakukan lebih baik dari pada ini, melebihi seekor binatang, tubuhnya sudah diseret mencumbu tanah, krikil-krikil menyapa kulitnya, seolah luka gores yang dihasilkan oleh krikil itu adalah sebuah sambutan yang meriah. Di antara udara yang lembab, bersamaan dengan cahaya yang seolah enggan menemani tangisannya. Yuri kembali terlempar, dengan darah yang semakin bercucuran di daerah dahi. Demi apapun, Yuri bisa menebak luka akibat menghantam kemudi mobil itu pasti sangat dalam.
Dalam pandanganannya yang mengabur, Yuri bisa melihat bahwa kini tubuhnya sudah terseret sampai masuk kedalam sebuah gudang kumuh, yang terlihat menyeramkan.
Setelah merasa dirinya telempar hingga terjerembab di lantai kotor, Yuri mencoba merangkak, ia bertumpu pada lututnya yang terasa nyeri sampai di ujung jemari kaki. Yuri meraba setiap sisi, mencoba mencari senjata untuk ia pukulkan ke arah Jun Yung. Tapi nihil, dengan cahaya lampu kuning, mengundang remang yang terasa menyeramkan. Yuri melihat sekitar, ini memang sebuah gudang sesak yang kotor. Karena beberapa kali ia meraba, ia hanya menemukan seonggok sampah seperti putung rokok dan sarang laba-laba.
"Argrrhhh sa-sakit....." Yuri sukses berteriak, saat merasakan kakinya yang sedang merangkak terinjak oleh sepatu Jun Yung yang keras. Pria itu malah tertawa seperti seorang psikopat yang sedang menikmati kesakitan korbannya.
"Aku ingin lihat bagaimana caramu melawan." Jun Yung seperti bukan seorang manusia, pria itu kembali menendang perut Yuri hingga tubuh lemas itu terhempas sampai terlentang ke suatu sisi.
Yuri meringis, ia memegangi perutnya yang terasa hancur. Sakit bukan main, hingga rasanya ia tidak sanggup lagi untuk memohon dan manangis. Pandangannya sudah buram, wajahnya sudah di banjiri cairan pekat merah. Yuri bahkan tidak bisa lagi merasakan bagaimana sakit di sekujur tubuhnya.
"A-aku tidak punya dendam apapun padamu, tapi-- kenapa? k-kau seper--- argggh" Yuri kembali merasa kesakitan, ketika Jun Yung kembali menjabak rambutnya Yuri yakin, pasti rambutnya tercabut di beberapa bagian.
"Tolong lepaskan aku-" Yuri melengkingkan suaranya, berharap ada orang disekitar sini dan membantunya dari manusia iblis seperti Jun Yung.
Jun Yung menegakan Yuri yang sudah babak belur dengan luka di beberapa bagian tubuhnya. Pria itu meraba saku coat Yuri dan melempar ponsel itu ke sembarang tempat.
"Aku penasaran, bagaimana reaksi Jungkook saat tahu kekasihnya di perlakukan seperti ini" Tepat setelah Jun Yung mengatakan hal itu, Jun Yung menghantam pelipis Yuri menggunakan sikunya, Yuri terhempas lagi sampai menghantam box kayu di sebelahnya. Demi apapun, ini adalah pukulan paling menyakitkan.
Yuri tersungkur, dengan nafas yang putus-putus. Dalam hati ia tidak lagi mengharapkan pertolongan. Jika ini memang semua keinginan Eunji, bahkan kakaknya sendiri tega mengirimkan Jun Yung dan menghabisinya disini. Yuri menangis lagi, air matanya bercampur dengan darah yang bercucuran. Sementara jemari Yuri, menekan luka itu, mencoba membuat darah itu berhenti mengalir.
Yang Yuri harapkan saat ini adalah. Semoga saja Yo Han baik-baik saja. Ia takut sekali, Yo Han akan di sakiti oleh Eunji.
-----
Tepat setelah kesadaran di ambang batas dengan hitam yang mulai menyambut pandangannya. Saat itu pula, Yuri merasa basah kuyup, dengan air yang sengaja di guyur di atas kepalanya. Yuri tergagap, sembari meraup udara dengan rakus.
Luka di beberapa bagian tubuhnya terasa semakin perih mengundang kepiluan hati yang semakin bersarang."Bagaimana rasanya Yu....." tidak suara lembut terkesan dingin itu jelas bukan milik Jun Yung. Suaranya tidak asing, bahkan sangat Yuri kenal.
"Eunji, kenapa kau tega padaku....." Yuri kembali menangis usai badannya terlempar hingga tepat berlutut di depan sepatu hak milik Eunji.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN [√]
Fiksi PenggemarMengeja sakit yang berbaris pada riwayat, lalu beritahu di mana titik akhir itu? Bukan seperti daun maple yang bertabur karena arah angin, lalu menemui akhir. Ini lebih pelik daripada itu. Tapi, sejauh mana Shin Yuri mengeja langkah, untuk mencari p...