*◌ೃ 46 topeng

465 73 1
                                    

"nyelesain semuanya sekarang juga."

Chapter Forty-six

"lu tunggu di sini sebentar."

Ceklek

Aejin yang mendengar suara pintu terbuka langsung menghapus air matanya cepat, jangan sampai topeng yang ia selalu pakai dan selalu ia jaga terlepas.

"Jin?" Aejin menghela nafas, untunglah hanya Jungwon. "kenapa ke sini?"

Jungwon duduk di pinggir kasur Aejin, "emang ada larangan, kalau gue gak boleh jenguk lu di sini?" Aejin mengangguk, "ada. Gue yang larang."

"lu masih gak ngerti juga Won? Gue gak mau masalah makin besar, masalah ini udah terlalu besar, jangan dibuat makin besar."

"lagian, Winter juga lebih butuhin lu dari pada gue."

Tanpa Aejin sadari, Winter dapat mendengarkan semua perkataan yang keluar dari mulutnya. Winter terus memperhatikan Aejin dan Jungwon di dalam sana, lewat kaca jendela ruangan dan mendengarkan pembicaraan mereka dengan seksama.

"lu takut sama dia? Lemah lu." ucap Jungwon.

"takut bukan berarti lemah Won."

"iya lu bener. Dan orang yang kelihatan kuat, bukan berarti mereka kuat...."

"...kayak lu. Mau sampai kapan lu begini? Pura pura kuat di depan semuanya?"

Diam, Aejin terdiam. Dia tidak bisa berkata apapun karena itu semua benar. Dia terlalu sering berpura pura, dia lelah. Mau sampai kapan dia harus seperti ini?

"lu yakin bisa hidup sendiri tanpa gue?" tanya Jungwon.

"gue tinggal turutin semua perkataan Papa, dan semua bakal baik baik aja kan?"

Jungwon terkekeh, "lu banyak berubah ya? Dulu lu selalu bilang ke gue 'Won gue takut sama Papa. Gue benci Papa.' tapi sekarang malah begini."

"semua orang pasti bakal berubah Won, kita gak bakal tau kapan seseorang bisa berubah. Jangan salahkan perubahan dan jangan salahkan orang yang berubah, itu takdir."

"ya, itu takdir. Ngomong ngomong, mungkin takdir sekarang lagi berpihak ke lu deh." Aejin mengerutkan keningnya, "ada yang mau ngomong sama lu."

Jungwon berdiri, berjalan menuju pintu, lalu membukanya, berbicara dengan seseorang di depan sana sebentar. Aejin bingung, siapa yang mau berbicara dengannya? Sedangkan semua orang sedang menjauhinya.

Pintu terbuka semakin lebar, Jungwon keluar dan digantikan oleh Winter yang masuk ke dalam. Aejin tentunya terkejut, dia tidak mungkin salah lihat kan?

"h-hai Jin." kikuk Winter, sungguh rasanya sangat canggung berbicara pada Aejin saat ini.

"mau apa ke sini?" tanya Aejin, mencoba untuk tetap tenang.

"k-kalau lu gak suka, gue pergi aj-"

"jangan, gue seneng lu di sini."

Perkataannya terpotong, badannya membeku di tempat, tangannya terkepal kuat. Apa tadi yang Aejin katakan? Dia senang? Bagaimana seseorang bisa senang di saat orang yang membuatnya tersiksa mendatanginya?

Winter memberanikan diri untuk menghampiri Aejin, melihatnya dari dekat. Sungguh Winter merasa bersalah, karena dirinya orang yang tidak bersalah harus mengalami ini semua. Luka di tangannya, bekas luka di kepalanya, goresan goresan kecil di wajahnya, itu semua membuat Winter merasa ingin merobohkan pertahanannya dan menangis di depan Aejin. Sungguh dia merasa bersalah.

Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang