21. You

1K 136 11
                                    

Saat setelah membuka matanya pelan, bersamaan dengan rasa kering di tenggorokannya. Yuri merasa ada sebuah tangan besar yang melingkari pinggangnya, ceruk lehernya juga terasa hangat, karena hembusan napas seseorang yang sedang menenggelamkan kepalanya di ceruk leher.

Yuri mengeliat dalam pelukan Jungkook.

Ah, jadi Jungkook sejak semalam belum keluar dari kamarnya. Pria itu tertidur, setelah memeluk Yuri yang sedang menangis. Bahkan Yuripun ikut tertidur bersama Jungkook yang mendekapnya.

"Tuan. Bangun....." Yuri mengoncang tubuh Jungkook. Jungkook tidak berkutik sama sekali, bibir pria itu sedikit terbuka, sangat mengemaskan dengan rambutnya yang acak-acakan. Seperti bayi.

Jungkook memang tipe orang yang sulit di bangunkan. Yuri sudah tahu kebiasaan Jungkook yang menyebalkan ini. Apalagi jika pria itu sedang lelah. Akan semakin sulit untuk di bangunkan.

Alhasil dengan menghembuskan napasnya pelan, Yuri mencoba melepaskan tangan Jungkook yang melingkari sekitaran pinggangnya. Melirik ke jam yang berdiri di atas meja nakas dengan pandangan yang sedikit mengabur. Ah masih pukul lima pagi ternyata.

Serius, Yuri agak khawatir. Dengan Jungkook yang semalaman tidur dikamarnya. Bagaimana jika Eunji mencari Jungkook? oh tidak. Jika Eunji mengetahui ini, akan terjadi kesalah pahaman.

"Tuan... bangun..." Yuri kembali membangunkan Jungkook, dengan menepuk-nepukan telapak tangannya ke wajah Jungkook dengan pelan. Barang kali Jungkook akan bangun dengan cara seperti ini.

Jungkook masih belum berniat membuka kelopak matanya. Malah yang ada pria itu mengeliat sejenak dan malah semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Yuri.

"Cepat bangun atau kuseret!" Yuri merasa jengah, demi apapun. Kelak ia tidak ingin anaknya Yo Han memiliki kebiasaan buruk sulit di bangunkan seperti ini.

"Eughhhhh...." Jungkook bergumam tidak jelas, membuka kelopak matanya sedikit, tapi tak lama mata itu kembali tertutup.

"Tuan Jung---"

CUP!

Kalimat Yuri terputus hingga sang empu membatu untuk beberapa detik, setelah menerima kecupan sekilas dari Jungkook.

"Jangan berisik, ini masih pagi Yu, atau aku akan menciummu lagi nanti" Jungkook mengudarakan suaranya dengan suara khas seperti orang habis bangun tidur.

Yuri meneguk ludahnya samar, suara Jungkook barusan benar-benar terdengar seksi dan maskulin. Memang keputusan buruk untuk Yuri pindah kerumah ini.

"Nanti Eonnie mencarimu, cepat kembali ke kamar kalian" Yuri mengeliat, berusaha menyingkirkan kepala Jungkook yang berusaha mendengus lehernya.

Mendengar itu Jungkook langsung membuka matanya, lebar. Cepat-cepat, mendudukkan tubuhnya di pinggiran ranjang, mengumpulkan nyawa. Benar juga. Eunji pasti mencarinya semalam.

"Kau benar" Dengan langkah yang sempoyongan, dan rambut yang masih berantakan Jungkook berjalan, menuju pintu keluar.

Sedangkan Yuri ikut beranjak. Melangkah menuju kulkas kecil di sudut ruangan, ingin membasahi tenggorokan yang kering dengan air dingin.

Tapi, belum sempat ia meraih pintu kulkas untuk membukanya. Jungkook kembali, mendekapnya dari bekalang, seraya berbisik.

"Aku mencintaimu Yu....." Lalu setelah Jungkook membisikkan kelimat itu, Jungkook benar-benar meninggalkan kamar, meninggalkan Yuri yang masih mematung di tempat.

-----

Menjejaki dataran dengan kaki telanjang mungkin bukan hal yang buruk. Sekitar pukul setengah dua siang, Yuri berkeliling di halaman belakang rumah Eunji dan Jungkook. Halamannya sangat bersih dan luas. Beberapa kolam ikan kecil juga terlihat ikut menghiasi halaman belakang yang di tumbuhi rumput peking yang halus.

THE PAIN [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang