.
.
.
.
.
.Kurang lebih hampir dua bulan, hidup Yuri perlahan mulai membaik. Berakhir tinggal disini. Tidak ada lagi asap rokok, tidak ada suara bising yang memekakkan telinga, atau rayuan pria hidung belang, ataupun jamah-jemahan dari pria kaya bertangan nafsu.
Sejak Jungkook membawanya kesini sebagai simpanan, sejak ia bertemu orang-orang baru.
Yuri rasa ia cukup nyaman dengan keadaan sekarang, lihatkan Yuri bahkan mulai tidak sadar akan posisinya. Ia mulai menikmati apa yang diberikan Jungkook.Home schoolingnya berjalan lancar, ia dan Taehyung mulai berteman, dan terbilang lumayan akrab, tidak secanggung sewaktu awal-awal bertemu.
Ah soal permintaan Jungkook tentang meminta seorang bayi, entahlah Yuri hampir di buat pusing oleh itu. Pasalnya pria itu benar-benar sangat nekat, Jungkook tidak membiarkannya meminum pil pencegah kehamilan, dan Jungkook juga tidak menggunakan pengaman, dan gilanya lagi pria itu selalu mengeluarkannya di dalam. Tapi sampai sekarang Yuri belum menunjukan tanda-tanda kehamilan, itu baik. Yuri rasa belum siap untuk itu.
Kenapa Jungkook tidak meminta pada istrinya saja? kenapa harus Yuri yang memberikannya?
Ditengah pikirannya, Yuri sedikit terperanjat ketika merasakan sebuah kecupan di perutnya yang di lapisi oleh Tshirt rumahan.
Jungkook sekarang tengah berbaring dengan nyaman di atas paha Yuri, Sela-sela jemari Yuri terisi oleh surai kecoklatan milik Jungkook yang sedikit berantakan. Sedangkan Jungkook memejamkan matanya sembari memeluk perut rata Yuri.
Hari ini Jungkook tidak berangkat kekantornya, ingin cuti untuk satu hari katanya, maka dari itulah pagi-pagi buta Jungkook telah datang kesini, hingga siang ini. dan juga Ini hari minggu dan Yuripun tidak memiliki jadwal home shoolingnya.
"Apa sudah ada bayinya disini." Ucap Jungkook dan sekilas mengecup perut rata Yuri lagi.
Dada Yuri berdesir, ketika mendapat kecupan di perutnya barusan. Jemari Jungkook tampak bermain di sekitar area pusar, membuat Yuri bergidik geli, dan menyingkirkan jemari Jungkook.
"Tidak ada bayi. Aku tidak mau mengandung" Ucap Yuri tegas.
"Kenapa?"
"Oppa bilang kenapa? Aku ingat statusku, aku bukanlah seseorang yang memiliki hak untuk memberimu anak oppa."
"Bukankah sudah ku bilang, kau tinggal menuruti permintaanku" nada Jungkook tiba-tiba berubah menjadi dingin. Terdengar seperti tuntutan bagi Yuri.
Ia sebenarnya takut, membantah perkataan Jungkook, ia ingin menolak, tapi ketika melihat aura dominan milik sang adam. Nyalinya menciut. Bagaimana cara Yuri menolak permintaan Jungkook, sedangkan Jungkook sendiri sudah berbuat banyak untuknya.
"Maaf...aku kira oppa tidak serius meminta hal itu." lirih Yuri, setelah sempat meneguk ludah samar, takut jika Jungkook marah padanya.
"Kau akan menuruti semua permintaanku bukan?" Jungkook lantas bangkit dari posisinya. Jungkook duduk di sebelah Yuri, dan menatap Yuri dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Tapi aku takut oppa..."
Rasa khawatir tentu saja ada dalam diri Yuri, ia bimbang, dalam satu sisi ia memikirkan istri Jungkook, bagaimana jika wanita itu mengetahui hubungan mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN [√]
FanfictionMengeja sakit yang berbaris pada riwayat, lalu beritahu di mana titik akhir itu? Bukan seperti daun maple yang bertabur karena arah angin, lalu menemui akhir. Ini lebih pelik daripada itu. Tapi, sejauh mana Shin Yuri mengeja langkah, untuk mencari p...