episode 29

18 2 0
                                    



“Kak, Tiara mau ke kamar mandi,” ucap Tiara mencoba melepaskan pelukan Januar.

“Oh, maaf Dek,” Januar melepaskan Tiara dengan sedikit tidak rela.

     Waktu berlalu begitu cepat hingga malam pun tiba, ini malam pertama untuk mereka. Sejak kejadian tadi siang mereka hanya saling diam, berbicara pun hanya sepentingnya saja.
     Malam yang semakin larut, tapi tak ada yang memasuki kamar setelah makan malam. Mereka masih menonton TV dengan di temani pemikiran masing-masing. Bukan Tiara tidak mengantuk, hanya saja ia tidak tahu apa yang harus Tiara lakukan.

“Ekhem,” Januar berdehem mencoba mencairkan suasana. Tiara yang mendengar pun tak menoleh, ia pura-pura tak mendengar karna saat ini jantungnya sedang berdetak kencang. Januar tidak menyerah ia mencoba berdehem sampai tiga kali, namun tetap Tiara tak bergeming.
      Akhirnya ia menghela napas yang kencang, mencoba untuk menarik perhatian Tiara lagi.

“Kalau sudah mengantuk, tidur duluan Kak,” Tiara berbicara tanpa menoleh Januar, matanya masih fokus menonton film luar negeri itu.

“Apa Adek belum mengantuk?”

“Belum,”

“Ini sudah larut Dek, sudah pukul sepuluh lewat,” Januar sedikit menekankan kata sepuluh pada kalimatnya.

     Tiara yang mendengar penekanan suara pada kalimat sepuluh, langsung ia meraih remote control TV dan mematikannya. Tiara berdiri kemudian berjalan menuju kamar tempat beristirahat mereka.
     Januar melihat Tiara pergi tanpa menolehnya, ada sedikit rasa bersalah karena telah mengganggu Tiara.  Namun ada banyak rasa senang karna Tiara mau menurutinya. Januar pun pergi menyusul Tiara ke kamar mereka, namun saat memegang kelop pintu kamar itu tak bisa ia buka. Pintunya terkunci, Tiara sengaja mengunci pintu dari dalam karna ia tak ingin tidur dengan Januar.
Januar sangat kesal, lalu ia mengetuk-ngetuk pintu berharap Tiara membukanya. Namun sang nyonya yang sedang berada di dalam membiarkannya. Akhirnya Januar menyerah dan terpaksa harus tidur di sofa.
Januar merasa tak nyaman tidur di sofa, ia pun tidak tahu sudah berapa kali ia mengganti posisi tidurnya.
     Jam pun semakin larut, Januar mendengar suara pintu terbuka ia yakin pasti Tiara keluar kamar. Mata Januar menatap pintu kamar itu, ia menunggu seseorang keluar dari sana.
     Tiara keluar dari kamar, ia ingin pergi ke kamar mandi. Tiara mengedarkan pandangannya dahulu sebelum benar-benar keluar kamae, ia mencari seseorang dan ia pun menemukannya. Seorang pria yang sedang berbaring di sofa itu tak bergeming, Tiara yakin Januar sudah pergi ke alam mimpi dan ia pun segera berlari ke kamar mandi karna hajatnya sudah tak tertahankan.
     Januar melihat Tiara berlari, dan ia pun menemukan ide yang bagus. Januar berlari dan membukakan pintu dengan sangat pelan, ia matikan semua lampu kemudian ia berbaring dengan tenang di ranjang itu.
     Setelah selesai Tiara dari kamar mandi, ia langsung memasuki kamar kemudian Tiara berbaring di ranjang dengan tenang setelah memastikan ia sudah mengunci kamarnya. Keadaan kamar yang sudah gelap tidak mencuri perhatian Tiara karna ia sudah sangat mengantuk.
Pukul 04.30 alarm Tiara berbunyi, ia berusaha meraih ponsel untuk mematikan alarmnya. Namun badannya terasa berat, ia susah menggeser badannya ada tangan yang melingkar di perutnya.

“Aaaagghh,” Tiara berteriak sangat kencang hingga membangunkan seseorang yang di sebelah Tiara.

Bersambung...

_____________________________________

jangan lupa vote ya..
👇



Tiara, Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang