Sekali lagi. Semua menjadi buruk karena gue. Batin Aejin menyalahkan dirinya.
Chapter Twenty-nine
Seperti biasa. Aejin pasti akan disuruh untuk mengerjakan soal soal kembali, walau dirinya sedang dalam kondisi yang tidak baik, namun dia harus. Dia harus menerimanya dan tidak melawan kali ini.
"di atas meja ada 2 lembar soal. Langsung diker-"
"Pa! Papa gila?! Dia baru dari rumah sakit dan harus langsung mengerjakan soal soal ini?!" omongan Papa Aejin terhenti karena Mamanya. "dia cuma luka. Gak sekarat. Apa perlu diberi perhatian ekstra? Apa perlu dikasihani? Jawabannya sudah pasti gak."
"tapi gak gini caranya mendidik anak! Aejin mungkin bisa terbunuh secara perlahan cuma karena kertas bodoh yang Papa berikan tiap hari! Papa-"
"MA!"
Semua terdiam, melihat Aejin dengan mata berkaca kaca, tangan yang mengepal, dan nafasnya yang memburu.
"Ma. Mama pernah bilang kalau Aejin lebih baik menggantikan Sunoo karena menyiksa Mama kan? Mama juga gak tau kan kalau Aejin selalu denger apa yang Mama bilang setiap hari di kamar?"
Aejin melihat Mamanya yang terdiam dan Papanya yang masih berdiri diam di tempatnya dengan wajah datar.
"M-Mama bilang Aejin... Anak gak guna.. Anak sialan.. Anak yang merepotkan.. B-bahkan.. Mama pernah bilang kalau Aejin pantas mati karena nyiksa Mama. Mama bilang Aejin gak mungkin tau rasanya dipukul, dihina, dicaci, dan dimaki. A-Aejin tau, bahkan mungkin Aejin lebih tau dari Mama..." Aejin mengusap air matanya yang mulai jatuh dengan kasar.
"jadi bukannya Mama mau ini? Mau Aejin terbunuh secara perlahan. Itu lebih baik daripada Aejin bunuh diri kan?"
"Jin-"
"udah Ma.. Aejin gak mau Mama kesiksa lagi cuma karena Aejin. Biarin Aejin turutin Papa."
Aejin langsung mengambil 2 lembar soal dimeja tadi dan mengerjakannya, tidak peduli dengan Mamanya yang kehabisan kata kata dan Papanya yang tersenyum kemenangan.
Setidaknya jika ia menurut, ia bisa menghindari hal hal buruk. Baik untuknya, maupun Mamanya. Bagaimanapun juga, kepentingan Mamanya lebih penting dari pada kepentingannya sendiri.
•***•
Mungkin ini adalah hari yang buruk lagi bagi seorang Aejin.
Karena dirinya yang melakukan hal gegabah di sekolah dan berakhir di rumah sakit, Papanya memberinya hukuman atas perbuatannya.
Perbuatan Aejin yang mana? Bukannya Aejin tidak melakukan kesalahan?
Pertanyaan tersebut mungkin dilontarkan oleh orang orang yang melihat dengan satu sudut pandang. Jika dilihat dari sudut pandang Papa Aejin, Aejin telah melakukan kesalahan.
Pertama, Aejin tidak mengikuti kelas tambahan karena masuk rumah sakit. Kedua, Aejin tidak mengerjakan soal soal tepat waktu, itu juga karena dia yang dibawa ke rumah sakit. Ketiga, Aejin tidak menjawab semua soal dengan benar. Dan keempat, Mama Aejin menentang Papanya dan harus diberi pelajaran. Kenapa Mama Aejin yang salah dan yang dihukum harus Aejin? Itu karena Aejin yang mengajukan diri untuk menerima hukuman Mamanya. Alasannya sederhana, dia tidak mau merepotkan, apalagi menyiksa orang yang telah melahirkannya. Dan masih banyak kesalahan yang Aejin perbuat menurut Papanya.
Karena kesalahan kesalahan tersebut Aejin harus mendapatkan hukuman yang berlipat.
Aejin tidak diizinkan untuk makan malam. Dia dipukuli semalaman sehingga membuat sekujur tubuhnya terasa sakit. Aejin diperintahkan untuk membaca beberapa buku kembali, namun bedanya ia harus membaca 8 buku yang lebih tebal dari buku sebelumnya dan akan diberi soal kembali. Sekarang, dia tidak akan membantah kembali, dan akan menuruti serta menjalani hukuman hukuman yang Papanya berikan. Walau dapat membunuhnya sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]
FanficMemiliki hubungan lebih memang hal yang biasa. Namun jika hubungan itu tercipta tanpa adanya rasa, itu dapat menjadi masalah besar. Masalah besar itu tak akan berakhir tanpa adanya pengakuan. ❝Dimulai dari sesuatu yang kecil dan sekarang berubah me...