Setiap harinya Januar di temani dengan senyuman. Namun seharian kemarin Januar tidak berbalas pesan dengan Tiara karna pekerjaannya sedang sibuk, biasa laporan akhir bulan selalu menyita waktunya. Tiara pun tidak memberi pesan singkat pada Januar, karna sibuk mempersiapkan keberangkatannya ke Pondok Pesantren.
Karena merasa sudah terlalu lama tak berbalas pesan dengan Tiara, hari ini Januar ingin menghubungi Tiara. Sudah cukup kemarin ia menahan rindu pada gadis kecil itu dengan segera mengambil ponsel yang tergeletak di meja kerjanya. Januar menghubungi nomor ponsel Tiara, namun tidak tersambung. Januar mencoba berulang kali tapi tetap tidak tersambung. Hati Januar mulai merasa gelisah, ia merutuk dirinya berulang-ulang karna tidak menghubungi Tiara dari kemarin.“Tiara, ke mana kamu ayo angkat teleponnya dong?” gumam Januar sembari menghela nafas panjang.
Kini Januar mencoba menghubungi ponsel ibunya, namun tidak ada jawaban pula. Januar berusaha berpikir positif Mungkin ponselnya tertinggal.
***
Di sebuah ruangan dengan pencahayaan sedikit redup karna matahari belum seutuhnya masuk.. Seorang gadis menatap layar ponselnya, Ia menunggu bunyi notifikasi pesan singkat namun tak kunjung terdengar.
Waktu semakin berjalan, matahari mulai memanjat puncaknya tibalah saatnya ia harus pergi.
Di garasi Pak Darwis sedang memanaskan mesin mobilnya, Bu Dania sedang bersiap merapikan diri dan Tiara masih setia menatap layar ponselnya."Sudahlah, mungkin dia sedang sibuk, kumatikan saja ya hai kamu ponsel." Ucap Tiara mencoba menghibur hatinya.
Tiara tidak ingin terus menanti harapan palsu, ia kemudian mematikan layar ponselnya.
"Semua sudah siap?" Tanya Pak Darwis.
Tiara keluar dari kamarnya, lalu mengeluarkan semua barang yang akan di bawanya menuju mobil yang telah terparkir dekat pagar.
“Tiara, kamu kenapa dari kemarin Bunda lihat sedikit muram, apa kamu tidak ingin ke Pondok lagi?” tanya Bu Dania yang memperhatikan Tiara sedang melamun menatap jendela mobil tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
“Enggak Bunda, Tiara mau kok,” jawab Tiara mencoba tersenyum.
Bu Dania mengucap Alhamdulillah dengan jawaban Tiara kemudian berbincang dengan Pak Darwis, suaminya.
Sudah setengah perjalanan, Tiara hampir bosan setengah mati karna ia mematikan ponselnya dari sebelum ia berangkat. Tiara kemudian meraih tasnya dan mencoba mengaktifkan lagi ponselnya, terdengar notifikasi pesan tidak berhenti. Tiara membukanya dan itu ternyata dari Januar.Mas Januar
_Dek apa kabar?
_ Kok gak aktif Dek?
_Dek ke mana?
_Maaf kemarin Kakak tidak memberi kabar,
_Dek?
_Tiara?Sudah puluhan pesan yang Tiara terima dan isinya adalah kata Tiara. Tiara tersenyum ingin sekali dia tertawa namun ia tahan. Tiara masih tersenyum menatap layar ponselnya dan Tiara tidak sadar ada yang memperhatikannya di balik kemudi.
“Sedang berbalas pesan dengan siapa kamu, Dek?”
“Eh Ayah, dengan teman, Yah,”
“Boleh Ayah tahu?” ucap Pak Darwis karna ia merasa itu bukan teman biasa, senyuman Tiara berbeda dari biasanya.
“Mas Januar,” Tiara menunduk malu. Sebenarnya Tiara bisa saja berbohong, namun karna berucap kata “Boleh” jadi ia tidak tega.
“Mas Jan anaknya Bu Syamsiah,”
“Iya Bunda,”
“Oh, ya sudah,” ucap Pak Darwis mengakhiri percakapannya, ia bermaksud supaya Tiara tidak terganggu.
Tiara pun kembali membaca isi pesan dari Januar kemudian membalasnya.
Tiara
_Assalamualaikum, Kak?
_Maaf baru membaca pesan dari Kakak,
_Tiara sedang dalam perjalanan menuju Pondok Pesantren, mohon doanya ya Kak.***
Januar tiba di rumahnya, ia duduk lemas sembari memangku putrinya, Putri. Akhirnya terdengar notifikasi khusus yang ia buat untuk Tiara, ia dengan cepat membacanya dan terkejut tentang balasan dari Tiara. Tanpa menunggu lag Januar langsung menghubungi Tiara.
“Assalamualaikum, Dek,” ucap Januar setelah tersambung.
“Waalaikum salam,”
“Dek, benar mau ninggalin Kakak?”
“Apaan sih, Kak,”
“Jangan tinggalkan Kakak,” Januar terdiam lalu berkata lagi “Kakak akan melamarmu, tunggu Kakak, Dek,”
Tiara terdiam membisu dengan apa yang telah di katakan oleh Januar, lalu ia pun meneteskan air mata.
Bersambung...
______________________________________
Assalamualaikum, selamat siang. Selamat menikmati kegundahan Tiara dan Januar.
Jangan lupa vote dan komen ya
👇
Terima kasih sudah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara, Aku Memilihmu
Romance"Assalamu'alaikum," ucap pria itu dari arah pagar dengan tersenyum dan juga melambaikan tangannya. "Siapa dia?" pikir Tiara. "Waalaikum salam," jawab Bu Dania dan Bu Syamsiah "Loh kok ke sini juga kamu?" Ucap Bu Syamsiah membalas senyumannya. ...