Jungwon harap ini semua akan berakhir dengan baik.
Chapter Forty-three
Jungwon telah menghubungi orang tua Aejin, namun saat menghubungi Mama Aejin tidak ada yang mengangkat teleponnya. Dan tebak apa yang Papa Aejin katakan saat dia mengetahui bahwa Aejin sedang ada di rumah sakit.
Dia bilang "saya sibuk tolong jangan dihubungi. Aejin juga bisa menjaga dirinya sendiri, jadi jangan ikut campur!" apa pantas dia dipanggil sebagai seorang orang tua? Dia bahkan tidak mempedulikan anaknya sama sekali.
Jungwon berada di sebelah Aejin yang masih menutup matanya, memegang lengan Aejin dan mengusapnya lembut. "Jin lu mau tau? Sunoo pernah bilang ke gue, kalo lu itu mirip bunga dandelion. Awalnya gue gak ngerti maksudnya apa. Tapi setelah gue liat, dia bener Jin. Lu itu keliatan kuat tapi rapuh, kayak bunga dandelion. Cantik tapi cuma karena angin dia runtuh. Harusnya gue jaga lu biar lu gak kayak gini, gue yang salah."
Jungwon memperhatikan video yang terputar di ponselnya, video rekaman cctv sekolah yang menampakan kejadian palsu itu. Video itu sudah tersebar di mana mana. Dan bodohnya, Jungwon baru mengetahui video itu saat di kereta.
Jungwon mengelus"gue harus apa?"
*•••*
Aejin terbangun, matanya mulai terbuka dan melihat ruangan putih dengan berbagai macam alat alat yang terus berbunyi. Ada satu perawat di sana, dia sedang memeriksa mesin mesin yang Aejin tidak ketahui apa fungsinya. Aejin mencoba untuk duduk namun rasa sakit itu kembali datang.
"shh."
"udah bangun? Sakit ya?" tanya perawat yang langsung mendatangi Aejin. Aejin tersenyum menanggapinya dan mengangguk pelan.
"tadi teman kamu pulang, habis ditelepon orang tuanya. Katanya Papa kamu mau datang, tunggu ya." kata perawat dengan senyum yang terukir jelas di wajahnya. "baru pertama kali loh saya liat pasien setenang kamu. Biasanya kalau obat biusnya sudah habis mereka akan berteriak bahkan menangis." kekeh perawat.
"saya keluar dulu ya, nanti saya kembali."
Pintu tertutup menyisakan Aejin sendiri dengan bunyi alat alat di sana.
Aejin mengangkat sedikit bajunya, agar dapat melihat apa penyebab utama rasa sakitnya. Dilihatnya bekas jahitan di sana, Aejin mengernyit bingung melihat itu. Oh ayolah, terakhir yang dia ingat adalah dirinya yang masih berada di taman bersama Jungwon, dan sekarang apa yang terjadi?!
Ceklek
Pintu terbuka, Aejin kira perawat yang akan masuk ke dalam sana. Ternyata dia salah, Papanya lah yang datang mengunjunginya.
"jangan pura pura sakit. Kamu pulang sekarang juga!"
Atau mungkin... Papanya tidak ingin mengunjunginya, namun hanya ingin menyakitinya saja.
Bruk
Tangan Aejin yang masih terpasang infus tiba tiba ditarik, menyebabkan infusnya lepas dengan paksa. Bertepatan dengan infus yang terlepas dari tangannya, Aejin terjatuh dari bangsalnya. Tangannya terus memegang perutnya agar tidak membentur atau mengenai apapun.
"akhh! Pa.. S-sakit..."
"apa yang terjadi di sini?!" perawat tadi kembali dengan beberapa alat di tangannya dan melihat Aejin yang sedang ditarik paksa untuk keluar dari ruangannya. "Pak! Jangan melakukan kekerasan di sini!"
"saya orang tuanya! Saya berhak melakukan apa saja terhadap anak saya! Apa salah orang tua membawa anaknya sendiri pulang?!"
"anak anda baru selesai operasi, dia tidak diperbolehkan pulang hingga semuanya sudah membaik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]
Fiksi PenggemarMemiliki hubungan lebih memang hal yang biasa. Namun jika hubungan itu tercipta tanpa adanya rasa, itu dapat menjadi masalah besar. Masalah besar itu tak akan berakhir tanpa adanya pengakuan. ❝Dimulai dari sesuatu yang kecil dan sekarang berubah me...