A Good Marriage

AGM 05 (A)

Changmin menatap sendu tubuh Jaejoong yang sudah menghilang dari hadapannya. Lalu, pria jangkung itu mengusap pelan wajahnya sebelum menolehkan kepalanya pada Junsu yang menatapnya bingung. Changmin meneguhkan hatinya bahwa semua akan baik-baik saja.

'Aku berjanji akan mendapatkan hatimu Jae, jika Yunho tidak mencintaimu. Maka akulah yang akan menjadi seseorang yang paling mencintaimu.'

.

.

Sudah lima hari anak semata wayang Jaejoong dirawat. Kondisi Moobin memang terlihat membaik, namun Kim Jaejoong tidak pernah merasakan kelegaan di hatinya. Pasalnya ia khawatir jika Moobin kembali jatuh sakit akibat dari lingkungan rumah yang kumuh malah akan memicu penyakit lainnya. Cukup ia merasa frustasi karena balita tercintanya sakit. Namun, apa mau dikata gajinya saja tidak akan sanggup untuk menyewa rumah yang lebih bagus dan sehat.

Hnn... Jaejoong hanya berusaha tegar dan kuat, bertahan demi satu-satu harta yang paling berharga di hidupnya yaitu anak semata wayangnya Park Moobin.

Pria cantik itu harus kembali memutar otaknya kembali agar ia dapat mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk mengganti uang bibi Jang yang sudah ia gunakan untuk perawatan Moobin di Rumah Sakit. Dan sekarang Moobin telah diizinkan untuk melakukan rawat jalan, karena kondisi Moobin sudah terlihat sehat dan membaik.

.

.

Jaejoong tersenyum lega melihat Moobinnya kembali sehat dan segar, itu terlihat dari kedua bola mata doenya yang bersih dan bibir mungil yang memerah. Bibir pria cantik itupun tidak pernah berhenti mengecup-ngecup seluruh permukaan wajah dan bibir Moobin karena saking gemasnya ketika sang anak kembali ceria. Tawa khas cekikikan nan manja dari Moobin menambah rasa gemas Jaejoong pada anaknya.

"Jae..."

"Ah bibi... maaf aku tidak mendengar bibi datang. Kami terlalu asyik bercanda. Hehee..." Jaejoong tersenyum menatap Bibi Jang yang menatapnya teduh.

"Aiish... sudah jangan menggoda Moobin lagi... dia sudah gelisah menagih jatahnya." Bibi Jang tersenyum sekaligus kasihan karena melihat bagaimana gesitnya Moobin yang mulai meronta dan menelusupkan wajahnya pada dada sintal ibunya.

"Ahh... hehe... dia terlihat menggemaskan saat merajuk. Hn... baiklah aku akan menidurkan Moobin dulu. Dan terimakasih bibi karena sudah banyak membantu Joongie. Joongie sayang Bibi."

CUP...

Jaejoong mengecup pipi kiri Bibi Jang pelan dan wanita paruh baya itu hanya tersenyum kemudian tangan kanannya terjulur membelai surai jaejoong yang mulai memanjang.

"Jae... Paman Jang kan sudah sehat. Jadi, kau tidak usah lagi bekerja di Y Club. Kau bekerja di Coffe & Tea Cafe saja, supaya waktumu tidak terbuang dan kau dapat lebih lama menjaga Moobin. Bagaimana?"