*◌ೃ 21 hanya seseorang

423 70 1
                                    

"masa iya... Lu kan mantannya."

Chapter Twenty-one

Haruto dalam sekejap terbungkam karena tatapan tajam yang Sunghoon berikan padanya dan kemudian pergi menghampiri Wonyoung.

New Trouble. Batin Sunghoon.

*•••*

Akhirnya semua selesai. Pekerjaan Aejin telah tuntas seluruhnya, bahkan tugasnya dengan Sunghoon pun telah selesai. Aejin benar benar harus berterimakasih pada Sunghoon dan Jungwon. Haruto dan Wonyoung? Mereka sedari tadi hanya menjadi pajangan mata para jomblo disana saja, maklumkan saja pasangan baru.

Dan omong omong soal usainya pekerjaan Aejin sekarang sudah jam 17.48 atau bisa dibilang sudah hampir jam 18.00. Aejin benar benar panik, bus tidak akan ada yang datang tepat waktu. Kenapa dunia sangat membencinya?!

"pulang sama Sunghoon aja Jin. Gue gak langsung pulang, Haruto juga mau nganter Wonyoung. Tugasnya gue aja yang kumpulin."

"tapi Won... g-gue harus jawab apa kalau-"

"dia gak bakal tau." Jungwon memegang bahu Aejin seraya menenangkannya. Aejin akhirnya setuju untuk pulang bersama Sunghoon, yang kebetulan juga Sunghoon sedang membawa motor.

Sunghoon dan Aejin melesat dijalanan dengan kecepatan yang dapat terbilang sangat cepat. Mungkin Sunghoon tau Aejin sedang terburu buru.

"Hoon!" panggil Aejin agak berteriak karena suara angin yang lebih besar dari suaranya ditambah lagi Sunghoon menggunakan helm. Sunghoon sekilas melirik Aejin dari kaca spionnya dan kembali melihat kearah jalanan, "apa?" tanyanya.

"sampe rumah lu langsung pulang ya?" Sunghoon mengernyit, "ada masalah?" tanyanya. "ada, kalo lu gak langsung pulang nanti." Sunghoon kembali memfokuskan pandangannya ke arah jalanan.

Sesampainya didepan rumah Aejin, Aejin langsung turun dari motor Sunghoon dan mengambil nafas dalam untuk bersiap masuk ke rumahnya.

Sunghoon agak terkejut karena baru mengetahui letak rumah Aejin yang tidak jauh dari rumahnya. Karena saat dia disuruh mengantar Aejin pulang, Aejin tidak langsung memberi tau letak rumahnya. Namun Sunghoon kembali melesatkan motornya karena mengingat kata kata Aejin beberapa saat yang lalu, mungkin jika dia berada disana lebih lama akan benar benar ada masalah yang muncul. Dan dia tidak ingin itu terjadi.

Melihat Sunghoon yang sudah hilang dari pandangan Aejin mulai melangkahkan kakinya menuju rumahnya. Belum sampai 5 detik Aejin sudah dihadang oleh Papanya didepan pintu. Sudah terbiasa memang, tapi tetap menakutkan.

"dari mana?" Aejin diam menunduk tidak berani menatap mata Papanya yang sangat dingin padanya. "Papa tanya sekali lagi. Kamu dari mana?!" Aejin tetap tidak menjawab. Takut? Aejin tidak takut hanya saja kepalanya berdenyut nyeri kembali. "JAWAB!" emosi Papanya sudah diambang batas karena anaknya yang tidak juga menjawab pertanyaannya.

Aejin ditarik menuju kamarnya dengan paksa. Aejin juga hanya memejamkan matanya pasrah dan juga untuk menetralisir rasa pusingnya.

Brak

Tubuhnya terbentur meja belajarnya dan menyebabkan seluruh kertas kertas maupun buku buku yang ada di atas sana berjatuhan ke lantai.

"Papa tau kamu pasti pergi kan?! Dan mengabaikan kewajibanmu!"

"Aejin gak pergi Pa!" ucap Aejin sambil berusaha untuk kembali berdiri.

"cih. Terus apa? Kamu di kelas tambahan lebih lama? Papa ada kesepakatan dengan Ibu Choi kalau kamu mau tau. Mau alasan apa lagi hmm? Kamu belajar? Hmm? JAWAB!"

Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang