"Eh iya Bunda sebentar," jawab Tiara cepat menghampiri mereka. "Assalamu'alaikum," Tiara memberi salam kepada Bu Syamsiah kemudian mencium punggung tangannya. Bibir Tiara tersenyum, keningnya berkerut sedang mencari-cari informasi dalam ingatannya siapakah wanita ini, rasanya ia pernah mendengar namanya.
Bu Dania yang melihat wajah bingung tiara, sedikit tertawa. Kemudian Bu Dania menjelaskan siapa Bude Syamsiah itu.
"Tiara, ini Bude Syamsiah yang dulu sering pesan kue di Bunda, masih ingatkan?" jelas bundanya "ini ibunya Mas Jan," sambungnya.
Deg...
'Mas Jan, siapa dia, apa aku mengenalnya? Ah sudahlah aku menyerah lebih baik bilang iya saja lah' gerutu batin Tiara."Oh iya," jawab Tiara mengangguk pura-pura ingat.
"Kalau di sebut Mas Jan aja baru ingat ya," sindir Bu Dania.
Tiara membulatkan matanya 'Haduh apalagi nih, kok bunda bisa ngomong kayak gitu,' Tiara masih berbincang dengan dirinya sendiri. Selamat menikmati kebingungan ini Tiara.
"Waah bayinya lucu sekali Bude, cucunya ya?" Tiara mencoba mengalihkan pembicaraan. "perempuan ya, ih gemasnya siapa namanya Bude?" Tiara mencoba menyentuh bayi itu yang sedang tertidur pulas di stroller berwarna hitam ada tambahan garis merah.
"Namanya Putri, tahu aja dek Tiara kalau ini cucu Bude" jawab Bu Syamsiah, "mirip gak sama Mas Jan?" sambungnya bertanya.
"Eh iya Bude, aku gak tahu" Tiara menjawab dengan gelagapan.
"Ya udah mari masuk Bu, biar enak ngobrolnya di dalam," ajak Bu Dania menyela dan mulai mencairkan suasana yang tegang buat Tiara.
"Iya Bude masuk saja, nanti Tiara bikinin teh manis," cengirnya mendahului yang lain lalu membukakan pintu yang lebar.
"Tidak usah dek Tiara, Bude duduk di depan aja biar putri kena sepoi-sepoi angin di luar" ucap Bu Syamsiah.
"Begitu ya, ya udah Tiara ambil minum dulu ya Bunda." Tiara menghilang di balik pintu menuju dapur.
Di kursi depan Bu Dania dan Bu Syamsiah saling bercerita berbagai kisah tentang kehidupan mereka selama 3 tahun ini. Bu Syamsiah dahulu tinggal dekat dengan mereka hanya berbeda komplek saja, dan 3 tahun lalu Bu Syamsiah harus pindah karena suaminya yang bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan harus di pindah tugaskan ke tempat kelahirannya Jawa tengah.
Perbincangan mereka begitu seru hingga tidak sadar kedatangan Tiara. Tiara mendekati dua wabuta itu, dengan dua teh manis hangat di tangannya. Setelah mereka menyadari adanya Tiara, dengan segera mereka pun menghentikan perbincangannya dan Bu Dania mempersilahkan Bu Syamsiah untuk minum teh dahulu.
Beberapa menit telah berlalu, Bu Dania dan Bu Syamsiah masih asyik dengan cerita-cerita mereka. Tak lama pun terdengar suara erangan, haduh bayi mungil itu ternyata bangun pikir Tiara.
"Eh dek Putri udah bangun, main sama Kak Tiara yuk?" Tiara mencoba mencubit-cubit kecil tangan mungil itu. "boleh gendong gak bude?" Tanya Tiara yang sudah gak sabar karena ia memang sangat menyukai anak kecil.
"Boleh, gendong saja dek Tiara" Bu Syamsiah mempersilahkan Tiara mengambil Putri dari strollernya. "Putri pasti senang di gendong kamu" ucapnya lagi.
Bersambung..
Hai kawan-kawan, maaf ya kalau ada kata-kata yang gak nyambung. Bantu komen sama like nya yaa.
Maaciih maaciih maaciih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara, Aku Memilihmu
Romance"Assalamu'alaikum," ucap pria itu dari arah pagar dengan tersenyum dan juga melambaikan tangannya. "Siapa dia?" pikir Tiara. "Waalaikum salam," jawab Bu Dania dan Bu Syamsiah "Loh kok ke sini juga kamu?" Ucap Bu Syamsiah membalas senyumannya. ...