AGM 02 (B)

5.9K 683 22
                                    


Yoochun memandang sedih pada layar ponselnya, sesekali ia kecup layar itu karna sungguh ia sangat merindukan istri dan anaknya yang masih balita. Entah dimana mereka sekarang. Apakah mereka baik-baik saja dan dapat makan enak? Air mata yang seakan tiada henti mengalir saat ia membolak-balikan slide pada layar ponselnya yang menampilkan banyak foto-foto Jaejoong dalam berbagai pose. Sangat cantik dan menawan.

 Sangat cantik dan menawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaejoongie... istriku... kau dimana... aku merindukanmu. Maafkan aku Jaejoongie... maafkan Appa anakku Moobin-ah. Aku sangat merindukan kalian. Hiks..." Tetesan air mata dan senyuman getirlah yang ia tampakkan disaat seperti ini.

"Ngghh..." seketika Yoochun menghentikan tangisannya dan menoleh pada ayahnya yang masih terbaring lemah di ranjang rawat inap di Rumah Sakit.

"Appa..." Yoochun menggenggam tangan ayahnya dan mengusapnya pelan.

"Yoochunie... kumohon menikahlah... ughh dengan Ahra-ssi.. sebelum Appa meninggal. Appa ingin memiliki ugh... menantu seorang wanita." Dengan susah payah Mr. Park mengucapkan keinginannya pada sang anak.

DEG...

Dengan sekuat hati Yoochun berusaha menahan emosinya. Namun kalau sudah begini adanya ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk berbakti pada orangtuanya.

"Ne Appa... aku akan segera menikahi Ahra-ssi..."

.

.

.

KOREA SELATAN, Seoul.

Jaejoong kini sudah terlihat frustasi dan kehilangan arah. Ia sudah lupa dimana ada yang menyediakan apartemen murah. Ia ingat, ia harus menghemat tabungan pribadinya dan uang yang diberikan oleh Mrs. Park. Sebelum malam tiba ia harus mendapatkan tempat tinggal dan besok harus mencari pekerjaan. Mau makan apa ia dan anaknya jika dirinya tidak bekerja. Jaejoong melamun memandangi jalanan kota Seoul yang semakin ramai. Ia hanya bisa duduk di sebuah halte bus tanpa tau mau kemana ia mencari tempat tinggal.

"Moobin-ah... maafkan umma ne. Umma akan mencarikan tempat tinggal untuk kita berdua. Umma sayang Moobin." Ujar Jaejoong berbicara pada anaknya yang tertawa saat melihat wajah tersenyum ibunya. Sejenak ia tolehkan pada sekitar kursi yang sedang ia duduki hingga Jaejoong melihat beberapa kertas koran yang tercecer di bawah bangku dan ia beranjak mengambil koran itu.

"Hmm... lumayan cukup uang yang kita miliki untuk menyewa rumah kecil ini." Jaejoong segera mengambil ponselnya dan mendial contact person yang ada di koran itu. Pemberitahuan saja Jaejoong sudah mengganti nomor ponselnya agar ia tidak bisa dihubungi oleh siapapun termasuk mantan suaminya.

Alangkah ajaibnya setelah Jaejoong menghubungi sang pemilik rumah yang ingin ia sewa masih tidak ada yang menempati dan malah menyetujui Jaejoong untuk menempati tempat tinggal itu. Dengan tergesa-gesa Jaejoong kembali memanggil taksi yang lewat dijalan raya dan mengantarnya pada alamat sang pemilik rumah sederhana itu.

A Good MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang