AGM 8

3.1K 304 74
                                    


Jaejoong meremat jemarinya khawatir, ditengah kondisi genting seperti ini membuatnya harus berpikir keras tentang apa yang harus ia perbuat. Setelah mengetahui jika yang telah memberikan perintah untuk menghancurkan rumahnya dan beberapa warga membuat Jaejoong semakin marah.

Tubuh Jaejoong yang sudah sedari tadi lelah semakin lemas dan ia terjatuh diatas kerasnya aspal. Tak lama seorang pekerja langsung merampas ponsel yang Jaejoong pegang dan mereka berkata,

"Maaf, kami hanya melakukan perintah dari Tuan Jung. Jika kami berhenti, beliau akan memecat kami. Bagaimanapun juga kami mencari nafkah untuk anak dan istri kami. Maafkan kami." Ujar pekerja itu sadar jika perbuatan mereka telah melukai banyak orang.

Beberapa menit kemudiam ponsel itu kembali berdering,

"Angkatlah, ini dari Tuan Muda Jung Yunho beliau ingin berbicara dengan anda."

Jaejoong mengangguk dan menyambut telepon itu dengan gerakan lemah.

"Jung Yunho, aku mohon hentikan. Mereka tidak memiliki tempat tinggal lagi. Bagaimana dengan anak-anak mereka. Mereka akan kedinginan dan kehujanan. Aku mohon katakan padaku bagaimana cara agar tanah ini bisa kami beli. Kami akan berupaya untuk membayarnya." Jaejoong berusaha untuk mengendalikan emosinya, ia berharap Yunho mau mengabulkan permintaannya.

"Baik, temui aku di Mansion Jung. Kita akan bernegosiasi disana."

"Tidak. Aku ingin mendengar terlebih dahulu apa yang kau inginkan." Paksa Jaejoong dan Yunho diseberang sana langsung menarik senyumannya keatas.

"Aku berjanji akan membangun kembali rumah-rumah itu tetapi dengan satu syarat?

"Cepat katakan apa mau mu!!" Jaejoong semakin tidak sabar karena Yunho terlalu berlarut-larut.

"Bercintalah denganku. Sekali bercinta akan aku bangun sebuah rumah, dua kali akan aku bangun rumah lainnya begitu semua rumah telah selesai dibangun aku akan memberikan tanah itu kepada kalian. Dengan imbalan, kau harus menikah dan tinggal bersamaku."

DEG...

Tubuh Jaejoong mematung tatkala mendengar keinginan Yunho yang begitu licik.

"Hari akan segera hujan, aku menunggumu di Mansionku. Jangan khawatir aku akan bermain lembut malam ini." Jaejoong terdiam sejenak dan ia mengedarkan pandangannya keseluruh warga yang juga ikut memandanginya dengan menaruh harapan pada Jaejoong. Lalu diliatnya anaknya yang masih menangis meronta ketakutan dalam gendongan bibi Jang.

Jaejoong menghela nafasnya berat dan ia mencoba untuk meneguhkan hatinya untuk menerima tawaran Yunho demi menyelamatkan banyak orang. Tidak ada kesempatan lain yang dapat Jaejoong lakukan kecuali menuruti keinginan Jung Yunho. Ya, Yunho telah menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan Kim Jaejoong.

"Beri aku waktu satu jam. Aku akan segera kesana." Jawab final Jaejoong membuat tawa Yunho melebar. Sungguh ia sangat menyukai permainan ini karena tidak ada satupun yang bisa mengalahkannya, Yunho merasa puas karena ia telah menang.

Jaejoong berjalan tertatih-tatih menahan perih pada lutut dan tangannya yang terluka akibat terkena bongkahan tajam bangunan. Ia berjalan mendekati bibi Jang yang tengah menggendong Moobin.

Tidak ingin banyak bicara Jaejoong langsung mengambil Moobin dari bibi Jang. Menimang-nimang anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Bibi aku hendak menyusui Moobin terlebih dahulu. Kalian tenanglah, aku sudah bernegosiasi dengan pemilik asli tanah ini."

"Jae..." Bibi Jang langsung menahan pergelangan tangan Jaejoong dan menatap khawatir orang yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Kau bernegosiasi dengan siapa nak? Lalu apa yang hendak kalian negosiasikan?"

A Good MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang