AGM 18

1.5K 201 49
                                    

A/N : 150 vote lanjut next chapter!
Vote dulu sebelum lupa dan review setelah membaca...
Happy Reading...😁
Warning : Sering Publish-unpublish FF 2×, No Edit, typo, kalimat berbelit-belit.
.
.

Yunho tampak sangat khawatir karena hingga saat ini Jaejoong masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia bingung, seingatnya ia sudah memperlakukan Jaejoong sebaik mungkin tetapi mengapa Jaejoong langsung kehilangan kesadaran?

"Yunho-ssi..." Panggil Dr. Kang yang baru saja keluar dari kamar Yunho.

"Hah... Kau tahu kondisi fisik Jaejoong ketika sedang hamil itu sangatlah lemah dan berbeda dari wanita kebanyakan. Tubuhnya akan mudah lelah dan kehilangan keseimbangan. Jika kau bersikeras untuk melakukan hubungan intim aku rasa satu ronde saja sudah cukup."

Yunho menggaruk tengkuknya salah tingkah. Ya, Yunho memang memperlakukan Jaejoong dengan sangat gentle tapi ia melakukan hubungan itu hingga 2 jam lamanya. Pantas saja Jaejoong langsung tumbang. Manalagi Jaejoong sedang mengandung dua calon bayi kembar.

"Apakah Dr. Seo sudah memberikan resep obat untuk di tebus?"

"Sudah Dr. Kang." Jawab Yunho.

Dr. Kang tersenyum tipis dan menepuk pundak Yunho.

"Kau sudah mengubah niatmu untuk tidak menggugurkan kandungan Jaejoong?"

Yunho menghela nafasnya pasrah dan menatap khawatir pada Jaejoong yang masih terbaring lemah di kamar.

"Aku akan berdiskusi dahulu dengan Jaejoong. Dia mengatakan bahwa ia tidak ingin hamil lagi."

Dr. Kang mengangguk dan mengambil tas kerjanya.

"Diskusikanlah masalah ini dengan baik. Tolong kau perhatikan lagi waktu istirahat dan usahakan agar asupan makanannya tercukupi. Jaejoong akan sangat mudah lapar karena ia mengandung bayi kembar. Terlebih mereka adalah anakmu juga. Oh ya satu hal jangan membuat Jaejoong stress karena akan sangat membahayakan bagi janinnya. Aku pamit dulu." Ujar Dr. Kang dan Yunho langsung mengkunci pintu utama dan berjalan masuk kedalam kamar.

Yunho menarik sebuah kursi didekat ranjang lalu duduk merenung melihat wajah pucat Jaejoong. Di tatapnya lamat pada mata yang tertutup rapat lalu berpindah pada hidung mancung dan terakhir pada bibir merah yang membengkak.

"Mengapa kau selalu berhasil menggodaku. Kenapa kau berhasil merusak pikiran dan perasaanku. Aku ingin sekali menjauhimu tapi mengapa aku tidak bisa? Memang benar pada saat pertama kali aku melihatmu kau membuatku takjub akan paras dan suaramu. Namun itu hanyalah obsesi dan aku tidak ingin jatuh cinta kepada siapapun termasuk kau. Tapi aku lemah aku selalu berakhir memaksamu untuk menjadi milikku."

Tangan Yunho terjulur mengusap puncak kepala Jaejoong.

"Kau adalah orang yang baik dan aku tidak pantas menjadi pendamping hidupmu. Tapi aku egois aku tidak rela kau bersama dengan yang lain. Lalu aku harus bagaimana Jae?"

Mata sipit Yunho melirik pada perut Jaejoong yang semakin hari semakin membesar.

"Jika kau mengetahui hal yang sebenarnya kau mungkin akan membunuhku. Aku tahu kau sangat membenciku. Tapi itulah yang aku mau."

Yunho mendesah berat dan mengusak rambutnya kasar.

"Sial! Mengapa aku takut sekali untuk jatuh cinta. Aku telah kehilangan kepercayaanku pada hal-hal itu dan semua karena wanita penipu itu, Kwon Boa!!!"

Yunho berdiri dan berjalan hendak keluar ruangan.

"Tetaplah membenciku Jae karena aku tidak sanggup untuk jatuh cinta." Ujar Yunho sebelum menutup rapat kamar.

A Good MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang