episode 4

38 6 4
                                    

  _Bertemu Kembali_

“Assalamu’alaikum,” ucap pria itu dari arah pagar dengan tersenyum dan juga melambaikan tangannya.

“Siapa dia?” pikir Tiara.

“Waalaikum salam,” jawab Bu Dania dan Bu Syamsiah.

“Loh kok ke sini juga kamu!” Ucap Bu Syamsiah membalas senyumannya.

Tiara semakin dibuat penasaran oleh mereka, ia melirik ke arah bundanya bertanya siapa pria itu dengan isyarat mata. Apakah Tiara mendapatkan jawaban?, Tidak! tentunya. Tiara hanya melihat bundanya mengerutkan keningnya lalu memberinya senyuman.

“Sini masuk, Mas. Geser saja pagarnya,” teriak Bu Dania mempersilahkan pria itu dan membiarkannya menggeser pagar rumah itu sendiri.

Mas!
Siapa sih?
Gumam Tiara yang terus memandangi pria itu mencoba mencari-cari ingatannya, siapa tahu kenal pikirnya.

“Iya bunda,” pria itu menghampiri Bu Dania lalu mencium punggung tangannya.
"Bagaimana kabarmu, Mas?" Tanya Bu Dania.
“Alhamdulillah sehat bunda” jawab pria itu, lalu bertanya kembali tentang kabar Bu Dania.

“Mamah sudah hendak pulang, kenapa ke sini?” ucap Bu Syamsiah.

“Eh iya Mah, botol susu putri tertinggal di meja dari tadi aku cari Mamah akhirnya ketemu ada di sini,” jelas pria itu.

“Mamah! Pria itu memanggil Bu Syamsiah Mamah, jangan-jangan ini yang namanya Jan itu,” Tiara masih berkutat dengan pemikirannya tentang pria ini.

Bu Dania menyentuh pundak Tiara, lalu bertanya, “Tiara, kamu masih ingat kan sama Mas Jan, ayo sapa Mas Jan?”.

“Eh iya, maaf,” ucap Tiara merapatkan tangan sedikit di condongkan ke arah pria itu dan berkata “Mas, maaf,”. Karna baginya pria ini bukan mahramnya dia tidak seharusnya bersalaman dengan saling menyentuh.
“Iya,” jawab pria itu singkat.

Pria itu hanya sekilas melirik Tiara dan kembali memperhatikan bayi mungilnya.

“Masih ingat kan dek Tiara sama Mas Jan?” tanya Bu Syamsiah.
Kening Tiara sedikit berkerut menandakan kebingungannya.
“Udah lupa kali mah, dulu kan dia masih kecil sebelum kita pindah dari sini” ucap pria itu memotong pembicaraan.
“Eh iya Bude, aku lupa he” jawab Tiara gelagapan.

Tiara merasa aneh sepertinya pria ini agak sensi dengannya, atau mungkin hanya perasaan Tiara saja.

“Oh begitu ya, rasanya baru kemarin pindah dari sini, tapi banyak banget perubahannya, terutama kamu dek Tiara sekarang sudah menjadi seorang gadis remaja,” ungkap Bu Syamsiah sembari memandangi Tiara.

“Memang dia sudah banyak berubah, setelah dewasa wajahnya kian semakin cantik, sampai aku hampir tak mengenalmu ,Dek” gumam pria itu yang memperhatikan Tiara dari sudut matanya.

“Eh Bude, aku juga kan makan, masa masih kayak dulu,” ucap Tiara sambil mengerucutkan bibirnya.

Semua tertawa mendengar ucapan Tiara, kecuali pria itu hanya diam memandangi bayinya padahal diam-diam mendengarkan ucapan Tiara.

Tiara gadis yang polos benar-benar lupa dengan Mas Jan. Dia mencuri pandang memperhatikan pria itu, mencoba menerobos ingatannya, memperhatikan setiap ucapannya tingkahnya, tapi ingatannya tentang pria itu hasilnya nol.

Tiara menyerah, “biarlah, memang dia penting untukku, sehingga aku harus terus mengingat siapa dia” gumam Tiara dalam hati.

“Kamu masih suka menonton, Dek?” ucap pria itu bertanya.

Bersambung...

______________________________________

Assalamualaikum apa kabar semuanya?
Jangan lupa komen ya biar tulisanku semakin berkembang.
Maaf kalau belum nyambung atau banyak yang typo. Mudah-mudahan dengan komen kalian lebih membuatku untuk semangat menulis lagi. Btw ini karyaku yang pertama. Jadi banyakin maklum ya, oppsss
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

Tiara, Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang