episode 19

18 3 0
                                    


     Januar terdiam, tak ada sepatah kata pun terucap dari mulutnya, tubuhnya pun diam menjadi beku. Pikirannya pergi ke masa dimana ia pertama kali bertemu dengan Tiara dan terakhir kali dia bersama Tiara.
     Tiara melihat sikap Januar yang diam tanpa pergerakan sedikitpun, ia pun tersenyum tipis. Tiara tahu Januar pasti terkejut.

“Mas Jan?” Ucap Tiara pelan, “Mas Jan,” panggilnya lagi, Januar masih melamun. Tiara coba memanggilnya lagi sedikit agak kencang suaranya.
"MAS JANUAR!"

“Eh, iya,” jawab Januar celingukan seperti orang yang kebingungan.

“Mas Jan, kenapa melamun?” tanya tiara, ia berpura-pura tak menyadari perubahan sikap Januar.

“Tadi kamu ngomong apa?” Tanya Januar ketus.

“Hadeuh,” Tiara menepuk jidatnya. “Tiara harus ulangi lagi,” lanjutnya.

“Ya sudah kalau tidak mau, Kakak gak rugi.”

“Hah Kakak, siapa tuh ha ha,” Tiara tertawa mendengar Januar menyebut kata Kakak.

“Putri cayang, sudah bosan ya, ayo kita pulang aja,” Januar mengalihkan pembicaraan untuk menghindari rasa groginya.

“Yaaa kok pulang sih,” ucap Tiara merengek, “jangan dulu lah Kak,” ucap Tiara cemberut.

“Hah siapa Kakak?” ucap Januar meledek Tiara.

     Tiara terdiam mengerucutkan bibirnya, ia kesal Januar meledeknya.
     Januar tidak tahan dengan segala yang ia rasakan saat, ia pun akhirnya pamit pulang bersama bayi mungilnya lalu di susul oleh Bu Syamsiah.

     Sesampainya di rumah, Januar berjalan gontai seperti orang tak berselera untuk hidup. Mukanya kaku, tidak ada ucapan sepatah kata pun semenjak ia masuk dalam rumah.
     Januar pun duduk di kursi lalu menyalakan televisi, matanya menatap televisi tapi pikirannya masih tertinggal di rumah Tiara. Bu Syamsiah pun menyadari akan hal itu, kemudian ia menghampiri Januar dan duduk di kursi sebelahnya. Ada yang pengen tahu Putri ci bayi itu di mana, hehehe ia sudah tertidur lelap di kamarnya.

“Jan, kamu masih suka sama Tiara?” tanya Bu Syamsiah menelusuri setiap raut wajah anaknya, mencari tahu ada kebohongan atau tidak dalam dirinya.

“Masa iya sih, Ma,”

“Kamu tidak bohong kan?”

“Aku kan sudah lupa sama bocah itu, lagian aku masih menyayangi Tania,” ucapnya bohong.

“Tania kan sudah pergi, Jan,” Bu Syamsiah menghela napasnya, “apa salahnya jika kamu menyukai seseorang, apalagi Putri butuh seorang ibu,” lanjutnya.

“Apakah aku pantas, Ma?” ungkap Januar mulai berkaca-kaca. “Susah payah aku melupakan bocah itu hingga akhirnya bertemu Tania, tapi sekarang di saat aku sudah begini ia hadir.” Januar mengusap mukanya frustrasi. "Aku bahagia bertemu dengannya lagi, tapi lagi-lagi dia membuat harapan palsu untukku." Air matanya pun mulai menetes di bawah matanya.

“Mama tahu, kamu gak bakalan bisa bohong sama Mama,” Bu Syamsiah mengusap tangan Januar, “dari awal kamu mengenalkan Tania Mama lihat ada sedikit sosok Tiara dalam Tania, makanya kamu bisa menerima almarhumah,” lanjutnya.

“Apa begitu terlihat Ma, sehingga Tania pun menyadari hal itu,”

“Sudahlah Nak, semua sudah berlalu. Jika kamu tidak ingin kehilangan Tiara lagi, rebut Tiara, pinta sama Pak Darwis dan Bu Dania,” jelas Bu Syamsiah.

"Mama tahu soal lamaran Tiara?" Januar menatap Bu Syamsiah.

     Bu Syamsiah terdiam, ia pun menghela nafas dan mengangguk. Kemudian ia menceritakan tentang lamaran Tiara.

“Ma, aku seorang duda yang baru di tinggal istrinya, dan juga mempunyai seorang anak,” Januar berhenti lalu menatap Bu Syamsiah, “apa aku pantas?” tanyanya.

“Masalah pantas atau tidak itu bagaimana Allah saja, kamu hanya perlu berusaha,”

“Tiara mengatakan dirinya ada yang melamar dengan nada bicara yang tenang, sepertinya ia pun menginginkannya,” nada bicara Januar semakin melemah.

“Bohong! Tiara sendiri yang merengek pada orang tuanya untuk menolak laki-laki yang melamarnya,” tegas Bu Syamsiah.

     Mendengar tutur kata dari sang ibundanya Januar mulai tersenyum, ia merasakan ada angin segar melewatinya. Januar pun bertekad untuk memulai kembali tali yang dulu pernah putus.

Bersambung..

______________________________________

Hai, gimana nih Januar cocok gak sama Tiara.
Januar pengen CLBK boleh gak nih?

Jangan lupa vote sama komen ya
👇

Tiara, Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang