Part 4
“Kak Januar, ngapain ke sini, tahu dari mana rumah Tiara?” ucap Tiara lalu menatap sebatang rokok yang tergeletak di tanah. “Dia perokok,” gumam Tiara dalam hati.
“Ini rumah Bu Dania bukan, Dek?” ucap Januar balik bertanya. Melihat tatapan Tiara ke arah rokok, Januar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Iya,” jawab Tiara.
“Alhamdulillah, berarti aku tidak menyasar,” Januar tersenyum lagi.
“Maksudnya?”
“Aku mau ambil pesanan kue ibuku, Dek?”
Tiara sedikit melamun, memikirkan kue apa yang di maksud Januar.
“Oh, punya Bude Syamsiah,”
“Iya,”
“Ya sudah tunggu sebentar ya Kak, Tiara ambilkan, silahkan duduk dulu Kak,”
"Oke!"
Tiara pun masuk ke dalam rumah, sedang Januar menatap pintu yang telah terlewati Tiara, dia tersenyum bahagia.
“Akhirnya, aku menemukanmu Tiara,” gumam Januar pelan.
Tak lama Tiara datang membawa kotak kue. Tiara tersenyum lalu melihat ke arah Januar dan Januar pun membalas senyuman Tiara, tapi setelah mendapat balasan senyum dari Januar Tiara langsung bersikap dingin kembali karna ia tadi tidak bermaksud tersenyum pada Januar.
“Ini Kak,” ucap Tiara menyodorkan kotak kue itu. Januar pun langsung berdiri dari duduknya menerima kue dari Tiara.
“Sebentar Dek,” ucap Januar, lalu menyimpan kue itu di meja samping tempat duduknya. “Udah di bayar belum ya?” tanya Januar.
“Tiara gak tahu Kak,” ucap Tiara mengangkat bahunya.
“Ya bagaimana dong, Kakak juga tidak tahu,”
“Ya sudah bawa aja, Kak.”
“Ya gak enak dong, Dek,” ucap Januar menggaruk kembali tengkuknya, padahal ia hanya berpura-pura. Januar tahu bahwa kue ini sudah di bayar dan tinggal mengambil, namun ia masih ingin melihat Tiara.
“Tiara telepon Bunda aja ya mau tanya dulu,”
“Eh, eh, tidak usah, Dek,”
“Kenapa?”
“Kakak sudah tahu kok, ini sudah di bayar kuenya,”
“Lah tadi bilang gak tahu,” Tiara memangku tangan dan memicingkan matanya lalu berkata lagi, “Kakak lagi godain aku ya?”
“Ha ha, kamu ini ya, Dek,” Januar tertawa lepas kemudian menjitak kepala Tiara, “anak ini benar-benar polos,” gumamnya pelan.
“Apa Kak?”
“Tidak,”
“Ya sudah pergi sana,”
“Ya Allah kamu mengusir, Dek?”
“Iya,”
“Oke, Kakak bakalan pulang, tapi boleh minta nomor ponsel kamu gak, Dek”
“Enggak!”
“Pelit melulu sih,”
“Biarin,” Tiara mengacuhkannya.
“Jangan cemberut dong, nanti cepat keriput terus cantiknya hilang,”
“Biarin! Udah ah sana pulang, Tiara mau makan lagi,” ucapnya kemudian berlalu masuk menutup pintu.
“Eh tidak sopan ya, Kakak bilang sama bunda kamu ntar,” tidak ada jawaban dari Tiara, “ Ya sudah Kakak pamit, Assalamualaikum,” Januar pergi meninggalkan rumah Tiara dengan perasaan bahagia, dan sesampainya di rumah pun Januar masih tersenyum.
“Kamu kenapa Jan?” ucap Bu Syamsiah yang melihat anaknya senyum-senyum ketika tiba di rumahnya.
“Habis ketemu cewek cantik, Mah” jawab Januar yang selalu jujur terhadap orang tuanya
“Siapa?” tanya Bu Syamsiah.
“Tiara,”
“Ketemu di mana?”
“Di rumahnya,”
“Anaknya Bu Dania?”
“Iya, Mah,” ucap Januar sambil mencium pipi Bu Syamsiah, kemudian ia berlalu masuk untuk menyimpan kue yang di bawanya.
Bersambung...
______________________________________
Hai, hari ini aku up 2x ya.
Bantu aku dengan vote dan komen kalian ya biar tambah semangat aku.🌹
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara, Aku Memilihmu
Romance"Assalamu'alaikum," ucap pria itu dari arah pagar dengan tersenyum dan juga melambaikan tangannya. "Siapa dia?" pikir Tiara. "Waalaikum salam," jawab Bu Dania dan Bu Syamsiah "Loh kok ke sini juga kamu?" Ucap Bu Syamsiah membalas senyumannya. ...