Lama sekali, entah kapan terakhir kali ia merasa jiwanya seteduh sekarang. Yuri masih meresapi lelah sehabis mengejar kenikmatan bersama Jungkook. Pria itu menghangati perut bagian dalamnya, banyak sekali. Jungkook seperti orang kehausan. Untuk pertama kalinya, Yuri merasa Jungkook melakukannya dengan penuh perasaan. Ya memang dulu mereka sering melakukannya, tapi berbeda. Jungkook memperlakukannya seperti sedang menyentuh keramik mahal yang rapuh. Pertama kalinya, Yuri merasa dicintai dengan sangat penuh.
Usai menikmati euphoria mereka, Jungkook membopongnya ke arah kamar dan menaruhnya tepat di sebelah Yo Han, dan memasangkan pakaian Yuri secara asal. Dan Jungkookpun ikut merebahkan dirinya di samping Yo Han. Bayi itu masih terlelap, dengan selimut bayi yang sudah terlihat acak-acakan karena mungkin Yo Han cukup sering mengeliat. Jungkook bertelanjang dada, dengan celana panjang yang menutupi kaki kuatnya.
Sedangkan Yuri ia fokus meneliti Yo Han, membenarkan letak selimut, dan mengecupinya sesekali. Jungkook belum melayangkan suara, pria itu menaruh lengannya di atas kepala, tampak seperti orang yang tengah memikirkan sesuatu.
"Jung-oppa" Yuri membuka suara. Dalam hati ia sedikit bertanya, sejak tadi Jungkook belum mengeluarkan suara.
"Yu.... aku serius dengan ucapanku. Ayo kita menikah" Jungkook menyingkiran lengannya, lalu menyamping, ia berbicara sembari mengelus wajah Yo Han yang berada di antara mereka.
Yuri sejenak membuang arah pandangnya ke langit-langit kamar. Haruskah? beranikah dia mengkhianati kakaknya sendiri? ia sudah sampai sejauh ini. Bahkan beberapa jam yang lalu ia menyuruh Jungkook untuk meninggalkan Eunji, dan membuktikan perasaan pria itu. Benarkah semua itu demi Yo Han? anak mereka. Terdengar egois memang, tapi jujur. Yuri ingin memiliki Jungkook, selepas Yo Han membutuhkan ayahnya. Tapi Yuri juga membutuhkan Jungkook.
Ya, ia anggaplah sekarang ia memang berkhianat pada kakaknya sendiri.
"Ayo kita menikah, besarkan Yo Han bersama-sama" Yuri menatap Jungkook dan Yo Han secara bergantian.
Jungkook tersenyum teduh. Bohong jika selama ini ia hidup bahagia bersama Eunji, ya memang pada awalnya pernikahan mereka memang manis. Sangat manis sampai rasanya Jungkook menjadi pria paling bahagia. Tapi entah kenapa, semenjak pertemuannya dengan Yuri, perasaannya untuk Eunji perlahan memudar. Jangan kira Jungkook tidak berusaha mempertahankan pernikahannya, setiap malam Jungkook merengkuh tubuh Eunji mencoba mencari perasaan yang entah hilang kemana. Tapi percuma, Jungkook lelah memaksakan perasaanya pada Eunji yang memang sudah hilang entah sejak kapan.
Jungkook sudah memikirkan rencana, dalam waktu singkat ini. Entah kenapa ia sangat tidak sabar memulai kehidupan baru bersama ibu dari anaknya.
"Saat Eunji mengirimu ke Australia, saat itulah aku akan memesankan tiket pesawat untukmu. Pergilah ke Daegu, di sana di dekat tepi pantai aku punya vila kecil, tinggalah disana untuk sementara. Dan aku disini akan mengurus perceraianku dengan Eunji, setelahnya aku akan membawa Yo Han, dan kita menikah" Jungkook menjelaskan secara singkat, rencana yang terasa manis saat ia memikirkannya.
Teredengar mudah saat Jungkook mengatakannya, tapi Yuri sedikit takut untuk melakukannya.
"Setidaknya aku harus menyembunyikanmu dari Eunji" Lanjut Jungkook lagi.
"Kenapa aku harus di sembunyikan? kita bicara saja baik-baik semua ini pada Eunji, dia pasti akan mengerti" Yuri berbicara, terkesan naif memang. Tapi, sungguh Yuri tidak ingin kehilangan kakaknya. Susah memang bagaimana Yuri menyikapi ini.
"Jangan konyol Yu, ingat dia hampir membunuhmu saat kau mengandung Yo Han. Jika kau tidak di sembunyikan Eunji bisa menyakitimu,"
"Bagaimana dengan Yo Han? aku takut dia marah dan melampiaskan semuanya pada putraku." Cemas Yuri kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN [√]
FanfictionMengeja sakit yang berbaris pada riwayat, lalu beritahu di mana titik akhir itu? Bukan seperti daun maple yang bertabur karena arah angin, lalu menemui akhir. Ini lebih pelik daripada itu. Tapi, sejauh mana Shin Yuri mengeja langkah, untuk mencari p...