episode 20

24 3 0
                                    


Semenjak kepergian Januar Tiara melamun kembali, ia masih memikirkan alasan untuk menolak lamaran Aden. Kepulangannya ke Pondok Pesantren pun harus di tunda beberapa hari karena lamaran itu.
     Ayah dan bundanya menyarankan Tiara untuk beristikharah, dengan segera Tiara pun melakukannya. Namun hasilnya tidak ada, ia belum menemukan petunjuk dari salatnya itu.
     Tiara teringat apa yang ayahnya katakan.

“Dek, Ayah tidak akan memaksamu, ini semua harus murni keinginanmu. Jika kamu bingung salat istikharahlah, Ayah menunggu jawabanmu dua hari lagi.”

     Sekarang adalah waktunya ia memberi jawaban pada Pak Darwis, ayah Tiara. Tiara pun pergi menuju kamar Pak Darwis  dan mengetuk pintu kamar ayahnya, ia tidak ingin berlama-lama memberi alasan dan untuk saat ini yang di pikirkannya adalah menolak lamaran itu.

“Ayah, sedang apa, boleh Tiara masuk?” ucap Tiara depan pintu.

“Iya Dek, masuk aja,” ucap seorang pria dalam ruangan itu.

     Tiara pun membuka pintu kamar itu dan masuk menghampiri pak Darwis yang baru selesai mengerjakan salat Isya.

“Ayah, Tiara sudah istikharah, tapi,” Tiara menggelengkan kepalanya.

“Tapi kenapa?” Pak Darwis penasaran dengan hasil istikharah Tiara.

“Tiara tidak menemukan jawabannya,” Tiara menunduk, lalu menyenderkan kepalanya di punggung Pak Darwis.

“Tiara merasa cocok tidak dengan Nak Aden?” tanya Pak Darwis.

“Tidak Ayah,”

“Apa ada seseorang yang sedang dekat dengan Tiara, atau Tiara sedang menyukai seseorang?”

     Tiara menggelengkan kepalanya untuk semua pertanyaan dari Pak Darwis.

“Tiara gak mau, Ayah hiks,” Tiara mulai menangis, menitikkan air mata.

“Kenapa harus menangis?” Pak Darwis membalikkan badannya dan memeluk putrinya itu. “Kalau kamu tidak mau, ayah tidak akan memaksa, biar nanti ayah yang kasih alasan.” Pak Darwis mengusap punggung Tiara berusaha menenangkan putrinya.

“Terima kasih Ayah,” Tiara memeluk Pak Darwis dan menyembunyikan mukanya di dada ayahnya itu.

     Sebenarnya Pak Darwis pun tidak ingin Tiara menikah di usia muda, dan pemuda yang melamar putrinya pun Pak Darwis tidak menyukainya.
     Setelah lamaran itu datang Pak Darwis tidak tinggal diam, ia segera mencari informasi tentang keluarga itu demi kebaikan putrinya. Fakta yang ia temukan adalah ternyata pria yang bernama Aden pernah masuk penjara karena terkena kasus narkoba. Walaupun telah menjalani rehabilitasi dan sembuh dari kecanduan narkoba tapi tetaplah terdapat catatan hitam.
     Pak Darwis sudah berjanji menyerahkan semua keputusan pada Tiara, maka dengan itu ia tidak memberi tahukan catatan hitam Aden.
     Setelah mendengar jawaban Tiara, Pak Darwis merasa lega karena itulah yang ia harapkan, Tiara menolak lamaran itu. Sekarang tinggal dirinya yang mencari alasan untuk menolak lamaran itu.
     Tiara hendak beranjak pergi dari kamar ayahnya, namun terhenti karna bundanya masuk.

“Ya ampun, ada apa ini peluk-peluk di kamar Bunda,” ucap Bu Dania sambil memangku tangan.

“Bunda cemburu, sini biar Ayah peluk juga,” ucap Ayah menyunggingkan bibirnya membuat Bu Dania cemberut.

     Tiara pun pergi keluar kamarnya setelah selesai bercanda saling meledek dengan mereka.
     Di dalam kamar itu Bu Dania bertanya tentang keputusan Tiara pada suaminya. Dan ia pun menceritakan tentang Tiara yang ingin mengingat seseorang yang pernah dekat dengan Tiara sebelum hilang ingatan waktu itu.

“Memangnya siapa Bun pria itu,” tanya Pak Darwis penasaran.

Bersambung

______________________________________

Hari ini aku up 2x, mudah-mudahan besok up 2x juga.
Bantu komen share dan vote nya yaa. biar tambah semangat 🔥 buat up

Tiara, Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang