#37

55.5K 2.5K 18
                                    

Typo bertebaran⚠

__________________

Tak terasa senja mulai berganti dengan malam, Aylin pun mulai merasakan bosan yang tak berujung. Ia seharian hanya berada di atas brankar, merasa iri pada sang  suami yang bisa berjalan kaki kemanapun ia mau. Sedangkan dirinya bagai dipasung tak di perbolehkan beranjak sedikitpun dari tempatnya duduk saat ini.

Melihat Faro yang tengah sibuk dengan laptopnya, mambuat Aylin lagi-lagi harus menghela nafas kasar guna mengode sang suami. Namun, kalian tau lah laki-laki  tipe kek Faro gini. Gapernah ngerti sama kode yang kita berikan, emang minta banget disentil tuh ginjal.

Karena kesal, Aylin melempar satu buah jeruk tepat pada lengan Faro membuat sang empu menoleh pada sumber lemparan.

"Apa sih sayang .." ucap Faro kembali fokus pada laptopnya.

A-apa tadi? Sayang? Apakah telinga Aylin mempunyai gangguan? Atau ini yang dinamakan halu menjadi kenyataan. Ya, Aylin sempat terpelonjak kaget mendengar Faro memanggilnya dengan sebutan itu walau seumur-umur ia hanya beberapa mendengarnya.

"Ck .. aku bosen tau gak sih, kamu jangan fokus ke laptop aja dong mas aku bosen niihh .." rengek Aylin. Namun, Faro masih tetap tak berkutik membuat kesal memuncak pada diri Aylin.

"Auah ... laper pen makan!" Ucapnya kemudian ingin meraih satu mangkok bubur di atas nakas dengan susah payah.

Di tengah perjuangannya meraih bubur itu, sebuah tangan menghentikan aktivitasnya. Yang pasti itu adalah suaminya sendiri, dengan seulas senyum Faro meraih mangkok itu dan duduk di samping brangkar Aylin.

Aylin yang masih kesal tak mau sedikitpun menoleh pada sang empu.

"Laper kan? Sini aku suapin"

"Udah kenyang" jawab Aylin singkat, Faro hanya menghela nafas pasrah.

"Kamu ga boleh banyak gerak Aylin, ingin cepet pulang kan?" Pertanyaan Faro dijawab anggukan antusias dari sang empu.

"Makanya nurut yah.." dengan terpaksa Aylin harus mengubur dalam keinginannya untuk jalan-jalan keluar.


Dengan telaten, Faro menyuapi satu persatu sendok berisi bubur kedalam mulut istrinya. Namun suapan ketiga Aylin menolak dengan alasan sudah kenyang.

"Kamu mau kemana mas?" Melihat Faro ingin beranjak.

"Mau nerusin kerajaan tuh" tunjuk Faro pada laptopnya. Yah, sudah bisa diduga Aylin kembali merengut seakan tak memperbolehkan suaminya bekerja.

"Gak boleh!" Cegah Aylin dengan menahan tangan Faro.

"Aylin .. itu ada klien yang nungguin aku sayang" jelas Faro mencoba sabar.

"Oh jadi kamu lebih milih kerjaan kamu dari pada istri kamu ini?--" tak melanjutkan kalimatnya setelah melihat tatapan elang suaminya.

Aylin menunduk, memilin bajunya sendiri. Ia takut jika menatap lamat mata elang yang sedang menatapnya itu.

"M-maaf mas" ucap Aylin dengan suara yang mengecil artinya ia sangat takut. Melihat istrinya yang seperti itu ternyata mampu meluluhkan pertahanan Faro untuk marah pada aylin.

Faro mendekat kemudian mendekap tubuh istrinya, mengelus puncak kepala Aylin lembut.

"Maaf .. aku gabisa nurutin kemauan kamu, aku mau kamu cepat sembuh" ujar Faro. Tak lama Aylin juga membalas pelukan itu, ia menenggelamkan kepalanya didada bidang suaminya. Sepertinya itu adalah spot baru yang Aylin sukai dari Faro, dasa bidangnya.

COLD CEO is MY HUSBAND (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang