Aaron melepaskan helmtnya dan juga maskernya. "Lo!" marah Cala saat melihat pria di hadapannya.
"Mau apa lo, ke sini! Ini bukan zona lo!" marah Cala yang sudah memberi jarak pada Aaron.
Aaron mendekat dan tanpa basa basi ia langsung mengangkat tubuh Cala seperti karung beras. "Turunin gua!" teriak Cala kesal.
"Radex! tolongin gua!" teriak Cala sambil menggerak-gerakkan kakinya.
Sungguh, ia benar-benar tidak percaya jika Aaron yang hampir satu bulan ini ia kenal bisa seperti ini. Remon dan semua orang yang menyaksikan kejadian di situ dibuat terdiam.
Radex yang sedang tidak berada di sekitarnya tidak mampu menahan Aaron yang membawa Cala yang terus meronta. Aaron terus berjalan tanpa peduli beberapa orang menatapnya. Dress yang di pakai sedikit pendek hingga dengan posisi gendongan Aaron sekarang membut dalam Cala terlihat. Aaron memukul pantat Cala supaya ia diam tidak bergerak.
"Aaron sialan! Turunin gua!" teriak Cala masih tidak mau diam. Padahal Aaron sudah memperingatinya untuk diam.
"Gak akan gua turunin!" tegas Aaron.
Tiba-tiba Remon berdiri di hadapan Aaron untuk menghentikannya. "Lo mau bawa kemana ini cewek?" tanya Remon dengan raut wajah tidak suka.
"Tutup mata lo!" pekik Aaron.
Remon yang tadinya fokus dengan wajah Aaron kini menatap ke arah rok Cala. "Mata, woi!" teriak Aaron.
Remon langsung menatap ke arah Aaron. "Lo mau bawa kemana ini cewek dan siapa dia?" tanya Remon.
"Dia calon istri gua!"
"Hah!" Remon terkejut, apa ini? Calon istri? Sejak kapan?
"Minggir, gua harus bawa dia ke hotel sebelum dia tambah sakit!" kesal Aaron dan ia langsung mendorong tubuh Remon untuk bergeser supaya ia bisa lewat.
"Aaron sialan! Turunin gua!" teriak Cala masih terus meronta.
Aaron tidak peduli, ia terus membawa Cala berjalan ke arah hotel yang tidak jauh dari club malam itu. Sekitar lima menit akhirnya ia sampai di depan resepsionis.
"Satu kamar, untuk satu malam," ucap Aaron yang sudah menurunkan Cala. Ia memegang erat pergelangan tangan Cala supaya tidak kabur.
"Lu, mau apain nih cewek?" tanya Remon yang kembali menghadang langkah Aaron yang akan menuju lift.
"Ini urusan gua! Lebih baik lo kumpul sama temen-temen lo!"
"Aaron! Sejak kapan lo punya calon! Dia ini jalang!" teriak Remon marah.
Cala menghentikan pemeberontakannya untuk melepaskan tangan Aaron ketika genggaman Aron semakin kuat. Cala melihat wajah Aaron mengeras kemudian satu tanganya yang lain terkepal kuat.
Cala begitu terkejut dengan perubahan raut wajah Aaron yang sedang marah. Baru kali ini ia melihat wajah Aaron yang sepertinya begitu marah.
Bugh
Satu pukulan mendarat telak di wajah tampan Remon membuat Cala membulatkan matanya. Cala segera tersadar dari rasa terkejutnya dan ia menahan tangan Aaron yang sudah siap akan melayangkan kembali pukulan di wajah Remon.
"Berhenti!" tegas Cala yang memeluk erat satu tangan Aaron.
Aaron langsung menatap Cala yang memejamkan matanya erat. Dia pun dengan kasar melepaskan cengkaraman di kaos Remon. Ia melepaskan pelukan Cala di tangannya kemudian ia mengusap pipi Cala. "Jangan takut," ucap Aaron dengan suara lembut.
Cala membuka matanya dan melihat raut wajah Aaron yang begitu tenang. Aaron tersenyum sambil membelai pipi Cala yang masih terasa hangat. "Lebih baik, kamu ke kamar. Kamu butuh istirahat," ucap Aaron begitu lembut.
Aaron menarik lembut tangan Cala agar ikut berdiri dengannya. Ia kemudian merangkul pinggang Cala dan menatap ke arah Remon yang masih tertidur di lantai dengan sudut bibirnya yang berdarah.
"Jangan pernah lo sebut calon istri gua dengan kata kotor lo itu!" tegas Aaron memperingati.
"Cih!" Remon berdecih sambil mengusap darah di sudut bibirnya. "Gak nyangka, selera lo murahan!" cibir Remon.
Aaron kembali menatap marah pada Remon dan ia sudah melepaskan pelukannya di pinggang Cala untuk menghajar mulut lucknut Remon. "Kita ke kamar!" ucap Cala cepat sambil meraih tangan Aaron untuk kembali memeluk pinggangnya.
Aaron menatap Cala dengan pandangan tidak terbaca. "Ke kamar. Kita ke kamar, hum," ucap Cala dengan lembut.
Aaron tersenyum dan mengangguk kemudian ia menatap Remon yang memandangnya dengan tatapan mencemooh. "Thank's untuk malam ini. Tapi gua ingatkan sekali lagi. Jangan lo sebut calon istri gua dengan sebutan kotor lo itu!" tegas Aaron kemudian ia langsung membawa Cala pergi dari sana.
Aaron dan Cala sudah masuk ke dalam lift. Remon mengepalkan tangannya menatap lift yang sudah tertutup itu. "Gua gak akan biarin temen gua rusak hanya karena jalang murahan seperti lo!" tegasnya seraya mengepalkan tangannya erat. Remon pun melangkah pergi dari hotel dan ia memilih untuk kembali ke teman-temannya.
***
Kini Cala dan Aaron sudah sampai di kamar hotel. "Kamu sekarang istirahat, ya. Supaya demam kamu cepat turun," ucap Aaro begitu lembut.
"Apa mau, lo?" tanya Cala sambil mendorong tubuh Aaron untuk menjauh.
"Mau aku?" tanya Aaron menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, apa mau lo sebenernya? Kenapa lo ganggu hidup gua, hah!" marah Cala.
"Aku mau kamu sembuh. Aku gak mau kamu sakit,"
Cala menggelengkan kepalanya tidak percaya atas sikap Aaron. Dua minggu ia merasa tenang tanpa kehadiran Aaron. Baru tadi pagi ia berkomunikasi dengan Aaron, tapi malam ini tiba-tiba saja Aaron muncul dengan penampilan dan sikap berbeda.
Tanpa berkata Cala berjalan ke arah pintu untuk segera ke luar dari hotel. "Mau ke mana kamu?" tanya Aaron yang kini memegang pergelangan tangan Cala.
"Lepas!" kesal Cala sambil menggerakkan tangannya untuk melepaskan tangan Aaron.
"Aku bilang istirahat!" tegas Aaron.
"Lo tuh kenapa, sih! Aneh tahu gak, lo!" maki Cala.
"Kenapa, bukannya kamu suka dengan lelaki seperti ini?"
"Sejak kapan gua suka lelaki seperti lo!" kesalnya.
"Kak Rafik juga seperti ini. Buktinya tadi siang kamu menuruti ucapan kak Rafik!" ucap Aaron yang sedikit meninggikan suaranya.
Cala tersenyum remeh dan memutar malas bola matanya. "Lo pikir, gua suka dengan Rafik?" tanyanya.
"Kalau kamu gak suka, kenapa kamu turutin apa mau kak Rafik?" tanya Aaron marah.
"Gua gak nuru--"
"Kamu nurutin dia!" potong Aaron cepat. "Kamu selalu nurutin apa yang dia mau! Aku gak suka lihatnya!" marahnya.
"Terserah, lo suka atau gak suka, itu hak lo! Gak ada urusannya sama gua!" tegas Cala.
"Aku suka kamu!" teriak Aaron.
Cala memutar malas bola matanya mendengar ucapan Aaron. "Lo cuma ngehabis-habisin waktu lo untuk suka sama gua. Jadi, sebelim lo akhirnya cinta sama gua, lebih baik lo kubur dalam-dalam rasa sayang lo itu. Karena lo bukan tipe gua!" tegas Cala dengan tatapan tajamnya.
Aaron tiba-tiba saja mendorong tubuh Cala hingga menghimpit dinding. "Apa aku harus menidurimu, supaya kamu menerimaku?" tanya Aaron dengan tatapan tegasnya.
Cala tersenyum miring, "lakukan saja, jika lo, bisa!" ucap Cala dengan nada menantang.
Aaron segera meraup bibir Cala dengan rakus. Cala hanya tersenyum miring merasakan pagutan Aaron yang masih sangat kaku. Ia hanya diam tanpa membalas perlakuan Aaron.
Ia ingin melihat, sampai batas mana Aaron akan melakukannya karena ia tahu Aaron tidak akan berani melakukannya.
Cut...
Dudududu..Area tegang, eh, malah di cut. 🤣🤣🤣
Sabar ya guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...