Bonus Chapter

2.4K 186 24
                                    


Ketukan pantofel bersama langkah yang panjang-panjang, menjadi pertanda bahwa saat ini dirinya tengah tergesah-gesah, Taehyung menjilat bibirnya beberapakali, berusaha mempercepat langkah yang hampir melambat.

"Boss ingin ke mana?" Tepat ketika itu, Taehyung menoleh, satu karyawannya memanggil setelah melihat Taehyung keluar dari ruangan.

"Ingin ke rumah sebentar" ujar Taehyung, sang pelayan balas mengangguk mengerti.

Taehyung menatap sekitar, keadaan kafe sedang ramai-ramainya. Beberapa karyawannya membungkuk hormat ketika Taehyung melewati mereka. Taehyung balas dengan senyum tipis hangat.

"Minkyung-ah, jika pendekor acara datang. Segera hubungi aku, putraku mengamuk aku akan kembali satu jam lagi" Taehyung menepuk bahu Minkyung, manager kafe yang mengurusi urasan kafe di cabang Busan. Satu minggu lagi, akan ada yang menyewa kafenya untuk suatu acara. Dan hari ini, pendekor ruangan akan datang bersama si penyewa untuk membahas beberapa hal.

Tapi sepertinya ia akan hadir sedikit terlambat. Mengingat Yuri, istrinya sepuluh menit yang lalu menghubunginya. Yo Han mengamuk, mencari dirinya.

Taehyung memasuki mobil, menghidupkan mesin, lalu melaju sedikit lebih cepat. Semoga saja ketika Taehyung sampai rumah Yo Han sudah sedikit lebih tenang.

Ya, akhir-akhir ini memang sedang ada sedikit keributan kecil yang Yo Han ciptakan. Jungkook, selalu datang setiap seminggu sekali. Untuk melihat putranya.

Akhir-akhir ini. Jungkook sedang gencar berusaha mengambil hati Yo Han. Anak laki-laki berusia empat tahun itu masih asing dengan kehadiran Jungkook. Yo Han terkadang cukup gelisah ketika Jungkook mengunjungi rumah, lalu menangis mencari dirinya.

Ponselnya berdering lagi, Taehyung langsung melihat ke arah layar. Ternyata itu sang istri, yang menghubunginya lagi. Taehyung menekan bluetooth dan panggilan itu langsung tersambung dengan mobilnya. Taehyung fokus menyetir, sedangkan ia mulai mengangkat telepon tanpa terganggu sama sekali.

"Iya yu? Aku sedang di jalan" Ujar Taehyung.

"Papa... Yoniee tidak mau ikut papa Jung" suara Yo Han terdengar dari arah speaker mobil.

Taehyung tertawa lembut. "Kenapa sayang? Papa Jung mungkin rindu pada Yoniee" Ujar Taehyung, sembari melebut pada bagian nama panggilan Yo Han.

"Papa cepat pulang ya. Tolong sembunyikan Yoniee dari papa Jung"

"Iya, iya. Papa sudah dekat. Tunggu ya" Jawab Taehyung lagi. Nada bicara Yo Han terdengar sangat memohon. Taehyung bisa membayangkan, bagaimana wajah imut Yo Han yang tengah memohon dengan mata membulat.

----

Saat Taehyung memberhentikan roda mobilnya di depan rumah. Manik jelaganya sudah menemukan dua presensi lain di sana. Jungkook dengan tubuh tegapnya, lalu Bibi Jikyu yang tengah berada di sebelah Yuri, seperti sedang merayu Yo Han agar mau melepaskan rengkuhan tangannya pada leher Yuri. Yo Han masih menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang ibu, sesekali Bibi Jikyu menyebut nama sang anak, lalu dibalas gelengan kasar dari Yo Han.

"Yoniee, lihat papa datang" Yuri menepuk punggung Yo Han. Jemari lentiknya menunjuk ke arah Taehyung.

Taehyung balas merentangkan tangan, Yo Han terkesiap, menatap penuh binar ke arah ayah sambungnya. "Papa......." Suara Yo Han sedikit merenggek, seolah meminta bantuan.

"Sini, sini jagoan ada apa hm" Taehyung mengambil alih.

Yo Han mendongak dalam gendongan Taehyung, tangan kecil Yo Han mencengkram baju Taehyung di bagian bahu. "Yoniee tidak mau ikut nenek Jiu" Ujar Yo Han, sembari menatap takut-takut ke arah Lim Jikyu.

THE PAIN [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang