episode 18

20 2 0
                                    

Part 5

     Satu minggu berlalu mereka pun semakin dekat, kini Januar dan Tiara sudah sering bertukar pesan singkat. Awalnya Tiara kukuh tidak memberi nomor ponselnya, namun Januar tidak kehabisan akal, dia langsung meminta pada Bu Dania dengan alasan ada yang mau di tanyakan tentang temannya yang sekarang menjadi guru di sekolah Tiara.

Ting

Januar
Tiara?

                                         Tiara
iya, Kak

Januar
Jadi pergi gak ke bioskop?

Tiara
Jadi dong,

Januar
Mau Kakak jemput?

Tiara
Gak usah!

Januar
_Kenapa?

Tiara
Nanti Tiara ke rumah Kakak,

Januar
Yakin?,

Tiara
Memangnya kenapa? Kan Tiara mau sekalian kasih titipan Bunda.

Januar
Oh.

     Tiara tidak membalas lagi pesannya Januar, ia segera bersiap untuk pergi menonton film yang sedang ramai di bicarakan oleh teman-temannya. 'Surga yang tak di rindukan' itulah judul film yang akan Tiara tonton bersama Januar.
     Tiara selesai bersiap, ia memakai kemeja berwarna putih di padukan dengan rok jeans navy dan hijab pasmina berwarna navy, ia pun memakai tas gendong kecil hanya berisikan dompet dan ponsel saja. Tiara pun keluar kamar dan menuju dapur untuk meminta ijin pada bundanya.

“Bunda,” Tiara tersenyum pada Bu Dania.

“Sudah mau pergi?” tanya Bu Dania

“Iya Bunda,”

“Jangan kemalaman pulangnya, terus ingat salat juga,”

“Iya Bunda,”

“Kak Januar mana, kenapa belum ke sini?”

“Kan katanya Bunda mau kasih kue sama Bude, ya Tiara suruh gak usah ke sini, biar Tiara aja yang ke sana sekalian,” jelas Tiara.

“Oh, ya sudah, kuenya itu yang kotak kecil,” tunjuk Bu Dania.

“Oke, Tiara pamit ya, oh iya, malam Tiara sudah ijin kok sama Ayah,”

“Ya iyalah harus ijin, kalau enggak nanti kamu di susul ke mall sama ayah,”

“Ya sudah Bun, Assalamualaikum,” Tiara pamit lalu mencium punggung tangan bundanya.

“Iya waalaikum salam,”

     Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya Tiara pun sampai depan pintu rumah Januar. Tiara mengucap salam di pintu pagar rumah itu, dan di bukakan pagar oleh Januar.
     Setelah selesai memberikan kue pada Bu Syamsiah Januar dan Tiara berpamitan, mereka pergi dengan mengendarai sepeda motor. Tiara dan Januar langsung berangkat menuju bioskop terdekat dengan alasan agar tidak pulang terlalu malam.
     Setibanya di mall, mereka berjalan beriringan sesekali mengobrol tentang suasana mall saat itu. Mereka menyempatkan berfoto- foto dahulu tak lupa juga membeli minuman dan camilan.
     Bioskop akan di mulai lima menit lagi dan mereka segera memasuki ruangan bioskop.
     Tiara begitu menghayati filmnya, apalagi ketika Arini menangis karna Prasetya telah menikahi Mei Rose walaupun terpaksa pastilah teriris hati ini sebagai seorang istri. Beda dengan Januar, dari awal tayang Januar hanya memandangi Tiara dan sesekali menengok ponselnya karna Januar tidak terlalu suka dengan film yang terlalu dramatis.
     Januar tersenyum ketika melihat Tiara tersenyum dan tertawa ketika melihat Tiara menangis. Tiara yang sadar Januar memperhatikannya, ia segera memukul pundak Januar karna malu.

“Malu ya?” bisik Januar.

“Tahu ah,” Tiara mengerucutkan bibirnya dan fokus menonton lagi.

“Kamu sangat menggemaskan, Dek,” cupp Januar mengecup pipi sebelah kanan Tiara.

     Tiara sadar akan hal itu, ia langsung menatap tajam mata Januar, ada sedikit bulir air dalam matanya. Tiara ingin menangis rasanya tapi tak bisa marah pun ia tak bisa.
     Sedangkan Januar yang menerima tatapan itu ia tersenyum, ia merasa seolah Tiara terharu. Namun mata Tiara mulai berkaca raut mukanya memerah dan kini Januar sadar bahwa Tiara marah.
     Januar segera meminta maaf, namun Tiara mengacuhkannya dan menahan semua dalam kepalan tangannya. Tiara pun pergi ke kamar mandi tanpa pamit pada Januar.

Bersambung...

______________________________________

Ya ampun gak kerasa dah eps 18,
Terima kasih untuk votenya.
Jangan lelah buat vote ya,, eitss komen juga dong 👇

Tiara, Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang