AGM 23

1.3K 174 33
                                    

Warn : No Edit, Typo
A/N : Seperti biasa aku menunggu minimal 150 vote baru update chapter baru 😊

Happy Reading...
.
.

Yoochun terperangah setelah mendengar pengakuan Yunho kepada Jaejoong. Ia tidak menyangka jika apa yang ia lihat adalah ketulusan dan penyesalan yang sebenarnya tapi Yoochun membenci itu. Ia tidak rela jika Jaejoong telah dirampas hatinya oleh pria konglomerat Jung Yunho.

"Jaejoong..." Panggil Yoochun sambil merangkak dan melebarkan kedua tangannya meminta agar Jaejoong kembali ke pelukannya.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku! Aku tahu aku bersalah karena telah menelantarkanmu tapi aku ingin memperbaiki kesalahanku dan aku ingin kau kembali padaku..."

Jaejoong menoleh dan hatinya menjadi sangat iba pada Yoochun. Apalagi dengan wajah yang dipenuhi darah.

"Yunho bisakah kau turunkan aku. Aku ingin berbicara dengan Park Yoochun." Pinta Jaejoong dan Yunho menurutinya. Dengan pelan Yunho menurunkan Jaejoong lalu membiarkan Jaejoong berjalan mendekati Yoochun.

Ia menempatkan dirinya didepan Yoochun, duduk diatas lantai yang dingin seraya menatap lelaki yang sedang memohon pilu.

"Kau tahu, hidupku setelah berpisah darimu sangatlah menyakitkan. Aku hidup sendiri dan berjuang untuk anak kita Park Moobin. Meski kau memiliki permasalahan yang pelik dengan kedua orangtuamu tapi kau masih bisa tidur dan makan dengan tenang di istanamu. Sementara aku? Tidak pernah aku peroleh rasa nyaman itu. Aku bahkan rela tidak makan demi memenuhi kebutuhan Moobin. Aku rela hidup tersiksa untuk menyelamatkan orang-orang yang terlibat akibat keberadaanku. Kita sama-sama berada dalam posisi yang sulit. Hanya saja saat itu aku tidak berhenti berjuang. Moobin membutuhkanku dalam kondisi apapun. Rasanya ingin sekali aku membencimu tapi itu tidak akan merubah apapun. Kini aku sadar bahwa jalan hidup kita sudah berbeda."

Yoochun bungkam dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Lihatlah aku sedang mengandung anak-anak dari Jung Yunho. Aku akan sangat berdosa jika membiarkan mereka tersiksa karena dipisahkan dari ayah mereka. Biarlah aku dan Moobin yang merasakannya. Aku tidak ingin ada yang menderita selain kami."

Jaejoong mendekatkan Moobin yang masih terisak tangis kehadapan Yoochun.

"Anak kita sudah terlalu banyak menangis. Hatiku sangat sakit melihatnya karena harus melewati hari tanpa perlindungan seorang ayah."

"Yoochunie..." Lanjut Jaejoong.

Yoochun menatap sendu pada Jaejoong. Ia tidak sanggup mendengar kisah sedih Jaejoong yang telah berjuang sendiri.

"Biar bagaimanapun kau tetap ayah kandungnya. Kau bebas menemuinya tapi aku mohon biarkan aku bahagia bersama Moobin. Dia satu-satunya harta yang tersisa darimu. Dan jujur aku sudah tidak bisa menerimamu lagi. Jadi aku mohon kita sudahi saja pernikahan ini. Kau juga sudah memiliki Airin maka jangan sakiti hatinya. Dan juga seburuk apapun Ahra dia tetap istrimu. Dia tetaplah ibu dari anak perempuanmu. Hanya dialah yang dapat diterima di keluargamu."

"Tidak Jaejoong! Aku masih mencintaimu. Bagaimana bisa aku melupakanmu."

Jaejoong tersenyum miris dan memeluk Moobin lagi sambil berkata, "Pulanglah dan temui Airin. Dia lebih membutuhkanmu."

Yoochun menangis mendengar perkataan Jaejoong yang cukup menusuk hatinya. Ia tidak tahu bahwa hidup Jaejoong sesulit itu dan Yoochun merasa sangat bersalah. Apalagi jika mengingat nasib anaknya Park Airin.

"Tidak Jaejoong..." Yoochun menggelengkan kepalanya menolak sambil menyeka air matanya lalu mencoba marayu Jaejoong dengan senyuman pilu.

Jaejoong berusaha tenang meski ia tersenyum getir akan keputusan yang ia buat.

A Good MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang