*◌ೃ 17 jangan khawatir

469 79 0
                                    

Dan perlu lu inget satu hal lagi kalau gue bakal ada selalu buat lu kalau lu gak kuat menghadapi semua ini sendirian.

Chapter Seventeen

Hari Minggu ini awalnya adalah hari yang paling dinantikan Aejin. Hari dimana dia dan Sunoo akan bersenang senang bersama. Tapi hari Minggu yang seharusnya cerah ini malah berubah menjadi hari terburuk Aejin. Hari pemakaman adiknya.

Sepulang dari pemakaman Aejin terus mengurung diri dikamar mandi. Menangis, berbicara sendiri, bahkan melukai dirinya sendiri lagi. Dia benar benar kehilangan sosok penyemangat hidupnya.

Sedari tadi Aejin mendengar suara gedoran pintu yang disusul dengan bentakan kencang yang bukan lain adalah dari Papanya sendiri. Terdengar juga suara Mamanya yang mencoba menghentikan Papanya.

"BUKA! APA KAMU INGIN TERUS DISANA HAH?! BUKA PINTUNYA SEKARANG KIM AEJIN!" Aejin menutup matanya serta kedua telinganya agar tak mendengar suara mengerikan seperti itu, tapi tidak berhasil.

"BUKAN KARENA SUNOO SUDAH TIADA KAMU BISA BEBAS DENGAN CARA BERPURA PURA SEDANG BERSEDIH AEJIN! KELUAR!" Aejin tersulut emosi dan membuka pintu kamar mandi dengan kasar.

"kenapa Papa bilang aku berpura pura hah?! Seharusnya aku yang bertanya kan? Kenapa Papa bisa bisanya menganggap tiadanya Sunoo hanya angin yang berlalu? Apa Papa tidak menganggapnya sebagai anak Papa? KENAPA HAH?!!" Aejin berbicara dengan nada santai hingga akhir kalimat. Pada akhir kalimatnya ia menaikan suaranya mengeluarkan emosi yang ia pendam karena Papanya.

Plak

Satu tamparan mendarat dengan mulus pada pipi putihnya. "siapa yang mengajarkan soal membentak dan berbicara hal yang tidak penting?! Sudah jelas kamu yang berpura pura agar dapat mengurung diri dan bebas bukan?" rambut Aejin ditarik, membuatnya mendongakkan kepalanya dan melihat wajah seram Papanya. "atau kamu suka berada di tempat yang dingin nan sembab itu? Kalau iya, jangan berharap bisa keluar dari sini sebelum Papa perbolehkan!"

Aejin ditarik paksa masuk kedalam kamar mandi lagi. Aejin melihat Mamanya yang mencoba menahan Papanya namun tubuh Mamanya malah terlempar pada tembok didekatnya dengan keras akibat dorongan Papanya yang tidak main main kuatnya.

"jangan harap dapat bernafas dengan tenang jika kamu melanggar ucapan Papa!" Papa Aejin mengunci pintu kamar mandi dan menyeret Aejin menuju pada bathtub yang terisi penuh dengan air.

Byur

Kepala Aejin dimasukan kedalam bathtub secara paksa, membuatnya sulit untuk bernafas. "tidak bisa bernafas hmm?" kepala Aejin semakin ditekan kedalam dan ditahan didalam sana. Aejin yang tidak bisa menahan nafasnya lebih lama akhirnya menghirup banyak air dalam bathtub. Air mulai masuk kedalam hidungnya dan terasa mulai mengalir masuk ke dalam dadanya, membuatnya merasakan sesak yang luar biasa.


Kepala Aejin diangkat. Aejin mulai terbatuk batuk, berusaha mengeluarkan air yang ia hirup tadi. Tanpa merasa iba sedikitpun melihat Aejin dengan wajah pucatnya yang terus terbatuk, Papa Aejin kembali menenggelamkan kepala anaknya kedalam bathtub. Bedanya kepala Aejin menghantam dasar bathtub dengan keras sehingga luka dikepalanya terbuka lagi.

Warna air pada bathtub sudah berubah menjadi merah pekat, namun Papa Aejin tidak berhenti menahan kepala anaknya pada bathtub. Aejin merasa telinganya berdengung, kepalanya merasakan pusing yang luar biasa, dadanya sesak, serta perih dari luka yang cukup besar dan terkena air membuatnya sangat tersiksa.

Kepala Aejin kembali diangkat keluar dari bathtub. Aejin kembali berusaha mengeluarkan air yang terus membuatnya sesak sedari tadi, namun air yang dikeluarkan Aejin sekarang berwarna merah karena tercampur oleh darah.

"semoga bisa bertahan di tempat menjijikan ini." Papa Aejin keluar dari sana dan meninggalkan Aejin seorang diri serta menguncinya dari luar. Tak lupa juga ia bawa kuncinya bersamanya. Ia berencana meninggalkan Aejin sendiri di dalam sana semalaman dan akan membukakannya esok hari sebelum ia berangkat ke sekolah, karena apapun yang terjadi Aejin tidak boleh bolos sekalipun. Jika ditanya kenapa Papa dan Mama Aejin tidak bekerja hari ini, itu sudah pasti karena Sunoo. Karena kepergian Sunoo, Mama dan Papanya mengambil cuti seminggu penuh.

Aejin mendengar samar samar suara Mamanya yang terus memanggil manggilnya dari luar disusul dengan isak tangisnya. Aejin memegang kepalanya dan berusaha mendekat ke arah pintu.

"Ma... Jangan khawatir... A-Aejin baik..."

Mama Aejin menangis semakin kencang dan terus meneriaki nama Aejin. Berusaha mendobrak pintu kamar mandi namun tidak membuahkan hasil.

"Ma... Mama j-jangan khawatir... Mama istirahat ya..."

Isakan tangis Mamanya membuatnya ingin menangis. Tidak kuat jika harus mendengar orang yang ia sayang menangis karenanya.

Sebulir air mata lolos begitu saja dari matanya dan semua menjadi hitam serta telinganya yang tak lagi mendengar suara apapun.

Sebulir air mata lolos begitu saja dari matanya dan semua menjadi hitam serta telinganya yang tak lagi mendengar suara apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

penulisannya berubah gapapa ya~

wp khaira lagi rada rada. jadi kalau ada keanehan salahkan wpnya jangan khairanya :>

btw rank di wp meresahkan ya. kadang bikin seneng kadang bikin nyesek. kalo turun, turun jauh. kalo naik, naik banget. suka suka wp deh~

oke deh sekian paipai~

Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang