Kini mereka sudah sampai di rumah yang di tempati Cala. Aaron segera turun kemudian berlari ke pintu samping. Ia pun menggendong Cala untuk masuk ke rumah, bodyguard pun dengan sigap membukakan pintu rumah dan juga pintu kamar Cala. Cala yang setengah sadar sedikit membuka matanya dan tangannya kini mengalung ke leher Aaron.
"Akhirnya kamu datang juga," ucap Cala seraya tersenyum.
Cala pun menarik leher Aaron supaya semakin dekat. Jarak wajah mereka begitu dekat, dan Cala pun menyatukan bibir mereka. Cala mulai memagut bibir Aaron yang masih diam saja. Namun Aaron tidak bisa menahannya lagi, ia sudah lama tidak menyentuh Cala dan akhirnya ia pun membalas ciuman Cala.
Aaron benar - benar tidak bisa menghentikan gairahnya lagi. Belum lagi desahan Cala yang begitu seksi membuat dirinya ingin lebih lagi. Cala pun selalu memanggil nama Aaron di setiap desahannya. Malam itu, akhirnya menjadi malam panas untuk mereka setelah sekian lamanya.
Pagi pun tiba, Cala membuka matanya secara perlahan dan ia merasakan tubuhnya yang sangat kelelahan. "Kenapa aku lelah sekali?" tanyanya entah pada siapa.
Ia pun mendudukkan tubuhnya, sesuatu yang melingkar di perutnya membuat dirinya terkejut. Cala pun langsung menatap ke sampingnya. Bola matanya membesar seketika ketika melihat wajah Aaron yang masih tertidur dengan nyamannya.
Cala masih terdiam dengan mulut terbukanya. Ia pikir semalam ia hanya bermimpi melihat Aaron dan bermain dengan Aaron. Tapi ternyata pagi ini Aaron sedang berada di sampingnya. Ia tidak menyangka kalau Aaron nyata adanya.
Aaron terlihat bergerak membuat Cala buru–buru kembali menidurkan tubuhnya. Ia berpura–pura masih tidur ketika merasa Aaron sudah membuka matanya. Aaron mengerjapkan matanya dan menatap Cala seraya tersenyum karena ia masih melihat Cala tertidur di sampingnya. Ia mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Cala. "Selamat pagi my sunshine," ucapnya begitu lembut.
Cala berusaha tidak terusik dengan Aaron, ia masih ingin Aaron di sampingnya. Jika ia membuka matanya, ia harus bisa bersikap tegas dengan Aaron. Aaron berhak mendapatkan wanita baik dari dirinya, ia hanya wanita malam yang menjual tubuhnya pada lelaki butuh kehangatan lebih. Tanpa terasa air mata mulai menetes dari sudut matanya.
Aaron yang menyadari Cala menangis pun langsung mengusap air matanya. "Apa kamu bermimpi buruk?" tanyanya setelah mengusap air matanya.
Aaron merapatkan tubuhnya ke tubuh Cala dan memeluknya erat. Ia juga mengecup bagian samping kening Cala. "Aku di sampingmu, jangan menangis," ucap Aaron dengan nada suara lembutnya. Cala hanya terdiam saja di pelukan Aaron, walau air mata masih saja mengalir dari sudut matanya.
Waktu berlalu, Cala membuka matanya dan ia langsung melihat kesamping. Aaron sudah tidak ada di sampingnya lagi. Ia menghembuskan napasnya lelah kemudian mendudukkan tubuhnya. Ia kemudian turun dari tempat tidur seraya membalutkan selimut ke tubuhnya yang polos.
Ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Membuka pintu kamar mandi dengan lunglai. "Cala!" pekik Aaron ketika pintu kamar mandi terbuka.
Cala langsung menatap Aaron yang sedang mandi di bawah guyuran shower. Matanya membelalak lebar menatap Aaron yang ternyata belum pergi sama sekali. Cala kembali meneteskan air matanya karena merasa terharu melihat Aaron yang masih ada di rumahnya. Ia pikir Aaron sudah pergi tanpa mengatakan apapun padanya.
Aaron yang melihat Cala kembali menangis pun langsung mematikan showernya dan memakai handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Ia berdiri di depan Cala dan menangkup pipi Cala. "Hei kenapa menangis?" tanya Aaron dengan raut wajah kahwatirnya.
Cala yang berusaha menahan tangisannya pun akhirnya pecah juga. Melihat raut wajah kahwatir Aaron membuat ia tidak bisa menahan rasa sakit dan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.
Aaroon membaawa Cala kedalam pelukannya, ia menepuk–nepuk pungung Cala seraya terus membisikkan jika ia ada di samping Cala, jadi jangan menangis lagi. Perlahan tangisan Cala pun meredah, Aaron pun memegang lengan bagian atas Cala dan menjauhkan tubuh mereka supaya ia bisa melihat wajah Cala.
Kedua tangan Aaron terangkat dan memegangi ke dua pipi Cala. Ia mengusap air mata yang membasahi wajah Cala dengan ibu jarinya. "Jangan menangis, hum ... " ucap Aaron dengan suara lembut dan meneduhkan.
Cala menatap manik mata Aaron membuat sang empunya kini terdiam memandangi manik mata Cala juga. "Pergilah, jangan dekati aku lagi! Jauhi aku!" ucap Cala dan ia kembali meneteskan air matanya. Nada suaranya terdengar parau dan juga terdengar sedih. Apalagi air mata yang turun dari pelupuk matanya.
Cala membalikkan tubuhnya supaya tidak menatap Aaron, tetapi dengan cepat Aaron melingkarkan tangannya ke pinggang Cala. "Jangan menyuruhku pergi lagi, Cala. Aku enggak bias jauh dari kamu. Aku berusaha untuk tidak mendekati kamu dan segera menyelesaikan kuliahku, tapi semua itu tidak bisa membuatku melupakanmu. Tolong, jangan usir aku lagi," pinta Aaron, dagunya pun sudah ia sandarkan di bahu Cala.
"Aku wanita hina, seorang pela***. Aku tidak pantas bersanding dengan pria baik dan dari keluarga yang baik pula. Aku tidak mau merusakmu Aar ... pergilah. Kamu berhak mendapatkan wanita yang setara dengamu," ucap Cala yang kembali menangis.
Hatinya terlalu sakit mengatakn hal ini, tetapi ia harus bisa terima karena memang ia sama sekali tidak pantas bersanding dengan Aaron. Aaron membalikkan tubuh Cala supaya ia bisa menatap mata Cala. Cala hanya menundukkan kepalanya karena tidak mampu untuk menatap Aaron.
Kedua tangan Aaron kini menangkup pipi Cala kemudian mengangkat wajah Cala supaya mata mereka bisa saling bertemu. "Katakan dengan jelas dan tatap mataku jika kamu memang serius ingin aku pergi darimu," ucap Aaron yang juga sudah mulai menangis. Matanya sudah memerah menahan tangisan yang kapan saja air mata itu siap terjun dari pelupuk matanya.
"Pergilah dan jangan temui aku lagi. Menikahlah dengan wanita yang pantas bersamamu," ucap Cala seraya menatap Aaron.
Setelah mengatakan hal itu, Cala mendorong tubuh Aaron. "Bersihkan tubuhmu. Setelah itu pergilah dan jangan pernah datiag kembali. Anggaplah kejadian semalam hanya sebuah mimpi saja. Tidak ada yang terjadi sama sekali di antara kita" ucap Cala yang memunggungi Aaron.
Setelah mengatakan hal itu, Cala berjalan ke arah lemari pakaian untuk mengambil pakaiannya. Tidak lupa, ia juga mengambilkan pakaian untuk Aaron yang masih ada di lemarinya. "Gunakan pakaian itu, jika kamu sudah selesai membersihkan tubuhmu," ucap Cala tanpa menatap ke arah Aaron.
Selesai ia memakai pakaiannya, ia pun keluar kamar membiarkan Aaron yang masih terdiam saja di pintu kamar mandi.
"Jika memang itu maumu, akan aku turuti," ucap Aaron seraya menatap pintu kamar yang baru saja tertutup setelah Cala keluar dari kamarnya.
Ia berat melepaskan Cala begitu saja, Cala memberikan dunia baru untuknya. Baginya dunia yang Cala berikan itu adalah dunia yang sangat membahagiakan. Ia belum pernah mendapatkan pengalaman seperti itu. Kegiatannya hanya belajar dan belajar. Memiliki teman dekat saja hanya Remon, tetapi Remon pun sudah tidak begitu dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My He❤rt
RomanceWARNING 21+ HARAP MENJAUH YG BELUM CUKUP UMUR, KALAU MASIH MAU BACA JANGAN DI RESAPI. "Sentuh tubuhku sepuasmu, tapi jangan harap kamu bisa memiliki hatiku. Karena hatiku adalah milikku!" Cala Afia. "Aku akan membuat hatimu untukku!" Aaron Ivander ...