HAI GUYS.... BALIK LAGI, OTAKNYA LAGI SEDIKIT JALAN, JADI BISA UP LAGI. WEHEHEH...
Hari - hari berlalu, saat ini Cala sedang berada di ruangan VIP karena sebentar lagi mamanya dan Adrian pria asing menurut Cala itu akan berangkat ke Amerika. Tidak di sangka, jika memakai pakaian mewah dan di poles wajah mamanya begitu cantik dan elegan. Salah satu bawahan Adrian mendekat dan mengatakan jika sebentar lagi pesawat akan lepas landas. Cala pun berpamitan dengan mamanya dengan menahan tangisannya. Sedangkan mamanya sudah menangis saja.
Cala menangkup kedua pipi mamanya kemudian mengusap air matanya. "Udah ya, bu. Kita pasti akan bertemu lagi. Sekarang ibu harus semangat untuk bisa sembuh," ucapnya begitu lembut dan senyuman manisnya.
"Kamu beneran enggak apa - apa, di tinggal sendiri di sini?"
"Dia enggak sendiri sayang, aku sudah menempatkan bodyguard dan juga sudah ada asisten yang siap membantu putri kita kapan saja," ucap Adrian membuat dua wanita itu menoleh ke arahnya dengan tatapan tidak suka.
Adrian menelan salivanya susah payah melihat tatapan tajam dan tidak suka dua wanita beda generasi di hadapannya ini. "Sudah, bu. Ibu berangkat sekarang ya, dengan pria brengsek ini!" ucapnya seraya menatap Adrian ketika ia menyebutkan kata brengsek dengan mata melototnya.
"Kamu hati - hati ya, sayang," ucap Erlina seraya mengusap pipi putrinya. Kemudian ia menarik tengkuk Cala agar bisa mencium kening sang putri.
"Kamu enggak mau cium dady?" tanya Adrian menatap putrinya yang baru saja menciumi seluruh wajah mamanya.
Cala tidak menjawab ia hanya menatap sang mama. "Udah, ayo kita berangkat," ucap Elina seraya menatap Adrian, hanya sebentar karena setrlah itu ia melangkah terlebih dahulu meninggalkan Adrian.
"Oh, baby... tunggu," teriak Adrian dan segera menyusul dang istri. Seperti tidak ingat umur, Adrian berlari menghampiri istrinya.
Cala terdiam melihat tingkah Adrian yang menurutnya aneh. Ia juga melihat mamanya memukul Adrian dengan tas ketika Adrian sampai di sampingnya. Namun, setelah itu mamanya diam ketika Adrian merangkulnya.
Sebuah tangan tiba - tiba melingkari pinggang Cala membuat Cala terkejut. "Aku kangen," ucap orang yang memeluk Cala dari belakang tubuhnya tepat di samping telinga Cala.
"Lepasin gua Aaron!" tegas Cala dengan suara dinginnya.
Aaron pun melepaskan pelukannya. Cala langsung melangkahlan kakinya begitu saja tanpa ada pembicaraan lebih jauh. Aaron pun segera berlari mengejar Cala. "Sayang, tunggu!" teriak Aaron membuat Cala langsung menghentikan langkahnya.
Aaron tersenyum kemudian ia pun mempercepat langkahnya dan berhasil berdiri di samping Cala. "Ayo kita pulang," ajak Aaron seraya tersenyum senang.
Beberapa hari ini ia sedang sibuk di kampus selain itu papa Cala memperingati Aaron untuk tidak menemui Cala sementara waktu. Sampai akhirnya tadi pagi ia di telpon oleh papa Cala untuk mengajak Cala jalan - jalan supaya tidak sedih karena hari ini mereka berdua akan berangkat pulang ke Amerika.
"Atau kamu jalan - jalan?" tanya Aaron lagi.
"Jangan panggil gua sayang!" tegas Cala dengan sorot mata tajamnya.
"Kenapa? Kamu kan memang sayangnya aku, dan kamu cuma punya aku," jawab Aaron dengan mudahnya.
"Cowok manja, cupu dan masih mengandalkan orang tua enggak usah sok panggil sayang ke gua. Gua butuh lelaki dewasa seperti dokter Rafik!" tegas Cala kemudian ia melangkahkan kakinya meninggalkan Aaron.
Aaron mengikuti langkah Cala tanpa peduli dengan ucapan Cala. Baginya, Cala adalah miliknya karena Cala wanita yang pertama untuknya. Dunia remajanya yang penuh dengan petualangan cinta semua di mulai dengan Cala. Jadi, apapun perkataan Cala ia tidak akan menyerah. Apalagi Adrian -- papa Cala sudah mempercayainya untuk menjaga Cala.
Cala terus berjalan dan menahan kesal karena Aaron masih mengikutinya. Sampai di luar bandara, Cala mencari taxi untuk membawanya pupang ke rumah. Rasanya ia ingin menyendiri untuk hari ini. Besok ia baru akan memulai bekerja lagi setelah kurang lebih 4 hari ia tidak masuk kerja dengan alasan sakit.
Selama empat hari ini Cala menghabiskan waktu bersama ibunya sebagai kenang - kenangan sebelum ibunya iti berangkat ke Amerika. "Kamu mau ke mana? Biar aku yang antar kamu," ucap Aaron yang sedang menahan pintu mobil taxi yang akan di naiki Cala.
"Menjauh dari gua Aaron!" Marah Cala seraya mendorong kuat tubuh Aaron hingga Aaron menjauh.
Cala segera masuk ke mobil kemudian ia meminta sang supir untuk segera melajukan mobilnya. Sebenarnya ada mobil papanya yang tadi mengantarkannya, tetapi ia malas menggunakannya karena baginya iti bukanlah haknya. Ya, walaupun sekarang ia tinggal di rumah papanya.
"Ah, sial!" kesal Aaron.
Aaron menelpon salah satu bodyguard yang di tugaskan menjaga Cala oleh papanya. Jika bertanya ia mendapatkan nomor handphonenya dari mana, tentu saja dari papanya Cala lewat asisten pribadinya. Semua kendali prlindungan Cala akan di kendalikan oleh Aaron. Adrian benar - benar mempercayai Aaron untuk menjaga Cala.
Aaron memang lelaki lugu dan culun tetapi hal itulah yang membuat Aaron menjadi pria yang pantas menjaga putrinya. Untuk masalah pendamping hidup, Aaron memang bukan kriterianya. Pria yang pantas menjadi pendamping hidup putrinya adalah pria kuat bermental baja mampu mengelolah perusahaan dan juga memiliki ketangkasan bela diri serta memainkan senjata.
Cala putri satu - satunya yang di miliki Adrian. Maka, suaminyalah nanti yang akan membantu Cala mengelolah seluruh bisnis milik Adrian. Tidak mungkin Aaron bisa membantu mengelolahnya, jika Aaron terlalu lemah. Katakanlah ia memanfaatkan Aaron, tetapi ia nanti akan membalasnya karena sudah menjaga putrinya.
Aaron segera menuju mobilnya agar tidak kehilangan jejak Cala. Namun, tetap saja Aaron kehilangan jejak Cala. Ia menelpon bodyguardnya yang menjaga Cala dan menanyakan mereka ada di mana. Setelah itu ia melajukan mobilnya ke arah jalan yang di infokan oleh bodyguard.
Ternyata Cala pulang ke rumah yang sudah di beli oleh papanya itu. Hari ia ingin sendiri tidak ingin di ganggu. Besok ia juga akan kembali bekerja, karena sudah empat hari ia izin dengan alasan sedang sakit. Empat hari ini ia selalu bersama mamanya sebelum mereka berpisah untuk waktu yang belum tahu sampai kapan. Penyembuhan mamanya bisa lama bisa juga cepat, yang terpenting mamanya bisa sembuh dan mereka bisa kembali bersama.
Sampai di rumah, Cala langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan memejamkan matanya. Ia tidak mengganti pakaiannya, hanya langsung pergi tidur saja. Aaron sudah sampai di rumah yang di tempati Cala. Ia masuk dan bertemu asisten rumah tangga. Bertanya pada mereka di mana Cala. Setelah mendapatkan jawaban, ia pun langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Cala.
Beruntungnya ia karena Cala tidak mengunci kamarnya. Perlahan ia masuk ke kamar Cala, ia memasukkan kepalanya terlebih dahulu untuk mengecek ke adaan di kamar. Ternyata Cala sedang tertidur, ia pun langsung masuk ke dalam dan menutup pintunya pelan - pelan. Berjalan dengan langkah pelan menuju tempat tidur. Ia perlahan naik ke atas tempat tidur membawa Cala ke dalam pelukannya dan ia pun ikut tidur seraya memeluk Cala. Cala sebenarnya terbangun, tetapi karena Aaron bersikapa hati -hati ia pun berpura -pura tidur. Perlahan, mereka berdua larut dalam tidur mereka menuju dunia mimpi.
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...