"lu juga Hoon. Kalau lu lebih pilih dia, seharusnya jangan deketin Aejin. Lu bahkan gak tau kan kalau pacar lu itu lebih butuhin lu sekarang?"
"cih, dasar brengsek." setelah meluapkan semua emosinya terhadap manusia kurang akhlak tersebut, Wonyoung pergi dan meninggalkan Sunghoon yang mulai resah karena perkataan Wonyoung barusan.
Chapter thirty-four
Kepala sekolah sudah berada di hadapan Aejin serta Winter dan berusaha menyelesaikan masalah ini sedari tadi. Sunghoon dan Jungwon juga ikut hadir karena mereka adalah saksi di sini.
Sedari tadi yang Aejin dengar hanyalah suara gaduh antara Sunghoon yang menyalahkannya dan Jungwon yang membelanya serta kepala sekolah yang terus menanyakan hal hal pada dirinya dengan nada seperti sedang menyalahkan dirinya.
"Pa! Winter jelas jelas minta tolong ke Sunghoon. Dia korban Pa, bukan pelakunya." Sunghoon tidak terima saat Winter disalahkan oleh Papanya sendiri.
"lu gak liat apa apa Hoon. Yang lu liat cuma Winter. Apa lu liat Aejin nangis nangis sama gue? Apa lu liat mereka udah ngapain aja? Lu itu selalu liat sesuatu dari sudut pandang lu aja Hoon." Jungwon terus membela Aejin, lagi pula Aejin tidak pernah dan tidak akan melakukan hal keji yang dapat membunuh seseorang.
"sudah! Biar Winter saja yang bercerita!" perintah kepala sekolah yang sukses membuat Winter tersenyum senang.
"s-saya, tidak tau apa masalah saya dengan Aejin. T-tapi dia langsung menarik saya ke dalam toilet lalu menghajar dan melukai saya dengan cutternya hiks.." isakan tangis terdengar pada akhir kalimat yang Winter ucapkan.
"Pa, udah bisa disimpulkan? Winter korban di sini!" marah Sunghoon saat melihat Winter yang kembali menangis.
Setelah melihat Winter yang menangis, sekarang Sunghoon tau bahwa dia hanya terbawa perkataan Wonyoung di UKS tadi, sehingga membuatnya sedikit merasa bersalah. Namun nyatanya dia lebih mementingkan Winter dari Aejin, karena dia menjadi saksi bahwa tadi Winter meminta pertolongannya berkali kali.
"kita tidak bisa langsung ambil kesimpulan Sunghoon! Wajah Aejin juga babak belur, tidak mungkin dia melukai dirinya sendiri!" ya, kepala sekolahnya benar. Aejin tidak mungkin melukai dirinya sendiri dan melukai seseorang. Namun seseorang yang berada di sampingnya lah yang berbuat seperti itu.
"bapak skors kalian selama 3 hari. Kalian bisa kembali masuk pada hari senin." keputusannya sudah bulat. Aejin dan winter diskorsing selama tiga hari, itu tidak masalah bagi Winter, dia juga sudah menebak ini pasti terjadi. Namun Aejin? Ini mimpi terburuknya.
"kenapa Winter juga?! Dia gak salah apa apa!"
"lu yakin Winter gak salah Hoon?" Aejin yang sedari tadi menutup mulutnya, sekarang mulai berbicara. Aejin meronggoh sakunya dan mengambil cutter Winter yang masih terdapat bercak darah, meletakannya di meja dan mulai menatap tajam pada kepala sekolahnya. "saya tau bapak itu pintar. Bapak bisa pikirkan siapa yang memulai semua ini terlebih dahulu dari melihat cutter ini. Saya? Atau Winter?" Aejin membungkukkan badannya dan pergi dari sana disusul juga dengan Jungwon di belakangnya.
Kepala sekolah menatap cutter yang Aejin letakkan di atas mejanya. Agak merasa jijik namun dia harus melihat lebih. Kepala sekolah mengambil tissue dan mulai membalik cutter tersebut.
Terlihat di sana ada sesuatu bertuliskan 'Winter' yang berarti cutter itu milik Winter bukan Aejin.
"Winter katakan yang sesungguhnya. Kenapa cutter yang penuh bercak darah ini bertuliskan namamu?"
Mata Winter membola, Aejin sialan! "s-saya.. Hiks.. habis meminjamkannya pada teman saya di kelas sebelah... L-lalu saat saya ingin kembali ke kelas... Aejin menarik saya paksa hiks.. D-dia menemukan cutter itu dan hampir membunuh saya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]
FanficMemiliki hubungan lebih memang hal yang biasa. Namun jika hubungan itu tercipta tanpa adanya rasa, itu dapat menjadi masalah besar. Masalah besar itu tak akan berakhir tanpa adanya pengakuan. ❝Dimulai dari sesuatu yang kecil dan sekarang berubah me...