"sial!"
Chapter Twenty
Aejin merasa menjadi manusia yang paling sial dalam dunia ini. Kenapa lebih dari 7,8 miliar orang yang ada di dunia, dia yang harus terus mendapat sial? Buktinya sekarang hanya karena dia sakit dia harus bekerja 2 kali lipat. Disaat orang orang saat sakit dapat berleha leha dia malah harus bekerja lebih ekstra.
Untunglah Aejin bertemu Jungwon dan ada Sunghoon yang membantunya, jangan lupakan manusia yang bilangnya ingin membantu tapi ternyata hanya memamerkan cara berpacaran yang baik dan benar -Wonyoung dan Haruto-
Aejin tidak tau kenapa Sunghoon menjadi sangat khawatir (?) padanya. Pasalnya saat ingin pergi keluar Sunghoon selalu memaksa agar pergi bersamanya dan tidak pergi sendirian. Sangat aneh, tapi tidak ada waktu jadi Aejin membiarkannya.
Rencananya sih Aejin dan Sunghoon akan meminta izin agar Aejin tidak masuk ke kelas tambahan untuk hari ini, dan waktu itu akan di gunakan untuk mengerjakan ulangan matematika yang Aejin lewatkan. Kertas ulangan? Di ambil Jungwon. Untuk informasi saja, Jungwon itu anak emasnya guru guru jadi Jungwon minta apa sekalipun akan dituruti. Meminta kertas ulangan? Kecil untuk seorang Yang Jungwon. Jawabannya? Ya dia yang mikir lah kan Aejin habis pingsan :) ggg.
Tok tok tok
Aejin dan Sunghoon masuk ke kelas yang benar benar kosong, hanya terdapat satu guru karena ini adalah jadwal kelas tambahan Aejin. Sebut saja Bu Choi, kalau mau lebih gampang panggil aja Coy. oke skip.
Brak
"kenapa lama eoh? Pacaran dulu? Kamu tau kan kesepakatan Ibu sama Papa kamu?" Bu Choi menggebrak meja di depannya dan menunjuk Aejin dengan telunjuknya.
"saya tau bu, kali ini aja ya? Besok Ibu mau apa pun saya layani deh Bu ya...?" ucap Aejin memelas. "kesepakatan adalah kesepakatan Nona Kim."
Aejin berdecak dan menyenggol Sunghoon yang sedari tadi hanya berusaha memahami keadaan yang terjadi di sana. "bantuin kek" bisik Aejin dengan suara yang sangat pelan.
"bantu apa coba?! Gue aja gak tau masalah lu apa!"
"bantu ngerayu Bu Choi lah Hoon..."
"idih! Gue?! Ngerayu Ibu Ibu?! Najis! Mending ngerayu neng cantik di sebelah abang..." Aejin marasa risih kala Sunghoon malah mencolek colek dagunya, Aejin tau niatnya sih bercanda tapi Aejin jengkel.
"Hoon ayo lah~"
"gak mempan kali!"
"heh! Lu kagak tau aja ye seberapa ngefansnya guru guru di sini sama lo! Ya pasti berhasil lah!"
Sunghoon kalah debat dan hanya dapat pasrah. Sambil merotasikan matanya Sunghoon mendekati meja guru yang berada di depan kelas tersebut.
"Ibu Choi~ manusia yang amat cantik bagaikan bunga di pagi hari~ izinkan manusia mirip setan itu untuk tidak mengikuti kelasmu hari ini~ dan saya akan memberikan cinta yang amat banyak kepada ibu~" ucap Sunghoon dengan nada yang dibuat buat bak membaca puisi di depan penonton.
"ya ampun! Apa sih yang enggak buat manusia sesempurna kamu? Iya ibu izinkan. Makasih loh pujiannya, ibu jadi malu." Aejin hanya dapat menahan mualnya saat melihat drama korea secara langsung yang tepat berada di hadapannya saat ini.
"makasih ibu cantik!" Sunghoon dan Aejin akhirnya keluar, meninggalkan Bu Choi yang sedang teriak teriak salting karena godaan seorang Park Sunghoon.
Tawa Aejin meledak saat itu juga, Aejin benar benar tidak bisa menahan tawanya lagi. Sudah tersiksa dia menahan tawanya sedari tadi di kelas dan sekarang tawanya malah tak dapat dihentikan.
"tawa teros!"
"lagian ngakak anjir! Gimana tadi? 'siyi ikin mimbirikin cinti ying imit binyik kipidi ibi' ngakak bhahahaha" Aejin mengulang kata kata Sunghoon dengan nada mengejek sambil terus tertawa. "gue gak pernah gombal anjir! Kalo bukan buat lo gue gak akan gombalin mak mak kek gitu! Tapi mau gimana lagi? Kan buat kesayangan hehe" Sunghoon cengengesan sendiri. "najis!"
Sunghoon terkekeh tanpa tau bahwa jantung milik orang yang sedang berjalan bersamanya sedang berdetak kencang nan cepat karena ucapannya.
Sampai di UKS pemandangan yang sangat indah disajikan di depan mata. Haruto menyuapi Wonyoung dengan posisi Wonyoung yang menidurkan kepalanya pada paha Haruto dan tertawa. Benar benar.
Jungwon dengan beberapa kertas di tangannya pun masuk dan ikut terkejut melihatnya. "kerjaan temen lo nih Won" ucap Aejin sambil mengambil kertas yang ada di tangan Jungwon.
Aejin mulai mengerjakan ulangannya yang tadi tertunda. Aejin juga diberi beberapa pertanyaan karena mengerjakan ulangan tepat pada waktunya. Sepertinya Aejin akan pulang lebih lama.
Baru menyelesaikan selembar kepala Aejin sudah terasa sakit, dan dia masih harus mengerjakan dua lembar lagi. Bahkan Aejin bukan bingung memikirkan jawaban pertanyaan di depannya. Aejin malah memikirkan bagaimana jika dia terlambat, dan dia harus beralasan apa pada Papanya.
Aejin berhenti menghitung sebentar dan mengistirahatkan otak serta tangannya yang terasa amat sakit. Jika kalian masuk ke dalam pikiran Aejin, maka kalian akan melihat betapa banyaknya yang Aejin pikirkan. Dimulai dari kerinduannya dan rasa bersalahnya pada Sunoo, kondisi Mamanya di rumah setelah kejadian tadi malam, Papanya yang selalu keras kepadanya, dan lainnya. Ada juga sebagian kecil dari pikirannya yang mengatakan untuk mengakhiri seluruh cerita perjuangan hidupnya, tapi itu tidak akan terjadi. Ya kan?
Jungwon yang memang dasarnya lelaki yang peka terhadap kondisi di sekitarnyapun menghampiri Aejin. "capek?" tanya Jungwon sambil mengelus surai hitam milik Aejin. Aejin mengangguk dan Jungwon memindahkan kepala Aejin yang mulanya terus melihat kertas sehingga bersandar pada bahunya. "mau tidur dulu? Gue aja yang kerjain ya?"
"sejak kapan lu jadi bego? Kalo ketauan kan gue yang kena."
"maksudnya gue yang cari jawaban, lu tinggal isi." Aejin hanya berdehem pelan dan mulai memejamkan kepalanya di bahu Jungwon. Jungwon mulai berkutik dengan kertas kertas didepannya dan mengabaikan Sunghoon yang melihatnya dengan sinis sedari tadi.
Haruto menghampiri Sunghoon dan menepuk pundak Sunghoon yang sukses membuatnya mengalihkan perhatiannya dari Jungwon dan Aejin "wow ada yang cemburu nih~" Haruto duduk di samping Sunghoon yang sedang mengerjakan tugas miliknya dan Aejin yang belum selesai. "oh ya lu lom kenal gue ya? Haruto." Haruto mengulurkan tangannya dan diterima oleh Sunghoon "Sunghoon."
"eh, lu kenal anak baru di kelas gue gak?"
Sunghoon menaikan sebelah alisnya, "gak."
"masa iya... Lu kan mantannya."
biasanya kan khaira up pas tulisannya udah 'dua hari yang lalu' tapi tugas ga mau di ajak kerja sama jadi gini deh :>
btw khaira bingung antara mo nulis kek 1000 lebih kata tapi up agak lama ato 1000 kata-an tapi up mayan cepet.
bodo ah bimbang mulu jadi orang heran :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]
FanfictionMemiliki hubungan lebih memang hal yang biasa. Namun jika hubungan itu tercipta tanpa adanya rasa, itu dapat menjadi masalah besar. Masalah besar itu tak akan berakhir tanpa adanya pengakuan. ❝Dimulai dari sesuatu yang kecil dan sekarang berubah me...