episode 1

100 10 0
                                    

Matahari pagi menyinari
Mengalahkan embun dini hari
Sayup mulai terdengar suara menari-nari
Tandanya para insan telah mulai beraktivitas kembali

“Pagi bunda” sapa Tiara mendekati bundanya yang sedang menyirami bunga mawar.

“Pagi sayang,” jawab Bunda, “haduh anak bunda jam segini belum mandi,” sambungnya menyindir anak perempuan satu-satunya itu.

     Tiara Mentari namanya, seorang gadis berusia 18 tahun, ia lulusan Madrasah Aliyah tahun kemarin kemudian melanjutkan ke pondok salafiyah di Tangerang untuk mendalami Al-Qur’an. Sudah setahun Tiara mondok dan bulan ini ia pulang, karna memang sudah waktu libur dari pondoknya, waktu libur yang rutin setahun sekali selama 2 minggu.

     Kebiasaan di rumahnya saat ini adalah bermalas-malasan alasannya Bunda biarkan aku beristirahat dahulu di rumah. Karena kebiasaan ketika di pondoknya ia harus bangun sebelum pukul 4 subuh, kemudian ia harus mengantre dahulu jika mau mandi atau pun makan, ia pun harus bergegas ketika kohkol di pukul 3 kali tandanya waktu mengaji di mulai, sungguh lelah tapi menyenangkan ungkap Tiara ketika mengingat masa-masa itu.

“Iya bunda, bentar dulu ya, Tiara ingin berjemur dahulu menghirup udara segar, hehe,” elak Tiara masih ingin bermalas-malasan.

     Tiara berjalan mondar-mandir di teras rumahnya mencoba menggerakkan tangannya seperti berolahraga, kemudian ia melihat seorang wanita setengah baya mungkin seumuran bundanya sedang tersenyum ke arahnya. Tiara mengerutkan keningnya “Siapa ya?” gumam Tiara merasa heran.

     Wanita itu menghampiri pagar rumahnya masih dengan senyumannya.

“Assalamualaikum Bu Dania,” ucap wanita itu.

“Waalaikum salam," jawab Tiara dan bundanya berbarengan.

“Ya Allah Bu Syamsiah, apa kabar?” ucap Bu Dania setengah berlari menghampirinya, kemudian membukakan pagar mempersilahkan untuk masuk “mari masuk, Bu,”

“Alhamdulillaah saya sehat bu, bagaimana kabar Bu Dania? sepertinya tidak terlihat ada perubahan ya walau kita sudah lama tidak bertemu,” jawab Bu Syamsiah dengan menambahkan pujiannya.

“Ya ampun Bu Syamsiah ini, bisa aja,” ucap Bu Dania.

     Tiara yang sedang berdiri depan pintu masih bertanya-tanya dan hanya diam saja memperhatikan  perbincangan dua wanita itu untuk mencari sedikit informasi siapa Bu Syamsiah ini. Hihi

     Bundanya melihat ke arah Tiara yang masih mematung depan pintu, ia melambaikan tangannya.
“Tiara, sini beri salam sama Bude Syamsiah” ajak bundanya.

Bersambung...

Tiara, Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang