AGM 10

1.5K 230 45
                                    

A/N : Kejutaaan! Young usahakan update seminggu sekali ya. Setiap hari senin atau malam selasa pukul 19.00 WIB. Hari ini Bonus saja.

Note: No Edit!

Happy Reading...
.
.
.

Jaejoong membuka kedua matanya yang masih terasa berat karena kantuknya belum sepenuhnya hilang. Tapi ketika indera pendengarannya mendengar suara gorden besar yang menutupi sudut ruang terdengar cukup menyita perhatiannya.

Lenguhan kecil keluar dari bibirnya saat sinar matahari itu tepat menyilaukan pandangannya.

"Kau sudah bangun?"

Suara berat itu membuat kesadaran Jaejoong terkumpul sepenuhnya. Sial ia ingat betul siapa gerangan sang pemilik suara. Tidak lain adalah calon suaminya.

Perlahan Jaejoong membetulkan posisi duduknya sambil menarik selimut tebal hingga ke atas dada. Ketika selimut itu menyentuh permukaan dadanya seketika Jaejoong meringis. Di usapnya pelan pada dada kiri dan kanan secara bergantian. Dan ya Jaejoong terkejut jika dadanya sudah sangat mengeras sedangkan air susu itu belum sama sekali dikeluarkan.

"Kau sakit?" Tanya Yunho saat mendapati wajah kesakitan Jaejoong. Jaejoong hanya menganggukkan kepalanya lemas tanpa bersuara.

"Katakan padaku dibagian mana yang terasa sakit?" Tanya Yunho lagi sambil mendudukkan bokongnya pada sisi tengah kasur.

Jaejoong mengangkat kepalanya dan menatap tidak suka atas perhatian palsu Yunho. Ya, dia akan seterusnya memikirkan tentang apapun yang Yunho lakukan murni tindakan kepura-pura an.

"Tidak usah peduli padaku Jung. Semua itu sia-sia dan aku tidak akan menerimanya."

GRAB!

Yunho mencengkram kuat dagu Jaejoong dan menatap tajam seolah-olah hendak membakar Jaejoong dengan amarahnya.

"Kau tahu akibat dari sikap arogan dan jual mahal darimu. Membuatku muak! Aku bisa saja menghancurkanmu jika aku mau."

Yunho menghempaskan wajah Jaejoong kasar dan melemparkan beberapa lembar pakaian.

"Uruslah dirimu sendiri dan aku tidak peduli."

Jaejoong menatap benci pada pakaian yang baru saja Yunho lemparkan ke arahnya. Sungguh ia membenci situasi seperti ini. Ia ingin bebas, ia ingin segera pergi. Tapi Yunho seolah-olah terus mengekangnya.

"Kapan kau mau melepaskanku eoh? Aku masih memiliki banyak urusan." Kata Jaejoong datar bercampur benci.

"Kau bisa pulang hari ini."

Sontak Jaejoong mendongakkan kepalanya dan tidak menyangka jika Yunho mau melepaskannya. Namun sebelum melanjutkan kata-katanya Yunho tersenyum tipis dan mengambil beberapa lembar uang lalu ditaruh diatas meja nakas.

"Aku tau kau tidak memiliki sedikitpun uang. Jadi ambilah... anggap sebagai imbalan atas tubuh indahmu!"

"Brengsek kau Jung! Aku... aku-?"

Yunho melipat kedua tangannya dan menantang Jaejoong yang berbicara terbata-bata.

"Kau ingin mengatakan jika kau bukan seorang pelacur eoh?"

Jaejoong meremat jemarinya kuat karena Yunho bisa membaca pikirannya dengan tepat.

"Mandilah dan kita akan sarapan bersama dilantai dasar hotel. Aku tunggu kau disana."

Saat Yunho hampir mencapai pintu dengan cepat Jaejoong kembali bersuara.

"Setelah membersihkan diri, aku langsung pulang menuju rumahku. Maaf aku tidak bisa menemanimu sarapan."

A Good MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang