Sinar rembulan yang memang sudah kalabu, kini bertambah pekat dikala sinarnya terhalang oleh awan-awan malam, yang mengambang di atas sana. Gemerlap taburan cahaya bintang juga tak luput, dilahap awan gelap.
Sepertinya akan turun hujan.
Sekitar pukul sembilan malam. Eunji menghubungi Jungkook, untuk menjemputnya di rumah sakit, tepat setelah Eunji membereskan barang-barang milik Yo Han untuk di bawa pulang.
Setelah terjadi perdebatan kecil bersama Jungkook, yang tidak setuju membawa putranya secepat ini. Akhirnya Jungkook mengalah dengan keras kepalanya Eunji.
Mereka saat ini. Tengah berada di dalam kendaraan roda empat, Jungkook membelah jalanan kota yang berteman dengan udara dingin. Kaca mobil sampai berempun, karena uap yang mengepul dari dalam. Jalanan aspal juga mulai terlihat mengkilat dan licin karena tetes-tetes air yang mulai berjatuhan dari atas sana.
"Kau sudah membeli susu formula?" Jungkook berkata usai mendesah lelah, tangannya yang berurat fokus memegang stir mobil.
"Sudah, aku menyuruh Jun Yung untuk membelinya, dan mengantarkannya kerumah" Eunji mengeratkan selimut Yo Han dalam gendongannya, mata Eunji fokus menatap bayi mungil yang masih merah itu, di bungkus selimut sehangat bulu beruang yang melingkari sampai kepala.
"Aku tidak mengerti Eun," Jungkook, menoleh sekilas ke arah istrinya.
Rambut Eunji di gulung ke atas, tubuhnya di balut dress rumahan berwarna dusty pink, apalagi sejak tadi Eunji terus menggendong Yo Han. Jujur, Jungkook tidak bohong, Eunji terlihat seperti seorang ibu sekarang. Jungkook juga sempat melihat, Eunji memotong kuku panjangnya di rumah sakit siang tadi, saat Jungkook tanya kenapa. Eunji bilang ia takut kuku panjangnya akan melukai Yo Han saat mengendongnya.
Eunji tulus menyayangi Yo Han.
"Maksudmu?" Eunji mengeyit heran, setelah mendengar nada bicara Jungkook yang kurang mengenakan.
"Maksudku, Yo Han masih terlalu kecil Eun. Dia bahkan belum 24 jam di lahirkan. Bagaimanapun, ASI adalah yang terbaik. Biarkan dia bersama Ibunya dulu." Jungkook menjilat bibirnya kering.
"Aku tidak ingin melihat Yo Han dan Yuri semakin dekat, dengan membiarkan Yo Han menyusu pada Yuri itu akan membuat ikatan batin mereka semakin kuat. Aku tidak mau itu terjadi. Aku ingin Yo Han tahu akulah Ibunya." Eunji berucap tanpa jeda, sembari mengeratkan pelukannya pada bayi yang tertidur lelap dalam pelukannya.
"Kau tidak memikirkan perasaan Yuri? kalian sama-sama wanita, setidaknya beri dia waktu"
"Tahu apa kau soal perasaan wanita? Apa kau tahu? perasaanku sekarang? kau masih penyimpan perasaan pada Yurikan?" Eunji tersenyum kecut, melirik ke arah Jungkook yang sedang melipat bibirnya sekilas.
"Jangan mengungkit hal ini lagi, kau masih cemburu mengenai kejadian itu?" Jungkook memelankan laju kendaraanya, di kala lampu merah menyala di depan sana. Jungkook paham Eunji masih cemburu padanya, dimana saat Jungkook mengecup kening Yuri.
"Aku benarkan? kau mencintai Yuri? jika begitu kenapa tidak ceraikan saja aku," Eunji mulai memanas, jantungnya semakin di remat.
"Jika aku menceraikanmu, dan menikahi Yuri. Apa yang akan kau lakukan?" Jungkook bertanya dengan suara beratnya sembari meremat pegangan stir. Ia melirik Eunji dengan ujung matanya.
"Kau akan melihatku mayatku, yang tewas karena menenggak cairan pembersih lantai. Dan jangan lupa, aku juga akan membawa Yo Han bersamaku." Eunji mengalihkan pandangannya ke arah jendela kaca, yang terbingkai oleh embun malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN [√]
FanfictionMengeja sakit yang berbaris pada riwayat, lalu beritahu di mana titik akhir itu? Bukan seperti daun maple yang bertabur karena arah angin, lalu menemui akhir. Ini lebih pelik daripada itu. Tapi, sejauh mana Shin Yuri mengeja langkah, untuk mencari p...