Setidaknya Yuri dapat memejamkan matanya, berbaring dengan jarum infus yang menusuk di punggung tangan kanan. Setelah beberapa jam yang lalu menyusui bayinya, di temani oleh suara detik jarum jam. Mata Yuri memberat di kala tubuhnya di serang kelelahan bukan main, dengan bagian kewanitaannya yang masih terasa sangat kurang nyaman sehabis melahirkan.
Dan Jungkook, pria itu bahkan masih menghadirkan presensinya di samping Yuri yang sedang tertidur, matanya terjaga. Mengawasi ruang rawat inap VIP yang ia pilih. Atau sesekali, mata awasnya melihat ke arah putranya, yang berada di dalam box bayi yang terletak tidak jauh dari ranjang Yuri.
Kaki Jungkook tertarik untuk melangkah ke arah putranya berada. Memegang pinggiran box, mata yang di hiasi lingkaran hitam tipis karena kurang tidur itu melihat ke arah Yo Han, yang di bungkus selimut bayi yang tebal dan hangat.
Hyun-joo, tadinya akan memasukan Yo Han ke ruang NICU tapi saat kembali menjalani pemeriksaan tubuh Yo Han sudah mulai membaik dan bernafas dengan normal, dan Hyun-joo bilang tidak perlu masuk ruang NICU. Hanya saja, Jungkook harus tetap siaga.
Tangannya yang yang sedikit berurat itu terulur mengambil putranya yang sedang tertidur lelap, Jungkook memeriksa, setiap inti wajah putranya. Hidungnya tinggi seperti dirinya, bibirnya sangat tipis dan kecil persis seperti Jungkook. Kulitnya kemerah-merahan, belum lagi mulutnya yang terbuka sedikit. Mengundang Jungkook untuk mengecupnya gemas.
"Selamat datang putraku......" Jungkook berbisik, di telinga bayinya. Sedetik kemudian Jungkook kembali menarik wajah, menatap hasil karyanya bersama Yuri. Hati Jungkook menghangat, ia resmi menjadi ayah.
Yo Han mengeliat di dalam kain bedungnya. Kepalanya bahkan menoleh kesamping. Bibir bayinya mengkerut dengan lidah kecilnya beberapa kali terjulur keluar. Seperti sedang mencari puting susu ibunya.
Jungkook terkekeh sekilas, bahkan lengkungan senyum itu tak kunjung pudar. Dikala matanya menangkap sosok mungil dan lucu ini. Yang lahir dengan tubuh normal, tanpa kekurangan bagian apapun.
Tadi sebelum Hyun-joo membungkus Yo Han dengan kain bedung. Jungkook memperhatikan putranya, mulai dari setiap jari-jari tangan, kaki, telinga. Tidak ada kelainan apapun, putranya normal. Meskipun tadi Yo Han sempat mengalami kesulitan bernafas.
"Jung......"
Fokus Jungkook terpecah, setelah mendengar suara feminim mengudara setelah decitan pintu terdengar.
"Eun, dari mana kau baru datang? astaga aku bahkan cemas karena kau tidak kunjung datang" Jungkook mendekati Eunji, yang berjalan ke arahnya. Dengan balutan coat yang super tebal dengan bahunya yang sedikit basah. Ia menaruh tas jinjing bermotif tady bear berisi perlengkapan bayi, dan menaruhnya di pinggiran sofa putih.
"Badainya sangat kecang, aku takut berkendara, aku menunggu di sebuah halte. Sampai badainya cukup mereda." Jelas Eunji, sembari melepas coat tebalnya yang lebab karena sedikit terkena hujan.
"Pilihan yang bagus"
"Aku ingin melihat putraku" Ucap Eunji antusias, setelah memastikan pakaiannya tidak basah. Dan siap menggendong Yo Han.
Jungkook menyerahkan Yo Han kedalam gendongan Eunji. Eunji menerimanya dengan sangat hati-hati takut mengganggu kedamaian bayi itu.
"Jung..... dia sangat mirip denganmu ya ampun" Mata Eunji berbinar, mengelus pipi Yo Han. Ia menatap kagum, pada bayi itu. Beginikah rasanya menggendong seorang bayi? dalam hati Eunji sudah mengecap dirinya sebagai seorang ibu sekarang.
"Iyakan, aku juga berpikir dia sangat mirip denganku" Jungkook tersenyum dan mengelus kepala bayinya.
"Bagaimana keadaan Yuri?" Eunji lekas bertanya usai ia melirik sekilas ke arah Yuri yang sedang tertidur menggunakan ujung matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN [√]
FanficMengeja sakit yang berbaris pada riwayat, lalu beritahu di mana titik akhir itu? Bukan seperti daun maple yang bertabur karena arah angin, lalu menemui akhir. Ini lebih pelik daripada itu. Tapi, sejauh mana Shin Yuri mengeja langkah, untuk mencari p...