#21

63.9K 2.7K 17
                                    

Typo⚠

_________________

Seperti hari-hari biasanya, Aylin  disibukan oleh pekerjaannya sebagai sekretaris Ceo perusahaan ini. Lama Aylin berkutat dengan beberapa berkas yang harus ada tanda tangan suaminya sore ini.

Di tengah ketekunannya mengahadap pada layar laptop, tak sepenuhnya membuat fokus Aylin tertuju pada layar laptop itu. Karena apa, suara bising dari perutnya mulai menginstrupsi agar cepat menyelesaikan pekerjaanya.

"Sabar kenapa sih perut .. gatau lagi sibuk?!" Monolognya.

Dapat terlihat dari arah pintu perusahaan, nampak Faro berjalan lengkap dengan setelan jas hitam dan beberapa bodyguardnya memasuki perusahaan itu, otomatis semua karyawan di sana berdiri dan menunduk hormat pada bosnya yang baru datang.

Namun, hal itu tak diketahui oleh Aylin saking sibuknya ia dengan beberapa lembar kertas itu. Faro yang melihat Aylin tak melirik sedikitpun akhirnya berdehem untuk menyadarkanya.

"Ekheem! .." nyatanya nihil, tak ada jawaban dari sang empu. Faro menginstruksikan agar kedua bodyguardnya itu pergi, dan menyisahkan dirinya dan istrinya ini.

Setelah memastikan kedua manusia berkepala pelontos itu pergi, Faro mendekat ke meja Aylin. Melihat raut wajah istrinya yang begitu serius, menimbulkan kesan lucu tersendiri bagi Faro. Ia tak pernah melihat wajah istrinya yang muram dan lesu begini, selalunya Aylin hanya menampakan box smile nya dan raut wajah polos tak berdosa.

"Ekhem!.."

"Apasih perut?! Kan gue udah bilang gue sibuk! Bisa tahan sebentar ga sih!" Gerutu Aylin yang masih tak sadar jika itu suaminya. Namun, hal itu tak bertahan lama. Aylin tersadar dan nampak berpikir.

"Eh tadi deheman ngga sih? Tapi kok .. " monolognya dan melihat ke arah perutnya. Merasa jengah pada Aylin, Faro hanya menghela nafas gusar. Ia memilih menyentuh bahu Aylin, cara yang seharusnya ia gunakan sejak tadi.

"Eh copot!" Ujar Aylin kaget melihat Faro yang sudah ada di depanya.

"Mas Faro sejak kapan disini?" Tanya Aylin.

"Sejak negara api menyerang!" Ucap Faro kesal.

"Ya kan aku baru tahu sekarang mas" ujar Aylin.

"Kamu lapar?" Tanya Faro.

"Sedikit sih .. hehe" ujar Aylin seraya menampakan senyum polosnya.

"Ikut saya!" Faro ingin menarik tangan Aylin namun di cegah oleh sang empu.

"Mau kemana?" Tanya Aylin.

"Ngamen .. Ya makan Lin .." ucap Faro mencoba sabar.

"Tapi kan mas ini belum selesai" sanggahnya seraya menatap miris pada setumpuk kertas yang berada disamping laptopnya.

Nampak Faro sedang berpikir seraya melihat tumpukan kertas yang dimaksud Aylin. Namun setelahnya

"Itu biar jadi urusan nanti" ujarnya. Saat ingin melayangkan protes Faro lebih dulu menggandeng tangan Aylin keluar kantor untuk mencari makanan.

Beberapa karyawan yang melihat itu masih sedikit kebingungan. Semuanya bertanya mengapa bosnya begitu dekat dengan sekertarisnya, apa hubungan mereka. Setahu para karyawan disini, bosnya adalah orang yang dingin bahkan tersenyum pun tidak pernah.

Selain terkenal dengan pribadi yang dingin tak tersentuh, bosnya juga seseorang yang kejam bila berurusan dengan seseorang yang ingin mengusik perusahaannya.

Merasa diperhatikan, Aylin mencoba melepaskan genggaman itu.

"Mas jangan gini diliatin karyawan kamu!" Bisik Aylin. Faro tentu saja mendengar hal itu dan langsung menghentikan langkahnya.

COLD CEO is MY HUSBAND (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang