36. Goodbye The Pain

1.6K 153 41
                                    



















Mata itu masih terlihat gelisah, menyorot nanar usai berhasil menenggak beberapa butir obat penenang, Yuri memegangi dadanya, duduk di atas sofa dengan wajah yang semula pucat pasi, kini berangsur-angsur normal, darah seolah-olah kembali mengalir ke sekujur tubuhnya. Perlahan tapi pasti, Yuri mulai  bisa mengambil napas normal.

"Sudah baikan?" Suhut suara itu, menarik perhatian perungu Yuri. Tau-tau Taehyung sudah berada di depannya.

"Sudah lebih baik setelah tidur siang tadi," Yuri melipat bibirnya, menarik napas, lalu mengeluarkan udara dari mulutnya kembali.

Setelah menjenguk Eunji pagi tadi, Yuri kambuh lagi. Dengan tubuh gemetaran, Yuri tidak berani mengeluarkan sepatah kata, mengigil ketakutan setelah mendengar ancaman Eunji. Sungguh konyol, padahal hati Yuri percaya bahwa itu adalaah sekedar ancaman palsu, Yuri sadar jika Eunji tidak serius dengan ucapanya. Tapi otaknya memberontak, bagaimana jika Eunji melakukan hal itu lagi padanya? Oh memikirkannya saja membuat kepala Yuri berdenyut, telingannya berdengung, dan terjadilah gangguan kecemasaan menyerangnya kembali, untung saja ada Taehyung, pria itu sigap mencarikan obat penenang, memberinya segelas air hangat. Lalu menyuruh Yuri tidur di sofa, Yuri yang masih ketakutan sebelum benar-benar terpejam ia meminta perlindungan dari pria itu. Taehyung mengangguk mengiyakan. Setelahnya, Yuri tertidur pulas, hingga malam tiba.

Tapi Yuri akhirnya terbangun pada pukul sembilan malam, tubuhnya berkeringat dingin, napasnya memburu. Ia mengalami mimpi aneh, mimpi itu sedikit mengejutkan baginya. Dalam mimpinya Yuri melihat sekujur tubuh seorang wanita yang membiru hampir menghitam, mulutnya berbusa dan kaku, Yuri mendekati sosok itu, tapi ketika ia menyentuhnya, sosok itu berubah menjadi Eunji dengan tubuh yang normal. Eunji menangis dalam mimpinya, tubuhnya kurus tapi wajahnya tampak berseri. Tapi aneh, tubuh Eunji perlahan menghilang, menjadi butiran debu dan melayang tersapu angin. Lalu Yuri terbangun, dan mimpinya terputus, merasa gelisah kembali menghantui. Cepat-cepat Yuri menenggak obatnya lagi.

Hatinya terasa lega saat melihat Taehyung, masih berada di sini dan menemaninya.

"Tae aku mimpi aneh......"

"Apa itu mimpi seram?" Taehyung membawa teko keramik, asap terlihat mengepul saat Taehyung meletakkanya di atas meja, di antara mereka. Menuangkan white tea hangat ke dalam gelas kecil lalu menyodorkannya ke Yuri.

Yuri menggeleng pelan "Tidak seram, tapi aneh saja. Aku jadi kepikiran Eunji sekarang"

Taehyung menyesap tehnya "Jangan temui dia dulu, keadaanmu belum benar-benar normal. Memangnya apa yang kau mimpikan?"

"Aku bermimpi, tubuh Eunji melebur lalu tertiup angin," jawab Yuri setelah mengecap cairan yang ia hisap dari gelas.

Taehyung terkekeh "Mwoya..... mimpi macam apa itu,"

"Perasaanku jadi gelisah" Yuri memegangi dadanya lagi.

"Kau memang selalu seperti itu, jangan mencemaskan segela hal. Kau harus cepat pulih"

"Oh ya, jam berapa biasanya Yo Han diantar ke sini?" Taehyung mengalihkan pembicaraan, sembari mata melirik jam dinding.

"Biasanya pukul segini ibu Jungkook sudah datang, untuk mengembalikan Yo Han" Yuri beranjak, merapikan rambutnya, mulai mencari ponsel untuk menghubungi ibu Jungkook.

Tapi ketika baru saja Yuri menaruh ponsel di telingannya, suara langkah besar menyita perhatian Taehyung dan Yuri. Sama-sama mereka menoleh, ke sumber suara, dan mereka mendapati presensi tubuh Jungkook yang berantakan sehabis berlari, napasnya bahkan putus-putus.

"Ada apa Jung?" Taehyung beranjak, raut penuh tanya jelas tercemin dari wajah itu

Jungkook menatap sekilas ke arah Taehyung, Jungkook tidak menggubrisnya, memilih mendekatkan tubuh ke arah Yuri yang masih terduduk di atas sofa. Jungkook kemudian berlutut di bawah sofa, lalu meraih tangan Yuri dan menggenggamnya. "Yu, kuatkan dirimu, kakakmu Eunji"

THE PAIN [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang