“Alhamdulillah, sah.” terdengar suara teriakan kata Alhamdulillah dari luar ruangan tempat Tiara berada. Tiara menundukkan kepalanya, air matanya telah menetes dalam hatinya ia masih tak percaya bahwa ia menikah secepat ini.
“Alhamdulillah, sudah sah, Dek,” ucap Bu Dania memeluk tubuh Tiara di susul dengan tangisan bahagia.
Mendengar suara tangis bahagia Bu Dania, membuat Tiara semakin terisak karna rasa tidak percayanya kian menjadi nyata.
“Sudah Dek, ayo kita ke depan menemui suami kamu,”
Bu Dania menggandeng Tiara yang memakai gaun merah muda dan berkerudung putih tergerai menutupi auratnya.
Tiara menghampiri suaminya dengan wajah yang masih menunduk menutupi wajahnya yang sedikit berwarna merah karna usai menangis, kemudian Tiara mengecup punggung tangan suaminya.
Januar tersenyum dan memegang kepala Tiara, ia mengecup kening Tiara lalu membisikan doa sembari memegang kepala Tiara dengan lembut.Acara akad pun selesai, Tiara akhirnya berpamitan pada teman-temannya, dan membawa semua barang miliknya di Pondok itu. Ratih yang saat ini sedang memeluk Tiara tidak berhenti menangis, ia terus mengucap kata sabar untuk sahabatnya itu.
Semua sudah selesai kini waktunya mereka untuk pulang. Januar yang membawa mobil pribadi sendiri, ia mengajak Tiara untuk bersamanya. Tiara bermaksud ingin menolak, namun Bu Dania dan Bu Syamsiah terus mendesak, akhirnya ia harus mengalah.Tak ada perbincangan dalam mobil itu, mereka terdiam begitu saja. Januar yang fokus menyetir dan Tiara memandang penampakan pinggir jalan dari kaca mobil itu.
Januar tidak tahan dengan kecanggungan ini, ia meraih tangan Tiara lalu mengecupnya.
Tiara kaget dengan perlakuan Januar, ingin ia menarik tangannya namun Januar memegang semakin kuat membuatnya untuk menyerah.“Dek,” akhirnya Januar memulai perbincangan.
“Iya,” jawab Tiara yang masih menatap pemandangan di luar kaca mobilnya.
“Terima kasih,”
“Untuk apa,”“Untuk hari ini, untuk kebahagiaan ini, untuk Adek yang mau bersama Kakak,”
“Iya,” ucap Tiara singkat, hatinya terlalu berkecamuk dengan semua ini.
“Mau menginap dahulu apa langsung pulang?”“Terserah Kakak,”
“Adek kenapa, Adek cape?” ucap Januar dan Tiara hanya menggeleng.
Melihat Tiara hanya diam, Januar pun ikut terdiam ia tak ingin mengganggu Tiara.
Takut nanti ada yang merasa khawatir, Januar pun menelepon keluarganya dan keluarga Tiara, bahwa mereka akan pulang besok karna ingin mampir ke suatu tempat.
“Dek, sudah sampai,” Januar mengusap pipi Tiara untuk membangunkannya.
Lagi-lagi Tiara merasa kaget karna ada yang menyentuh pipinya, dengan cepat Tiara menepis tangan Januar. Ketika ia sudah benar-benar sadar baru ia meminta maaf pada Januar.
Januar pun tersenyum dengan tingkah Tiara yang lucu itu. Cie cie....
Januar turun terlebih dahulu dan berlari mengelilingi mobil, kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Tiara.“Kita mau apa ke sini, Kak?” tanya Tiara yang merasa heran dengan tempat itu.
“Kita istirahat dulu, besok baru kita pulang,” jelas Januar.
“Tiara gak bawa pakaian tuk ganti, Kak,”
“Tidak apa, Kakak sudah membawakan kamu baju d kursi belakang,”
“Baju apa?”
“Bunda yang pilih Kok,”
"Oh," ternyata Januar sudah merencanakan semua ini pikir Tiara.
Januar mengeluarkan semua barang yang akan di pakai dari dalam mobilnya dan menggandeng tangan Tiara mengajaknya masuk.
Mereka sudah memilih kamar yang akan mereka tempati dan kini mereka sudah memasuki kamar itu.
Kamarnya bernuansa putih dan pemandangan mengarah ke pantai.
Januar menghampiri Tiara yang sedang duduk di sofa, ia tersenyum dan memeluk Tiara.
Tiara yang sedang berada di pelukan itu hanya terdiam jantungnya pun berdetak kencang dan badannya pun gemetaran.“Kenapa, grogi ya?” tanya Januar tersenyum menatap wajah Tiara.
“Tidak,” jawab Tiara lagi-lagi memalingkan wajahnya, begitulah sejak dari tadi Tiara terus menghindar dari tatapan Januar.
“Kakak sangat bahagia, Dek,” ucap Januar kemudian terdiam, “boleh Kakak terus memelukmu seperti ini ,Dek?” lanjut Januar.
Tiara yang mendengar permintaan itu mencoba untuk berdiri ia beranjak pergi. Namun terhenti karna Januar memegang tangannya, kemudian menariknya ke pelukan Januar kembali.
“Kakak tidak akan membiarkanmu pergi lagi, Dek” bisik Januar di telinga Tiara.
Bersambung
______________________________________
Jangan lupa vote sama komen ya biar makin semangat buat nulisnya..
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara, Aku Memilihmu
Romance"Assalamu'alaikum," ucap pria itu dari arah pagar dengan tersenyum dan juga melambaikan tangannya. "Siapa dia?" pikir Tiara. "Waalaikum salam," jawab Bu Dania dan Bu Syamsiah "Loh kok ke sini juga kamu?" Ucap Bu Syamsiah membalas senyumannya. ...