"Januar Yah," jawab Bu Dania. Bu Dania pun menceritakan sedikit tentang Januar dan pak Darwis pun mulai mengingat siapa Januar.
"Apa Tiara menyukainya?" tanya Pak Darwis rasa penasarannya kian bertambah.
"Semoga saja tidak Yah, Januar seorang duda sekarang dan apalagi mempunyai anak," jelas Bu Dania. Bukannya ia tidak menyukai Januar, tapi untuk di jadikan menantu rasanya ia tidak tega membiarkan anaknya mempunyai tanggung jawab mengurus anak yang bukan lahir dari rahimnya sendiri.
"Kalau Tiara siap atau suka, apa boleh buat," ucap Pak Darwis beranjak menuju kasur, lalu ia menoleh, "besok ayah akan bicara dengan Pak Iwan, semoga mereka bisa menerima keputusan Tiara."
Bu Dania mengiyakan perkataan suaminya dan mengikutinya berbaring di ranjang untuk beristirahat.
Malam yang semakin larut di temani suara rintik-rintik hujan, Tiara mengadu pada sang pencipta. Tiara meminta untuk selalu di mudahkan segala sesuatunya, semoga penolakannya tidak menjadi mudarat untuk keluarganya ataupun keluarga si pelamar.
Selesai ia menunaikan salat tahajud, ia mengambil ponselnya dan berbaring di ranjang. Tiara membuka sebuah aplikasi sosial media, ia melihat ada yang meminta pertemanan padanya, namanya Jan etnes. Sebelum menerima permintaannya, Tiara melihat dulu profilnya tapi tidak ada. Namun kosong, isinya semua tentang sketsa dan kartun. Tiara pun akhirnya menerima permintaannya itu karna gambar sketsanya sangat unik. Tidak lama setelah menerima permintaan pertemanan itu, terdengar notifikasi tanda pesan masuk.Jan etnes
_Belum tidur?
_Kenapa?
_Balas dong!
_Tiara {^•^}
Tiara mengabaikan pesan dari akun baru itu, namun si pengirim pesan itu menyebut namanya. Tiara langsung penasaran siapa pemilik akun baru ini.
Mutiara Hati
_Siapa?.
Jan etnes
_Januar!
Mutiara Hati
_Mas Jan?Jan etnes
_IyaMutiara Hati
_Ada apa?
Jan etnes
_Minta nomor WhatsAppMutiara Hati
_Buat apa?
Jan etnes
_Buat aku telepon.
Jantung Tiara berdegup kencang, ia merasakan seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari dadanya.
Jan etnes
_Mana?
_Jangan pelit dong.
Mutiara Hati
_sabar dong
_0856***
Jan etnes
_Tunggu ya.
Tiara tidak lagi membalas pesannya, ia terlalu gugup untuk membalasnya. Akhirnya ponsel pun berdering, terpampang nomor baru di layar ponselnya.
"Assalamualaikum, siapa ini," ucap Tiara memulai perbincangan.
"Waalaikum salam, ini Kakak?"
"Kakak?"
"Januar, Dek," jelas Januar yang di jawab hanya oh saja oleh Tiara. "Kenapa belum tidur?" tanya Januar lanjut.
"Baru mau," jawab singkat Tiara.
"Oh jadi Kakak ganggu ya,"
"Iya, eh,"
"Kenapa gugup? Kemarin siang masih ceria,"
"Enggak, biasa aja kok," Tiara memang sangat gugup tidak tahu alasannya mengapa dan perasaan yang kemarin dan saat ini sangat berbeda.
"Kalau begitu kita bisa jadi teman dong?"
"Mau banget ya temenan sama Tiara?"
"Mau banget dong, apalagi kalau teman sehidup semati." Januar tertawa setelah mengucapkan kata-kata itu. Berharap Tiara tahu maksud ucapannya.
Bersambung..._____________________________________
Assalamualaikum...
Bantu up dong biar makin seru ceritanya.
Jangan lupa vote sama komen y...
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara, Aku Memilihmu
Romance"Assalamu'alaikum," ucap pria itu dari arah pagar dengan tersenyum dan juga melambaikan tangannya. "Siapa dia?" pikir Tiara. "Waalaikum salam," jawab Bu Dania dan Bu Syamsiah "Loh kok ke sini juga kamu?" Ucap Bu Syamsiah membalas senyumannya. ...